Alze adalah seorang seorang suami yang berprofesi sebagai pemanen sawit, ia bekerja demi kebutuhan sang istri, karena istrinya bergaya elit, karena istrinya adalah wanita sosialita, jadi uang yang ia cari habis untuk kebutuhan gaya elit sang istri.
Tapi balasan apa yang ia dapat? Istrinya malah selingkuh dan mendapatkan pria lain yang lebih kaya dengan terang-terangan meminta cerai di depan Alze yang baru saja pulang bekerja.
Alze frustasi, dan ia pun duduk termenung di depan rumahnya, siapa sangka tengah malam, ada cahaya menghampiri dan ia pun mendapatkan sistem.
Sistem itu menawarkan misi dan hadiahnya ada di pikiran Alze, apa yang di hayalkan Alze dan mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
...⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️...
...Happy Reading...
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
"Berapa uang nafkah yang di berikan suami Anda?" tanya Alze, sambil memperhatikan suami itu yang diam dan tidak berkomentar. Ia ingin tahu lebih lanjut tentang masalah keuangan mereka.
"50 ribu sehari, sementara 50 ribu itu semuanya di sana, beras, lauk, sabun, jajan anak, dan lain-lain. Baju pun saya tak pernah beli," jawab Ibu itu, sambil menahan tangisnya. Ia terlihat sangat kesal dan frustrasi dengan keadaan mereka.
Alze mengangguk, sambil memperhatikan pasangan suami-istri itu dengan seksama. Ia tidak bisa memahami mengapa suami itu tidak memberikan uang nafkah yang cukup untuk keluarganya. "Apa Anda tidak tahu bahwa 50 ribu sehari tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga?" tanya Alze, sambil menatap suami itu dengan mata yang penuh pertanyaan.
Suami itu tidak menjawab, tapi ia terlihat tidak nyaman dengan pertanyaan Alze.
"Tapi itu sudah cukup buat makan sehari," ucap suami itu tak mau kalah.
Mandor Jio menggeleng kepala, sambil menatap suami itu dengan mata yang penuh kekecewaan. "Anda benar-benar keterlaluan, 50 ribu cukup apa? Roko sama kopi kamu aja kurang, ini lagi buat makan sehari. Benar-benar nggak tanggung jawab kamu!" ucap Mandor Jio terlihat kesal, sambil mengangkat tangan ke atas.
"Apa urusan kalian! Ku panggil ketua RT kalau berani ikut campur ya!" ancam pria itu, sambil menatap Alze dan Mandor Jio dengan mata yang penuh kemarahan.
"Wah bagus juga tuh panggil pak RT," kata Mandor Jio, sambil tersenyum sinis. Ia tidak takut dengan ancaman pria itu, dan ia yakin bahwa kebenaran ada di pihaknya.
"Kamu... kalau tidak sanggup ngasih nafkah anak orang, kenapa kamu menikahinya, 50 ribu itu cukup apa, begini saja, mulai sekarang kamu yang belanja kebutuhan hidup, bagaimana rasanya semua kebutuhan 50 ribu perhari," kata Alze lagi, sambil menatap suami itu dengan mata yang penuh pertanyaan.
Suami itu tidak bisa menjawab, tapi istrinya yang berbicara. "Iya, aku nggak apa-apa kerja, kamu di rumah saja dan ku nafkahi 50 ribu 1 hari," kata ibu itu, sambil menatap suami itu dengan mata yang penuh kekecewaan.
Alze dan Mandor Jio memperhatikan pasangan suami-istri itu dengan seksama, sambil menunggu reaksi selanjutnya.
"Masa nggak cukup sih yang 50 ribu itu," ucap suaminya itu masih ngotot, sambil menatap istrinya dengan mata yang penuh kemarahan. Ia tidak ingin mengakui bahwa ia tidak sanggup memberikan nafkah yang cukup untuk keluarganya.
Seorang warga yang melihat kejadian itu pun ikut gabung, sambil menatap pasangan suami-istri itu dengan mata yang penuh penasaran. "Ada apa?" tanya bapak itu, sambil memperhatikan Alze dan Mandor Jio yang berdiri di samping pasangan suami-istri itu.
"Nih, mereka bertengkar gara-gara suaminya itu memberi nafkah 50 ribu sehari," jawab Alze, sambil menatap suami itu dengan mata yang penuh kekecewaan.
"Hey diam kamu!" teriak suaminya marah, sambil menatap Alze dengan mata yang penuh kemarahan. Ia tidak ingin orang lain tahu tentang masalahnya.
"Gila! 50 ribu sehari dengan barang mahal sekarang, pembantu aja gajinya mahal, kamu bahkan anggap istri mu ini lebih rendah dari pembantu," ucap bapak itu memaki suami itu marah, sambil menatap suami itu dengan mata yang penuh kemarahan.
Suami itu terdiam karena terkejut dengan ucapan bapak itu.
Istrinya yang melihat reaksi bapak itu pun merasa lega, sambil menatap suaminya dengan mata yang penuh kekecewaan. "Kamu harusnya tahu diri, kamu tidak sanggup memberikan nafkah yang cukup, maka aku yang akan bekerja untuk mencari nafkah," ucap istrinya, sambil menatap suaminya dengan mata yang penuh ketegasan.
...🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️...