NovelToon NovelToon
One Night Stand

One Night Stand

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Fatzra

Aruna terjebak ONS dengan seorang CEO bernama Julian. mereka tidak saling mengenal, tapi memiliki rasa nyaman yang tidak bisa di jelaskan. setelah lima tahun mereka secara tidak sengaja dipertemukan kembali oleh takdir. ternyata wanita itu sudah memiliki anak. Namun pria itu justru penasaran dan mengira anak tersebut adalah anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fatzra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Julian melihat Celine sudah masuk ke dalam hotel. Ia melangkahkan kakinya keluar, menunggu wanita itu di depan kamarnya. Setelah beberapa saat, pintu lift terbuka wanita itu muncul dari sana.

Celine terkejut melihat Julian sudah ada di sana. Ia menatapnya malas, lalu meraih gagang pintu. Namun, pria itu menghentikannya dengan memegangi lengan tangannya.

"Dari mana kau?" tanya Julian menatap wanita itu penuh curiga.

Celine menatap Julian dengan wajah datar. "Bukankah kau sendiri yang bilang urusi saja urusanku, lalu kenapa sekarang kau mencampuri urusanku?" tanyanya dengan ketus.

Julian menatapnya dengan serius dan penuh curiga. "Jadi sekarang kau sudah berani kepadaku, di mana sikap manis yang selama ini kau tunjukkan kepadaku? Kau sangat pandai bersandiwara!" desisnya di akhir kalimat.

Celine terkekeh. "Sikap manis yang tidak pernah berbalas, untuk apa aku melakukannya lagi?" tanya Celine seraya menatap tajam ke arah pria itu.

"Apakah sikap aslimu mulai terlihat? aku sangat terkejut jika iya," ucap Julian dengan sorot mata tajam dingin, lalu tersenyum sinis ke arah wanita itu.

Celine tidak menghiraukan ucapan tunangannya itu, ia menarik kenop pintu dan masuk ke dalam. Entah kenapa ia merasa ketakutan melihat sikap Julian yang seperti itu.

Julian menyusul Celine masuk ke kamarnya. Ia menarik lengan wanita itu sehingga menghadap ke arahnya. "Apa tujuanmu selama ini mendekati keluarga Maverick? "

Celine melirik ke samping lalu menatap pria itu. "Aku tidak mempunyai tujuan. Namun, ayahmu memaksaku untuk menikah denganmu."

Julian mengeratkan cengkraman di lengan Celine, menyeringai menatap tajam ke arah wanita itu. "Kenapa kau mau, kalau kau tidak menginginkannya?" tanyanya dengan napas memburu penuh amarah.

Celine menatap ke sembarang arah menghindari kontak mata dengan pria itu. Ia tidak tahu kenapa tiba-tiba Julian menanyakan hal itu, padahal selama ini ia tidak pernah mengungkit apapun yang telah terjadi di antara mereka.

Tangan Julian sudah berada diantara rahang Celine, menolehkannya ke depan agar sejajar dengan pandangannya. "Kau tidak tahu sedang berurusan dengan siapa? "

Wajah Celine memucat ia menelan salivanya kasar. "Kenapa kau terus menanyakan hal yang tidak penting?"

Julian terkekeh lalu menyeringai. "Karena aku tidak mau tertipu dengan wanita manipulatif sepertimu!" desisnya.

Wanita itu membelalakkan matanya, ia tidak tahu apa yang sudah terjadi, kenapa Julian bisa mengatakan itu. iya memandangi pria itu penuh waspada.

"Kenapa, kau terkejut?" pria itu menyeringai menatap sinis ke arah Celine.

"Aku tidak terkejut, hanya tidak menyangka saja kau menuduhku seperti itu," ucap Celine beralasan.

Julian melipat tangan ke dada, lalu memalingkan pandangannya sebuah jendela. "Aku ingin, Kau kembali ke rumah. Biar aku yang urus tiket pesawat untukmu."

Celine mendekati pria itu lalu membalikkan badannya. "kenapa kau terburu-buru, jadi benar di sini ada penggantiku?"

Pria itu mencondongkan badannya lebih dekat dengan Celine, ia menatap tajam ke arah wanita itu. "Kau pikir, kau ini siapa? wanita sepertimu tidak pantas menjadi pendamping hidupku." Julian kembali ke kamarnya tanpa memperdulikan wanita itu.

Celine berdecak kesal lalu membanting tubuhnya di atas kasur. Ia semakin yakin kalau Julian dan Aruna mempunyai hubungan. Wanita itu akan berusaha mencari tahu.

"Aku tidak tahu apa hubungan kalian tapi kalau terbukti kalian main di belakangku Aku tidak akan tinggal diam!" desis Celine, lalu menyeringai memandangi langit-langit kamar.

Julian masuk ke dalam kamar menutup pintu dengan keras. Ia mengusap wajahnya frustasi, lalu duduk di kursi. Pikirannya sangat kacau, rasanya ingin sekali membongkar semuanya di depan Celine. Namun, sayangnya ia belum memiliki bukti yang kuat. Entah berapa lama lagi ia akan menunggu momen itu. Ia akan merasa sangat puas kalau berhasil membongkar rahasia wanita itu.

Dengan wajah yang lesu pria itu berdiri di depan jendela, hatinya merasakan kerinduan kepada Raven dan Aruna. Tapi bertemu mereka saat ini rasanya tidak mungkin, ia mengenal nafas panjang, lalu kembali duduk. "Aruna, sampai kapan kau akan terus membenciku. Apakah aku pernah melakukan kesalahan fatal dalam hidupmu? mungkinkah malam itu aku melakukan sesuatu kepadamu? maafkan Aku," ucap Julian seraya menatap kosong ke depan.

Langkah berat Julian menuju tempat tidurnya, entah kenapa ia merasa sangat merindukan Raven tidak seperti biasanya. Mungkinkah karena hari ini mereka belum bertemu? ia pun sempat heran dengan perasaannya.

"Raven benci ayah!"

Julian meneteskan air matanya memegangi lengan anak itu lalu berlutut di hadapannya, "Maafkan ayah karena sudah mengabaikanmu begitu lama,"

"Raven sangat benci ayah. "

Pria itu menggelengkan kepalanya. "Tidak jangan benci aku seperti itu, aku memang salah. Maafkan aku!" ia semakin terisak. Hatinya terasa sesak mendengar anak itu sangat membencinya.

Dari luar kamar Vincent mendengar teriakan Julian, dengan panik ia mengetuk pintu beberapa kali. Namun, tidak ada jawaban dari dalam. Terpaksa ia mendobrak pintu itu, setelah berhasil masuk, ia melihat Julian menutup matanya. Pria itu semakin khawatir lalu berlari mendekat. "Tuan apa yang terjadi?" tanyanya seraya menggoyangkan tubuh pria itu.

Ternyata badannya terasa panas. Vincent masih membangunkannya. Perlahan Julian membuka matanya. "Vincent apakah aku layak dibenci, kenapa Raven sangat membenciku? Apakah tadi mereka ke sini? aku mendengar ucapan Raven, dia bilang sangat membenciku, "ucap Julian dengan nada lemas dan mata sayu.

"Tidak, Tuan. Kau pasti sedang bermimpi. badanmu sangat panas. Ayo aku antarkan ke rumah sakit," Vincent membantu Julian berdiri. Pria itu hanya menurut saja karena padanya terasa lemah.

Vincent langsung membawa Julian keluar membawa masuk ke mobil. iya segera tancap gas perlahan. Perjalanan ke rumah sakit kurang lebih 20 menitan, sesekali ia menengok ke arah belakang, pria itu masih memejamkan matanya. "sebenarnya apa yang terjadi kenapa Tuan sampai bisa sakit seperti ini? "

setelah sampai di rumah sakit, Vincent membawanya ke ruang UGD agar segera diperiksa oleh dokter. Ia menunggu di luar ruangan seraya mondar-mandir khawatir takut terjadi sesuatu pada majikannya itu.

Dokter keluar dari ruang UGD menemui Vincent. "Anda saudara dari pasien yang bernama Julian? "

Vincent mengangguk cepat, "Apa yang terjadi dengan nya dok?"

Dokter pria itu tersenyum, "Tidak perlu khawatir, dia hanya mengalami demam tinggi, setelah ini bisa langsung dipindahkan ke ruang rawat. Pastikan Setelah dia bangun langsung meminum obat yang sudah saya sediakan, ya,"

Vincent menghembuskan nafas lega. "Baik, dok terima kasih,"

Dokter itu hanya mengangguk seraya tersenyum, lalu meninggalkan ruang UGD. Tidak lama kemudian suster mendorong bed pasien untuk membawa Julian pindah ke kamar rawat. Pria itu masih terpejam dengan lemah. Vincent mengikuti langkah suster itu.

"Apakah, Tuan terlalu memikirkan Aruna dan raven? sampai sakit seperti ini, bahkan mengingkau tentang mereka mungkin karena hari ini mereka tidak bertemu sama sekali. Tuan pasti sangat merindukan mereka," gumam pria itu menatap Julian dengan perasaan sedih.

Akhirnya suster mengantar Julian ke kamar VIP di lantai 3. Mereka langsung pergi meninggalkan kamar itu, Vincent duduk di samping ranjang Julian. "Apakah aku harus membawa Aruna dan Raven ke sini, agar Tuan bisa segera sembuh," ucapnya kepada Julian yang masih terbaring lemah.

Vincent ingin membeli air mineral dan beberapa buah-buahan untuk nanti kalau Julian sudah sadar. Saat ia melewati lobi rumah sakit tidak sengaja netranya melihat seorang wanita yang sangat mirip dengan Aruna, tengah berlari menuju ruang UGD. Diam-diam ia mengikuti wanita itu dengan jarak yang lumayan jauh supaya tidak ketahuan. Setelah sampai ia bersembunyi di belakang banner rumah sakit itu mengintipnya dari sana.

"Itu benar-benar Aruna lalu siapa yang ada di dalam UGD? " tanyanya penasaran.

Seorang dokter keluar dari ruang UGD tersebut, Vincent mendekat untuk mendengar percakapan mereka. Namun, ia masih belum mendengarnya juga, lalu ia menggeser tubuhnya lebih dekat lagi dengan mereka. masih dengan banner untuk menutupi tubuhnya.

"Sepertinya penyakit anak Anda sudah sangat parah dan harus segera dioperasi," ucap dokter itu dengan wajah serius.

1
Fatzra
Halo semuanya, terima kasih yang sudah membaca cerita ini. jangan lupa follow + like+ komen, ya. biar Author semangat updatenya 🥰
Terima kasih.
Ritsu-4
Datang ke platform ini cuma buat satu cerita, tapi ternyata ketemu harta karun!
Sterling
Asik banget bisa nemuin karya yang apik seperti ini.
Murasaki Kuhouin
Jauh melebihi harapanku.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!