NovelToon NovelToon
Bukan Sekolah Biasa

Bukan Sekolah Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Sci-Fi / Misteri / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Light Novel
Popularitas:976
Nilai: 5
Nama Author: Vian Nara

Sandy Sandoro, murid pindahan dari SMA Berlian, di paksa masuk ke SMA Sayap Hitam—karena kemampuan anehnya dalam melihat masa depan dan selalu akurat.

Sayap Hitam adalah sekolah buangan yang di cap terburuk dan penuh keanehan. Tapi di balik reputasinya, Sandy menemukan kenyataan yang jauh lebih absurb : murid-murid dengan bakat serta kemampuan aneh, rahasia yang tak bisa dijelaskan, dan suasana yang perlahan mengubah hidupnya.

Ditengah tawa, konflik, dan kehangatan persahabatan yang tak biasa, Sandy terseret dalam misteri yang menyelimuti sekolah ini—misteri yang bisa mengubah masa lalu dan masa depan.

SMA Sayap Hitam bukan tempat biasa. Dan Sandy bukan sekedar murid biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vian Nara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15 : The Bear

Pertarungan semakin memanas. Empat kontestan termasuk Bagas sudah banyak kehilangan tenaganya.

Sorakan penonton semakin menggelegar di dalam ruangan yang luas. Sampah-sampah bekas minuman dan makanan pun turut memenuhi ruangan.

"Tidak bisa di percaya! Kontestan kita pada malam hari ini semuanya sangat tangguh! Mereka sama sekali belum ada yang tumbang!" Seru MC.

"Tinggal sebentar lagi. Pertarungan sebenarnya akan segera di mulai. Bersiaplah kau!" Bos The Bear menoleh ke arah tempat satu lagi sosok anggota O3PMI berdiri.

"Baiklah." Jawab Seorang gadis.

"Nara lama sekali." Kataku yang lama menunggu.

"Mungkin saja dia sedang mengejar B atau semacamnya." Tanggap Bora.

"Tapi mungkin kau benar juga, Bora. Sedari Nara pergi, salah satu anggota O3PMI juga ikut tidak terlihat." Aku menunjuk ke arah tempat menonton VIP.

"Kalau begitu dia dalam bahaya." Aku mulai sedikit khawatir.

"Tenang saja. Nara itu memiliki banyak sekali rencana. Ketika melihat masalah, dia sudah memikirkan dua sampai tiga langkah kedepan." Bora menenangkan diriku.

WUSSHH!

Perisai angin milik Hyon membuat Bagas hampir terbang bebas. Begitu juga Rack. Johson yang memiliki kemampuan mengendalikan tanah bisa bertahan karena pegangan batu yang telah dia buat.

TING!

TING!

Dua pedang kecil kembar milik Rack terpental dan menancap ke tanah saat dia melemparkan senjatanya ke arah Hyon.

"Sial! Perisai anginnya terlalu merepotkan!" Rack mengelap keringat yang membasahi wajahnya.

"Kalau begini terus aku akan kalah! Kesempatanku menyelamatkan Lala akan gagal di sini!" Bagas mengeluh.

WUSH!

WUSH! Bola-bola angin kembali menyerbu.

"Bola anginku tidak akan sekuat yang pertama sekarang!" Johson berseru.

BUK!

Tangan batunya menghantam lantai kemudian muncul bebatuan tinggi yang melindungi Johson.

BUK!

Tanah kembali di hentakan oleh Johson. Bukan untuk memunculkan kembali bebatuan secara acak.

WUP!

Tiba-tiba perisai angin Hyon menghilang. Hyon telah di gempit dengan sangat keras oleh batu-batu yang di buat Johson, dan muncul secara mengejutkan tepat di bawah tempat Hyon terbang. Hentakan tanah kedua tersebut ternyata untuk hal ini.

"Bajingan!" Hyon berteriak.

Tidak berselang lama–Johson melompat lalu menerjang ke arah Hyon.

BUK!

Pukulan dari tangan batu Johson membuat Hyon terjun bebas dengan sangat cepat.

"Aku belum selesai!" Johson berseru keras.

BUK!

Hyon di pentalkan ke udara dengan tinju Johson.

BUK! Lagi.

BUK! Lagi.

Johson dengan tidak mengenal ampun.. Dirinya berhasil membuat Hyon babak belur dan tidak bisa bertarung kembali.

"Menakjubkan! Pertandingan sudah berlangsung selama empat puluh lima menit dan baru satu kontestan yang tumbang! Pertandingan ini semakin menegangkan!" Seru MC.

Penonton semakin girang. Suasana mulai tidak bisa di kendalikan.

"Tinggal dua lagi semut yang hari aku basmi!" Johson menatap tajam Rack dan Bagas.

"Kemampuan dari obat yang mereka konsumsi sangat mengerikan. Sepertinya para bajingan itu berhasil membuat senjata paling mematikan tanpa harus membuat teknologi canggih." Ujar Bora sembari fokus menonton.

"Apa Bagas bisa bertahan? Jika tidak, aku akan segera menggunakan kemampuanku." Aku sudah mengambil ancang-ancang.

"Kau benar, Sandy. Jika semuanya memburuk. Kita akan langsung turun tangan." Tanggap Bora.

TING!

Dua pedang kecil kembar milik Rack kembali di ayunkan kepada Bagas. Jual beli serangan terjadi dengan sangat cepat.

BUK!

BUK! Bagas mendaratkan pukulan yang akhirnya berhasil di tangkis oleh Rack

SING! Dua pedang kecil kembar terus saja menghantam Bagas tanpa ampun.

Bagas sangat kuat. Senjata apapun tidak bisa melukainya saat ini.

TING!

BRUK! Johson mengacaukan tanah hingga memunculkan batu-batu dan juga lantai yang terbelah.

BUK! Johson menargetkan pukulan kepada Bagas dengan tangan batunya.

Gagal. Bagas berhasil membuat Johson hanya memukul tanah kosong.

DUK! Bagas berhasil membuat Johson sedikit pusing dengan tendangan kejutan.

Aku harus cepat! (Bagas di dalam hati)

TING!

"Sial! Kalau begitu akan aku gunakan yang lain!" Rack membuang dua pedang kembar miliknya.

Dengan cepat dia mengeluarkan tanah liat lalu di bentuk kembali menjadi sebuah senjata yang berbeda. Palu raksasa.

"Terima ini!"

DUM! Palu raksasa milik Rack menghantam tepat lengan batu Johson.

CRAK! Berhasil. Tangan batu milik Johson perlahan retak.

"Bagiamana bisa?" Johson terkejut oleh serangan Rack.

"Bagus sekali ini berhasil." Rack menyeringai.

"Kesempatan bagus!" Bagas berseru sembari menerjang Rack.

DUK!

Tendangan kelak mengenai tubuh Rack dan membuatnya tesungkur untuk sementara waktu.

"Dia sangat mudah di kalahkan nanti. Sekarang aku akan mengalahkanmu sendiri!" Bagas menunjuk ke arah Johson.

"COBA SAJA, BRENGSEK!!" Johson menggeram.

BUK!

BUK!

BUK!

Johson secara membabi buta menghentakkan tanah dan membuat bebatuan muncul di pijakan yang tidak bisa di prediksi.

Bagas yang telah membuat Johson begitu kini terus melakukan akrobatik untuk menghindari serangan bebatuan milik lawannya tersebut.

Rack mulai bangkit dari jatuhnya sembari terbatuk-batuk. Tapi dia kembali sial.

BUK!

Bebatuan yang di munculkan Johson berhasil mempentalkan Rack ke udara dengan rasa sakit hingga membuatnya pingsan.

"BAGUS SEKALI!" Bagas melompat menuju Rack di luncurkan ke udara.

TAP!

TAP!

TAP!

"Aku pinjam palumu ini." Bagas tersenyum lebar.

"Saatnya mengakhiri ini!" Bagas kemudian terjun bebas sembari bersiap mengayunkan palu milik Rack.

"KAU PIKIR AKU AKAN KALAH?!" Johson marah.

BUK!

BUK!

Tanah kembali di hentakan ke dan bebatuan kembali muncul.

DUM!

DUM!

Satu persatu batu berhasil di pecahkan oleh Bagas dengan palu yang sedang dia pegang.

"RASAKAN INI, SAMPAH!" Bagas berteriak.

DUM! Hantaman keras. Johson menahan serangan palu dengan tangan batunya yang keras. Angin seketika berhembus ketika itu terjadi.

CRAK!

CRAK! Tangan Batu milik Johson semakin retak.

TRUG! Sempurna Tangan Batu milik Johson pecah oleh palu yang digunakan oleh Bagas.

"Para Penonton sekalian! Inilah akhir dari pertandingan!"

Penonton bersorak keras dan membuat ruangan semakin bising.

Aku memperhatikan ke arah tempat menonton VIP tepatnya, Bos The Bear berada. Mataku menangkap keanehan. Orang tersebut berbicara kepada anggota O3PMI yang kemampuannya belum di ketahui oleh pihak kami.

"Lihat, Bora!" Aku berbisik.

"Ada apa?" Tanya Bora.

"Bos itu sepertinya akan melakukan sesuatu." Jawabku sembari menunjuk ke arah Bos The Bear berada.

"Kalau begitu.. Inilah saatnya kita melakukan persiapan. Aku akan berada di sebrang sana. Kau tetaplah di sini." Bora kemudian berpindah tempat.

"Sudah saatnya. Uji lah dia. Dan jika dia berhasil menahan serangan petirmu.. Rekrutlah dia." Bos The Bear tersenyum lebar.

"Para penonton sekalian! Marilah kita dengarkan sepatah kata dari pimpinan The Bear kepada juara kita pada malam hari ini!" MC berseru yang kemudian di susul dengan antusias oleh para penonton.

"Tes!" microfon mulai di ketuk-ketuk oleh Bos The Bear.

"Halo! Apa ini sudah menyala?" Suara Mic terdengar jelas.

"Baiklah, kalau begitu."

"Selamat malam wahai para pecinta dunia hiburan aksi!" Bos The Bear memberi sambutan.

Para penonton melambai-lambai tangan ke arah Bos The Bear berbicara.

"Sebelumnya aku ingin menyampaikan bahwa.. pertarungan malam hari ini sangat sengit dan menegangkan. Para kontestan terus berjuang hingga akhir keringat mereka. Berikan tepuk tangan untuk mereka semua." Ujar Bos The Bear sembari tepuk tangan dan tidak lama di susul oleh para penonton.

Pertarungan ini sungguh mengerikan. Apanya yang seru? Mereka semua bahkan sampai di buat terluka parah begitu! Kataku di dalam hati yang di susul dengan mengepalkan tanganku yang sekuat-kuatnya.

"Pertama, aku akan menanyakan satu hal kepada sang pemenang pada malam hari ini. Siapa namamu?" Tanya Bos The Bear.

"Aku? Aku adalah orang yang akan menghancurkanmu!" Bagas membuka tudung Hoodie miliknya dan menampakkan wajahnya di muka umum.

"Dia masih remaja?"

"Tidak mungkin."

"Aku tidak peduli. Yang penting kita dapat hiburan."

Penonton terus berbisik-bisik satu sama lainnya.

"Waw." Bos The Bear kemudian tertawa.

"Kejadian yang sangat luar biasa sama sekali." Bos The Bear memberikan tepuk tangan seorang diri kepada Bagas.

"Lihatlah bocah ini! Dia sedang di landa musibah kehilangan adiknya yang berharga dan sekarang ingin menyelamatkan. Malam sekali." Bos The Bear mengejek.

"Kebetulan sekali. Ada satu petarung lagi yang harus kau lawan sebelum bisa mencapaiku." Bos The Bear menjentikkan jarinya.

TIK!

WUSH! Seseorang dengan sangat cepat tiba-tiba sudah berada di samping Bagas dan siap menusuknya dengan pisau petir.

Aku yang melihatnya lebih dulu kemudian berteriak kencang.

"Brengsek!"

TIK!TOK!

WUSH! Entah kenapa rasanya kekuatan yang terpendam dariku bangkit.

Aku berhasil menyelamatkan Bagas dengan gerakan yang lebih cepat dari seseorang yang siap menusuknya.

(kilas balik)

TIK!TOK!

"Aku harus cepat!" Aku berlari dan di setiap pijakan saat aku menapakkan kaki—jam-jam selalu muncul.

TAP!

TAP!

Waktu yang ada di sekitar seolah terhenti. padahal tidak. Aku bisa melesat cepat layaknya waktu itu sendiri.

(masa sekarang)

"Untuk saja masih sempat." Aku menghela nafas lega.

"Kau? Kau dari SMA Sayap Hitam?!" Bagas terkejut.

Aku memindahkan posisi berdiri Bagas dengan selisih jarak yang lumayan jauh dari si pemegang pisau petir tadi.

Bora yang melihat dari tempat penonton—tangannya bergemetaran. Dia merinding.

"Kekuatanmu yang paling aku takuti telah bangkit. Sandy, kita lihat apa kau masih tidak berubah seperti saat itu kita bertarung." Bora tersenyum sembari bergemetaran.

(Kilas balik saat Bora masih menjadi anggota OP3MI dan sedang bertarung denganku)

"Untuk apa kau menangkap orang-orang seperti kami lalu dengan seenaknya memperalat kemampuan kami?!" Aku berseru tegas.

"Tentu saja balas dendam." Kata Bora yang sangat berbeda. Wajah datar.

"Baiklah kalau begitu. Lewati mayatku dulu." Kataku dengan tanpa ekspresi juga.

Pertarungan terjadi di sebuah pabrik terbengkalai. Debu, sarang laba-laba dan bahkan barang-barang tua memenuhi bangunan usang tersebut.

Angin berhembus pelan melewati kami berdua. Meniup sebuah daun.

PLOP! Daun tersebut kemudian terjatuh.

WUSH! Bora berlari kencang menuju ke arahku.

BUK! Pukulan pertama Bora yang aku sambut baik dengan tangkisan.

DUK!

DUK!

BUK!

Bora tanpa ampun terus menyerangku agar aku membuat celah dan bisa di jadikan peluang olehnya untuk menang.

"Rasakan ini!" Aku berseru.

DUK! Aku menendang mengarah kepada kali Bora dari arah bawah.

Bora justru bisa menghindarinya dengan sangat mudah sekali.

"Apanya yang memiliki kekuatan waktu? Kau lemah sekali!" Bora tersenyum mengejek.

"Diam kau!" Aku marah.

TAP!

TAP!

Aku melakukan hal yang sama seperti saat menyelamatkan Bagas di masa yang telah di rubah.

Sebuah jam muncul di tempat aku menginjakkan kakiku tepat di tanah. Itu menandakan kecepatan ku yang sangat cepat saat bergerak.

"Dia jadi secepat itu?" Bora sedikit terkejut.

WUSH!

BUK!

Aku meluncurkan pukulan dengan sangat cepat, tali berhasil di tangkis oleh Bora

WUSH!

BUK! Lagi.

WUSH!

BUK! Aku terus melakukan hal yang sama berulang kali dengan posisi dari arah jarum jam yang berbeda-beda.

"Sial! Jika secepat ini—sekalipun dengan kemampuan bela diri tingkat tinggi ku—ini tidak akan pernah berhasil." Bora mulai mengeluh.

"Seharusnya aku tidak memancing emosi dirinya." Bora kembali menahan seranganku.

WUSH!

"Aku bisa melihatnya! Aku bisa menebak pergerakanmu!" Bora bersiap untuk counter attack.

TIK!TOK!

Aku tiba-tiba memasuki sebuah portal dari jam dengan jarum yang berputar cepat.

"Dia menghilang?" Bora terkejut.

"Disini!" Aku berseru ketika muncul dari arah atas kepala Bora.

DUK! Tendangan telak membuat Bora sempurna terjatuh dan tidak bisa bangun lagi.

(Kembali ke masa kini)

"Itu baru setengah dari kekuatanmu. Kemampuanmu sudah semakin berkembang." Bora melihat ke arahku.

"Tembak mereka!" Bos The Bear memberi perintah.

DOR!DOR!DOR!

Para penonton dan MC kemudian kocar-kacir keluar dengan cepat dari ruangan serta sangat panik.

Peluru api menyebar kemana-mana dan mulai mengarah ke arahku.

HOP!

HOP!

HOP!

Bos The Bear dan anak buahnya terkejut bukan main. Bora yang maju ke untuk melindungiku dan Bagas berhasil menangkap cepatnya peluru api di sela-sela jari tangan nya.

"Senjata api itu seharusnya di gunakan oleh pihak-pihak keamanan negara. Buka para sampah seperti kalian." Kata Bora dengan wajah riangnya yang biasa.

WUSH!

Peluru kembali di lemparkan dengan cepat oleh Bora mengarah ke Anak buah bos The Bear. Hasilnya kedua anak buah bos The Bear mati karena peluru tersebut.

Bos The Bear mulai merasakan ketakutan yang menjadi-jadi.

Oi,oi. Siapa dia? Bisa menangkap peluru? Pasti bukan manusia biasa. (Kata Bos The Bear di dalam hatinya)

"Apa kemampuan yang kau miliki sebenarnya, hah?!" Tanya Bos The Bear dengan penuh ketakutan.

"Ketahuilah saja bahwa aku tidak punya kemampuan spesial. Ini hanyalah bakat bela diriku yang sering aku asah seperti pisau yang tajam." Bora menatap tajam Bos The Bear.

"Habisi mereka!" Bos The Bear menunjuk ke arah kami.

"Baiklah." seseorang anggota O3PMI selain B menangguk. Pakaian yang dia gunakan adalah jaket tebal dan sebuah Ciput lalu celana jeans.

CTAR!

CTAR!

Peti tiba-tiba menyambar ke arah kami bertiga dengan sangat cepat. Kami bertiga dengan sigap menghindarinya.

"Petir? Ayolah. Kita bisa mati jika begini." Aku mengeluh.

"Tunggu dulu! Tidak mungkin!" Bagas menatap kaget dan dengan mata yang berkaca-kaca. Dia menunjuk ke arah sosok yang mengeluarkan petir tersebut.

"Tidak mungkin! La-Lala.. K-kau ada di pihak mereka." Bagas hampir mengeluarkan air mata.

"Lala? Benar sekali. Karakteristiknya dan kemampuannya sangat sesuai seperti yang diceritakan. Ini sangat mengerikan!" Bora mengepalkannya tangannya.

"Mereka kejam!" Aku menggeram.

"Ada apa?" Nara tiba-tiba muncul dengan rasa khawatir. Dia terburu-buru masuk ke ruangan setelah mengambil sample obat dan melihat petirnya yang menggelegar.

Nara melihat ke arah sosok yang di lihat olehku, Bora dan Bagas. Matanya kemudian membesar kaget.

"Kalian semua keparat!" Nara berteriak.

"Ampun-ampun. Disini ribut sekali. Sepertinya ada pesta, ya?" Seseorang dengan baju rapih datang.

"Kau datang juga, P." Bos The Bear menyeringai.

"Menjengkelkan! Siapa yang membuatku tertidur? Apa itu kau?" B menunjuk ke arah Nara, dia juga datang. Kepalanya pusing, baru saja bangun dari tidurnya.

"Ada bocah yang waktu itu ternyata." Suara yang aku kenal saat Bora dan Ivan bertarung dan bahkan Bora pun mengenalnya. OB.

"Oh, si Pengkhianat ada juga ternyata." P tersenyum senang.

"Nah sekarang.. Ini akan menjadi kuburan bagi kalian berempat." Bos The Bear kembali tertawa lebar karena merasa menang.

1
Vian Nara
menarik
sang kekacauan
lanjut
sang kekacauan
kalau 80 berapa ro aku mulai aktif membaca kembali
sang kekacauan
nggak konsisten
Vian Nara: Maaf ya, karena sulit untuk konsisten bagi saya karena saya mengidap penyakit mental yang di mana lamuna sedikit saja sudah membuat cerita yang baru serta kompleks jadinya sulit /Frown/
sekali lagi mohon maaf
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!