Tita, gadis yang hanya hidup berdua dengan ibunya, karena bapaknya tidak mengakuinya. lebih tepatnya, bapak itu menikah lagi setelah ibunya mengandung dirinya. ditambah lagi banyak orang yang tidak menyukai sang ibu, yang hanya seorang wanita buruh tani diladang orang lain.
sampai akhirnya, tita yang saat itu sedang membantu ibunya membersihkan ladang sawah orang, tidak sengaja tersambar petir sehingga mengundang kehebohan. dan Untung saja dia tidak meninggal, tetapi satu hal yang berbeda dari dirinya. dia mendapatkan sedikit kemampuan, yaitu kemampuan meracik herbal-herbal yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian, dan juga untuk perikanan.
lalu bagaimana perjalanan tita setelah berhasil lolos dari maut itu ?
ikuti terus ya teman-teman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. niat ibu Rukmi
seperti yang telah dibicarakan, malam hari mereka pun langsung pergi ke rumah pak kepala desa. kebetulan di sana ada beberapa warga juga yang sedang bersilaturahmi. di sana Mereka menyelesaikan urusan dan perkara pembelian tanah itu dengan cepat. dan malam itu tanah tersebut langsung menjadi hak milik Ibu Susan dan putrinya. namun tanah itu tentu saja atas nama tita.
Setelah semuanya selesai, mereka semua pun Kembali ke tempat masing-masing. begitu pula dengan tita dan Ibu Susan. mereka berdua juga turut kembali ke rumah bobrok mereka.
"akhirnya Bu. tanah di belakang rumah sudah diperluas. nanti insya Allah, kalau kita punya rezeki, kita bisa bangun rumah di sana." ucap kita kepada ibunya saat mereka baru tiba di rumah bobrok mereka.
"syukur alhamdulillah nak. itu semua berkat kamu juga."
"dan di iringi oleh doa ibu, yang selalu mengupayakan yang terbaik untuk tita. Makasih ya Bu, karena di saat susah, ibu tidak meninggalkan tita." ucap tita sambil memeluk tubuh ibunya. Ibu Susan pun tersenyum dan mengusap kepala putrinya.
"tentu saja nak. kamu adalah harta ibu satu-satunya. Dan, hanya kamu yang ibu punya di dunia ini." jawab ibu Susan, yang juga memeluk tubuh putrinya.
"dan sekarang, sudah waktunya untuk istirahat." tita pun menganggukan kepalanya. Dan kemudian langsung berlalu dari sana. Ibu Susan pun langsung menghela nafas, sambil tersenyum.
dia berharap, semoga kedepannya kehidupan mereka akan semakin baik dan tak memiliki kendala apapun. dia selalu berdoa dalam hati, agar apa yang mereka dapatkan hari ini tak membuat mereka harus meninggikan hati mereka.
dia juga berdoa dalam hatinya, agar anaknya tetap menjadi pribadi yang baik dan rendah hati serta suka menolong sesama.
******
Ke esokan harinya. Kabar tentang ibu Susan dan tita yang berhasil membeli tanah itu pun langsung tersebar. Dan informasi itu pun sampai ke telinga pak Surya, mantan suami dari ibu Susan.
"apa benar informasinya Bu..?" tanya pak Surya kepada ibunya Rukmi. Pak Surya mendudukkan tubuhnya di samping sang ibu.
"tentu saja Surya.! Istri pak kepala desa saksinya. Dan juga, di sana banyak para warga yang menyaksikan. Jadi, sudah pasti ini adalah berita yang benar." ujar ibu Rukmi dengan sorot mata yang meyakinkan.
"dari mana mereka bisa mendapatkan uang sebanyak itu untuk membeli tanah? jangankan 10 juta Bu, 5000 saja sangat susah mereka dapatkan." Ucap pak Surya terdengar kurang menyukai informasi ini.
karena dia paham dengan hati dan perasaannya sendiri, kalau di sana ada terbersit secerca penyesalan karena telah mengabaikan istrinya Susan dan juga putrinya tita. lebih tepatnya yang sudah menjadi mantan istri.
"pertanyaan kamu itu lah Yang Ibu pikirkan dari tadi. dari mana mereka mendapatkan uang sebanyak itu."
"Apa mungkin Mereka mencuri Bu? atau mereka melakukan hal-hal yang ditentang oleh agama ?" ujar Pak Surya.
"Bu Ibu!! Hos..hos..." terlihat Dewi, anak bungsu dari ibu Rukmi datang dengan sedikit tergesa-gesa. bahkan nafasnya ngos-ngosan entah apa yang terjadi.
"ada apaan sih Wi..? kamu sampai lari-lari tak menentu seperti itu. kenapa ?" tanya ibu Rukmi dengan tatapan kurang suka melihat kelakuan putrinya. namun Dewi tidak mempedulikan hal itu. dia justru langsung mendudukkan tubuhnya di samping sang ibu.
"Bu Apa benar ? aku ketika lewat mau ke sini, telingaku menangkap beberapa percakapan dari para warga. mereka mengatakan kalau Susan membeli tanah milik Pak Burhan yang ada di belakang rumahnya itu ?" tanya Dewi. bagaimana tidak terkejut, tanah dengan total harga 10 juta dan juga luasnya hampir mencapai 1 hektar, itu tentu saja sangat menguntungkan.
"memang benar! Ibu juga sudah mendengarnya." jawab ibu Rukmi dengan acuh tak acuh. dan Dewi yang mendengar pembenaran itu langsung membulatkan matanya.
"benarkah!! dia membeli tanah yang luasnya hampir mencapai 1 hektar itu Bu !! wah, sepertinya mereka benar-benar mencuri Bu.!! secara logika, tanah itu harganya 10 juta. sementara mereka, mereka adalah orang miskin yang tak punya apa-apa." ucap Dewi mulai menghakimi Ibu Susan dan putrinya. Ibu Rukmi pun langsung tersenyum sinis mendengar penuturan putrinya itu.
"ya percuma saja beli tanah Dewi. tanah itu sudah gersang dan tidak bisa digunakan lagi untuk lahan pertanian. dan kemungkinan besar dia juga tidak bisa membangun tanah itu. kita tinggal cari cara saja untuk membeli tanah tersebut dengan harga murah. kalau perlu, kamu Surya harus menemui mereka." ucap Ibu Rukmi sambil melayangkan provokasinya kepada anak-anaknya. surya yang mendengar penuturan itu menghela nafas.
kalau bukan karena perbuatan ibunya di masa lalu, mungkin saat ini dia masih bersama dengan Susan dan putrinya. tapi karena Pak Surya sendiri juga berjiwa pengecut, dia tak bisa mempertahankan rumah tangga mereka. dan perbuatannya itu tentu saja sangat disadari olehnya.
"ah!! jangan lagi ya Bu.!! Aku tak ingin melakukan apa-apa lagi. lagi pula mereka telah mendapatkan tanah itu dengan upaya mereka sendiri. dan tidak ada sangkut pautnya dengan saya." ucap surya yang mencoba untuk mengelak dan menghindar. Ibu Rukmi yang mendengar penuturan itu langsung mendengus.
"Kamu ini bagaimana sih!! kamu harus bisa mendapatkan tanah itu. lagi pula kita tidak memintanya. kita itu membeli tanah tersebut. hanya saja, Ibu menginginkan harganya dikurangi. dan kamu harus bisa merayu Susan untuk mengurangi harga jual beli tanah itu." ucap Ibu Rukmi dengan ketus.
"memangnya bisa begitu Bu ?" tanya Dewi dengan tampang bodohnya.
"dasar kalian anak-anak yang tidak bisa diandalkan!! Susan kan sangat mencintai kakakmu. pasti dia akan bersedia mengurangi harganya, Kita juga harus memikirkan cara bagaimana, nanti Susan mau memberikan tanah itu." ucap Ibu Rukmi lagi dengan menggebu. sementara surya yang mendengar penuturan ibunya memilih untuk diam. dia tak ingin membahas apapun lagi mengenai hal tersebut. sementara Dewi, dia malah menggarut Garut kepalanya dan tidak mengerti dengan maksud sang ibu.
pikirannya sendiri berkata, kalau mereka sudah tak memiliki hak apapun tentang harta benda yang dimiliki oleh Susan. karena, kakaknya Surya dengan susan telah resmi bercerai dan akta caranya pun telah keluar. bahkan selama bertahun-tahu, mereka tak memiliki harta yang otomatis tak bisa diganggu gugat oleh kakaknya.
begitulah pikirnya. tapi ketika mendengar penuturan ibunya, dia tidak mengerti kenapa ibunya bisa berkata seperti itu. Apakah itu tidak menyalahi aturan ?
"kalau menurut Dewi sih Bu, mending nggak usah diganggu deh.!! lagipula, mereka mendapatkan tanah itu dan dengan status janda. bahkan tak ada keterlibatan mas Surya di sana " tutur Dewi dengan polosnya. entah karena Dewi polos, atau mungkin bodoh sampai harus berbicara seperti itu.
sementara Ibu Rukmi, dia memelototi Putri bungsunya itu.
"diam kamu Dewi! kamu sebaiknya enggak usah ikut campur deh. biar ini nanti menjadi urusan ibu saja. kalau kita bisa mendapatkan tanah itu, kan lumayan kita bisa membangun kontrakan." ucapnya dengan ketus.
"mending ibu masuk ke kamar aja! malas ngobrol sama kalian yang tak pernah nyambung sedikitpun. disuruh melakukan ini demi kebaikan kalian, tapi kalian berdua malah membantah dan banyak tanya. sudah ah!! Ibu malas Ibu mau istirahat dulu." setelah Ibu Rukmi mengatakan hal itu, dia pun langsung bergegas pergi meninggalkan kedua anaknya dengan pikiran masing-masing.
Kl surya gak tegas ma rukmi makin hancur dah hidupnya