Naina Nurannisa seorang wanita cantik dan pekerja keras
Naina berasal dari keluarga sederhana,dia dinikahi oleh seorang Pria tampan dan mapan dari keluarga berada benama Al-Bara Adhitama Rahardian di Rahardian group
Naina dan Al-Bara saat Naina baru berusia 19 Tahun dan Bara berusia 22 tahun saat Naina bekerja sebagai seorang office girl atau cleaning service di perusahaan Papi Bara
awalnya mami Bara tidak setuju karena Naina tidak sederajat dengan mereka namun Bara tetap pada pendiriannya mau menikahi Naina karena sudah benar-benar jatuh cinta pada gadis cantik nan polos itu
awal pernikahan mereka Naina sangat bahagia karena Bara memperlakukannya sangat manis ditambah saat Naina melahirkan putra pertamanya
Azka Adithama Rahardian mereka terlihat sangat menyayangi Azka
Tuan Abraham Papi Bara sangat menyayangi cucu pertamanya itu namun berbeda dengan Nyonya Dianra Mami Bara tidak begitu antusias dengan cucunya dan masih tidak menyukai Naina
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Bertemu mantan kakak ipar
pov Narendra
semenjak kak Naina dan ke empat ponakanku diusir oleh mami dan mas Bara saya juga pergi dari rumah
selama ini saya lebih merasa nyaman tinggal di kafe milikku ketimbang harus pulang kerumah mami karena sejak dulu saya memang dirawat oleh enyang orang tua papa karena mama tidak pernah mau peduli denganku
yang membuat saya rutin pulang akhir-akhir ini adalah kak Naina dan ponakan-ponakanku yang diperlukan sama denganku oleh mami dan papanya
hatiku rasanya sakit dan tidak tega melihat orang sebaik kak Naina diperlakukan buruk oleh keluargaku apalagi oleh ibu kandung dan kakak kandungku sendiri namun saya tidak bisa berbuat apa-apa karena jika saya melawan mereka dan membela kak naina maka kak Naina akan semakin diperlakukan tidak baik oleh mami
saat kak Naina di usir oleh mami hanya karena Abimanyu anak kak Bara yang bungsu memecahkan pot kesayangan mami dan hari itu juga kak bara menjatuhkan talak pada kak Naina begitu tega kak bara pada anak dan istrinya dia yang seharusnya menjadi pelindung untuk mereka namun kak bara malah ikut membuang mereka
kak Naina sempat melihatku berdiri diatas tangga namu saya tidak bisa berbuat apa-apa
saya dapat melihat betapa terlukanya hati kak naina namun ditahannya agar tangisnya tidak pecah dihadapan kami dan anak-anaknya,dia berusaha tegar agar anak-anaknya tidak sedih
kasihan sekali melihatnya pergi dari rumah mami menggunakan motor bututnya dan membonceng semua anak-anaknya juga tas-tas pakaian mereka
kak Naina betul-betul wanita tangguh yang pernah kutemui,saya dan papi betul-betul tak berdaya
karena jika kami membantu orang yang dibenci oleh mami maka orang itu tidak akan dibuat tenang walaupun sudah pergi dari kehidupan mami
Seperti waktu dulu saya dan papi sempat membela kak naina karena merasa kasihan,kak Naina sama sekali belum beristirahat sedangkan dia baru beberapa Minggu habis melahirkan anak keduanya namun mami tidak ingin mengerti keadaan kak Naina pasti tubuhnya masih terasa lelah karena masih masa pemulihan pasca melahirkan wajahnya juga masih sangat pucat
hari itu saya menegur mami untuk membiarkan kak Naina untuk beristirahat untuk beberapa bulan kedepan dan meminta mami untuk mempekerjakan Art yang bisa membantu pekerjaan kak Naina dirumah
begitupun papi sempat memperingatkan mami namun mami marah besar dan membuat kak Naina berpuasa selama tiga hari sedangkan kak Naina membutuhkan banyak makan karena sedang menyusui bayinya
apa yang mas Bara lakukan ?!
mas bara hanya diam saja istrinya diperlukan semena-mena oleh mami
dan mulai hari itu mami hanya menjatah kak Naina makan sekali sehari
dan sejak saat itu pula saya rajin pulang kerumah dan saya sering diam-diam menyimpan makanan dikamar kak Naina tapi bukan makanan yang di masak dirumah karena mami tau jika makanan itu berkurang
kak Naina sempat menolak pemberian ku tapi saya mengancamnya akan membawa pergi kedua ponakanku dari rumah itu dan itu membuat kak Naina merasa takut
tapi itu hanya ancamanku saja agar kak naina mau menerima pemberiaku dan tidak mungkin saya tega melakukan itu semua dengan memisahkan seorang anak dengan ibunya cukup penderitaan yang dialami kak naina selama ini bukannya dijadikan ratu oleh suaminya namun dijadikan pembantu oleh ibu mertuanya
ibu dan mas Bara sangat menginginkan cucu perempuan untuk diberikannya warisan mengelola butiknya kelak namun baik mas bara maupun kak Amira tidak memiliki anak perempuan
kak Amira sudah mendapatkan warisannya dari eyang putri berupa restoran yang kini dikelolanya bersama suaminya dan sudah mempunyai beberapa cabang di beberapa kota
hingga akhirnya kak Naina melahirkan anak ke empatnya
kata pak Soleh security dirumah mami ketika kak Naina melahirkan tak seorangpun yang di izinkan untuk datang menemani kak Naina
sedangkan ketiga anak-anak kak naina harus bekerja menggantikan pekerjaan kak naina selama kak Naina tidak ada
bahkan kata pak Soleh kak Naina saat pulang dari rumah sakit bersama anak bayinya yang baru tiga hari dilahirkan harus pulang menggunakan ojek karena kak bara tidak datang menjemputnya entah apa alasan kak bara menelantarkan anak dan istrinya
seandainya waktu itu saya dan papi tidak keluar kota kerena ada pekerjaan mungkin saya yang akan menjemput mereka
Betapa sabarnya kak Naina menghadapi sikap mami dan kak bara selama ini selama 15 tahun kak naina bertahan walaupun setiap hari si hina dan dicaci Maki oleh mami tapi kak Naina tidak pernah melawan
dia wanita penurut dan itu menurun pada ke empat Putranya, pernah sekali saya bertanya kenapa dia bertahan
"jika hanya hinaan dan caci maki masih bisa kutahan tapi jika mas Bara menghianati pernikahan kami atau mas Bara yang memintaku pergi dan menjatuhkan talak padaku maka detik itu juga saya akan pergi dari sini "itu jawaban kak Naina sunggu wanita yang setia dan penyabar
anak-anaknya pun sangat sabar tidak pernah mengeluh ataupun protes karena mereka sangat takut pada papa dan omanya
mereka pun makan dimeja dapur dengan menu sederhana bukan makanan yang kak naina masak untuk kami makan
kak naina makan dengan menu sederhana bersama anak-anaknya, mereka tidak pernah protes ataupun merengek meminta apa yang mereka lihat seperti kebanyakan anak-anak diluaran sana
kak naina berhasil mendidik anaknya, mereka pun sangat rajin beribadah
saya saja sangat jarang melakukannya karena pekerjaan yang begitu banyak sehingga saya tidak punya banyak waktu
namun saat melihat kak Naina dan anak-anaknya hatiku rasanya tercubit walaupun mereka hidup dalam kesulitan dan tekanan batin mereka tetap bisa sabar dan rajin melakukan ibadah
Hari ini saya pulang kerumah mami karena kebetulan malam minggu dan saya kemarin saat kesebuah pusat perbelanjaan saya sempat membelikan kak naina Daster karena daster yag kak naiana pakai sudah tidak layak pakai
saya juga ingin memberikan kak Naina sedikit uang karena bulan ini saya belum sempat memberinya untuk membeli kebutuhan ponakanku walaupun jumlahnya sedikit tapi setidaknya dapat meringankan beban kak naina karena saya tau kak bara sudah beberapa tahun terakhir tidak memberikan uang pada kak naina kecuali uang belanja kebutuhan dapur
dan sejak saat itu juga setiap saya sempat pulang saya akan memberikan kak Naina uang tambahan belanja untuk kebutuhan pribadi ponakanku dan saya sangat percaya pada kak Naina akan mempergunakan sebaik mungkin uang yang kuberikan untuk anak-ananknya
saat akan pulang kerumah mami karena mami memintaku pulang entah ada apa tanpa sengaja saya melihat kak Naina di lampu merah menggunakan motor bututnya entah dia dari mana tapi saya melihat wajahnya terlihat sangat pucat
apakah kak naina pulang dari cari pekerjaan ?! entahlah saya berulang kali memintanya untuk berhenti namun namun kak naina melajukan terus motornya
saya tidak melihatnya lagi
saya ingin mencari kak Naina karena saya yakin dia belum begiti jauh dari daerah sini
namun mami sudah berulang kali menelpon ku,jadi kuputuskan untuk pulang kerumah mami karena saya tidak ingin mami tau jika saya melihat kak Naina
bisa-bisa mami menyuruh orang untuk mengusik ketenangan kak naina
saya juga tidak mengerti bagaimana jalan fikiran mami dan saya berdoa semoga kak Naina dan ponakan-ponakanku baik-baik saja