NovelToon NovelToon
I Love You My Sugar Daddy

I Love You My Sugar Daddy

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / CEO / Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Seroja 86

Ia berjuang sendirian demi menebus kesalahan di masa lalu, hingga takdir mengantarkannya bertemu dengan lelaki yang mengangkatnya dari dunia malam.
Hingga ia disadarkan oleh realita bahwa laki laki yang ia cintai adalah suami dari sahabatnya sendiri.
Saat ia tahu kebenaran ia dilematis antara melepaskan atau justru bertahan atas nama cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seroja 86, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

"Saya tidak mau Mas terganggu ,karena hal sepele makanya saya tidak memberi tahu” jawab Alma hati-hati."

"Bukan masalah sepele atau tidak, tapi ini tentang komunikasi Al,"

Alma terdiam ada sisi dirinya yang ingin menjelaskan panjang lebar, tapi ada juga bagian yang merasa… ia berhak punya dunianya sendiri.

"Maaf Mas." Ucap Alma pelan.

"Al,” akhirnya ia bersuara

“Mas cuma… takut. Kamu sekarang punya kegiatan baru, lingkungan baru, orang-orang baru. Mas senang kamu berkembang, tapi..." Kalimat itu menggantung, menimbulkan pertanyaan di benak Alma.

"Tapi apa Mas?."

“Entahlah yang jelas Mas takut kehilangan kamu,” balas Harsya cepat.

Alma terhenyak, sama sekali tidak menyangka kalimat itu akan meluncur dari Bibir Harsya.

Harsya pria mapan, kuat, selalu yakin kini terlihat … rapuh.

"Yang seharusnya takut itu saya bukan Mas,” jawabnya lirih

Tidak lama pesanan mereka telah terhidang di meja,

"Coba yang ini, pasti kamu akan suka” ujarnya sambil menyendok menu amdalan di resto itu kedalam piring Alma .

Alma tersenyum canggung Harsya memperlakukannya begitu manis.

"Terimakasih Mas,” balasnya.

"Gimana suka?." Tanyanya sambil tersenyum tipis.

Perhatian kecil itu… cara Harsya menuangkan makanan kedalam piringnya ,memastikan Alam mencicipi menu favoritenya ,bahkan mengelap saus di sudut bibir Alma.

Semua itu membuat Alma diam-diam bertanya dalam hati.

Apakah istrinya juga mendapat perlakuan seperti ini?.

Atau… apakah ini hanya manis di awal? .Sebuah jebakan halus yang membuatku buta?.

Senyum tipis terbit di bibirnya saat ia sibuk dengan pertanyaan yang berputar di benaknya.

Harsya menangkap perubahan ekspresi itu.

"Kenapa, sayang?” tanyanya lembut, suaranya sedikit cemas.

Alma menggeleng.

“Tidak apa-apa, Mas.”

Tapi hatinya tidak diam, ia tahu laki laki akan manis di awal, dan akan berubah ketika mendapatkan apa yang diinginkannya.

Dan malam itu—di bawah lampu hangat dan perhatian lembut Harsya—dia juga tahu satu hal lain.

Ia mulai takut… takut jatuh terlalu dalam.

Malam sudah turun sepenuhnya ketika mereka keluar dari restoran. Udara dingin membuat Alma merapatkan cardigan-nya, dan tanpa diminta Harsya mengarahkan telapak tangannya kearah ac.

“Terlalu dingin ya sayang?.”Tanyanya nada suaranya tenang, bercampur sedikit getaran cemas yang Alma tangkap.

"Nggak kok Mas."Sahut Alma canggung.

Perjalanan menuju apartemen tidak terlalu jauh. Di dalam mobil, hanya suara radio pelan menemani, tapi suasana justru terasa lebih intens dari makan malam tadi.

Alma menatap jendela, melihat pantulan dirinya sendiri.

Harsya menatap Alma, melihat sesuatu yang ia takut hilang.

“Jadwalmu… masih padat besok?” Harsya membuka percakapan, suaranya hati-hati.

“Masih tapi tinggal beberapa modul saja,” jawab Alma pelan.

Harsya mengangguk, tapi sorot matanya berubah sendu.

Ia ingin mengatakan bahwa ingin alma lebih meluangkan waktu untuknya, namun ia tahu itu egois.Akhirnya ia menahan diri.

Sesampainya di depan apartemen, Alma melepas seatbelt.

“Terima kasih untuk makan malamnya Mas.”

Harsya turun lebih dulu, memutar ke sisi Alma, membukakan pintu—gestur kecil tapi selalu membuat Alma tersanjung dalam diam.

Saat Alma hendak melangkah, Harsya menahan pergelangan tangannya sebentar. Lembut.

"Al…”

Ia menatapnya lama, seperti berusaha menghafal setiap detail wajah itu.

“Mas sayang sama kamu.”

Suaranya pelan namun sarat akan rasa takut kehilangan, ada harap, didalamnya.

Alma tersenyum.

“Aku juga sayang sama Mas.”

Tapi dalam hatinya, kata-kata itu rapuh.

Harsya mengecup keningnya perlahan

“Kalau ada waktu Nanti Mas datang, kamu jga diri ya sayang.”

Alma mengangguk pelan.

“Mas hati-hati di jalan.”

Harsya menatap Alma sampai ia masuk ke lobi, .

Ketika pintu kaca tertutup, Alma membalikan badan menatap punggung Harsya yang perlahan masukke mobil.

Ia merasa hangat… tapi juga takut.

Karena ia tahu bahwa laki laki yang bersamanya kini adalah milik perempuan lain.

Harsya masuk ke mobil, menutup pintu dengan perasaan gamang Wajah Alma terus menari dalam bemaknya. Senyum itu… cara Alma menatapnya tadi saat makan malam… semuanya menempel terlalu kuat.

Mobil melaju pelan, tapi pikirannya penuh riuh

"Mengapa kita dipertemukan di waktu yang salah?"

"Apa salah aku mencintainya?"

"Nadine… maaf. Aku tahu ini salah. Tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku…"

Begitu mobil memasuki area rumahnya, senyum Harsya meredup seketika.

Perasaan enggan menyapu dadanya—perasaan yang sudah lama ia kenal, tapi selalu berusaha diabaikan.

Rumah megah itu berdiri di hadapannya, terang, sempurna…

tapi tidak terasa seperti tempat pulang yang seharusnya.

Mesin mobil sudah mati sejak beberapa menit lalu, namun Harsya masih belum bergerak.

Ia hanya menyandarkan kepala ke belakang, kedua tangan bertopang di belakang tengkuk.

Matanya kosong menatap langit-langit mobil, seolah mencari alasan untuk tetap berada di dalam.

Ia tahu tidak akan ada senyum hangat yang menyambutnya.

Tidak ada tatapan lembut Alma yang membuatnya merasa dianggap.

Yang menunggunya di balik pintu hanyalah wajah dingin Nadine.

Dan pikiran itu membuat tubuhnya terasa berat—berat dengan cara yang tidak bisa dijelaskan pada siapa pun.

Ia menarik napas panjang.

Secercah kesadaran muncul,Ia masih bagian dari keluarga ini.

Entah ia menginginkannya atau tidak.

Pada akhirnya, Harsya membuka pintu.

Bukan karena ingin masuk…tetapi karena ia harus.

Sosok lelaki mapan yang selalu terlihat percaya diri di dunia luar,namun rapuh di dalam.

Malam itu melangkah ke dalam rumahnya sendiri dengan hati yang terasa seperti tamu.

Nadine masih di depan laptop ketika Harsya masuk.

Wajahnya tampak kehilangan cahayanya,saat ia tidak menggunakan make up

“Baru pulang, Mas?” tanyanya tanpa menoleh.

“Iya. Meeting dengan klien,” jawab Harsya pendek sambil membuka jas dan melepaskan dasi.

Baru beberapa detik hening, Nadine kembali bicara.

Nada suaranya ringan—tapi menusuk.

Apakah kantor,lebih penting daripada kami?.”

Harsya menghembuskan napas perlahan.

“Kan kamu tahu sendiri, menjelang akhir tahun kantor sibuk. Perusahaan kita mau IPO di bursa—”

“Tapi Mas…” potong Nadine akhirnya menatapnya. Bukan tatapan marah.

Lebih seperti… mencari bukti untuk sesuatu yang sudah mengganggunya cukup lama.

“Anak-anak jarang lihat Mas sekarang,” lanjutnya.

Harsya terdiam Ia tahu Nadine tidak salah.

Nadine menutup laptop pelan, seolah ingin memastikan tidak ada hal mengalihkan perhatian lagi.

"Kita ini keluarga, Mas tapi belakangan seperti sekumpulan orang yang kebetulan tinggal bersama dalam satu rumah."Seloroh Nadine satire.

Ucapan itu membuat hatinya berdesir ada perasaan bersalah, namun egonya enggan mengakui.

“Anak anak sudah cukup dewasa untuk mengerti kesibukan kita,” katanya tenang, mengontrol setiap nada suaranya.

“"Dewasa? Mereka masih di bawah umur Mas!, mereka berhak dapat kasih sayang orang tuanya, itu lah Mas yabg selalu ingin di mengerti tapi tidak pernah mau mengerti orang lain." Nadine melemparkan kalimat itu pelan, nyaris seperti pernyataan retoris.

Harsya membeku sejenak.

Tidak ada jawaban aman untuk itu memilih untuk diam.

Nadine bangkit dari kursi, melewati Harsya .Tanpa menghiraukan ia naik keatas ranjang dan membungkus tubuhnya dengan selimut.

Lampu meja kerja masih menyala,

Harsya duduk di sudut kamar, hanya suara detak jam yang terdengar di ruangan itu.

Untuk sesaat, ia berpikir apakah benar ia hanya ingin di mengerti?,

.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!