NovelToon NovelToon
Terlahir Kembali Sebagai Kaisar Iblis

Terlahir Kembali Sebagai Kaisar Iblis

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat / Reinkarnasi
Popularitas:440
Nilai: 5
Nama Author: BUBBLEBUNY

Arsenio Elvarendra, mafia kejam yang dihianati orang kepercayaannya, terlahir kembali di sebuah singgasana yang sangat megah sebagai Kaisar Iblis. Di dunia barunya, ia bertemu seorang wanita cantik—Dia seorang dewi yang menyembunyikan identitasnya.

Bisakah Arsenio mengungkap jati diri sang Dewi? Akankah cinta mereka mengubah jalan takdir di antara kegelapan dan cahaya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BUBBLEBUNY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesepakatan dan Bayangan Perang

Jabat tangan mereka menyegel kesepakatan, sebuah aliansi yang tidak lazim antara iblis dan penyihir. Namun, di balik senyum dan kata-kata manis, ada kewaspadaan dan perhitungan yang tersembunyi.

"Sekarang setelah kita sepakat tentang aliansi ini, apa langkah selanjutnya, Ezra?" tanya Lucifer, melepaskan jabat tangan mereka.

"Kita perlu merumuskan perjanjian yang mengikat, yang akan menjabarkan hak dan kewajiban masing-masing kerajaan," jawab Ezra. "Kita juga perlu bertukar informasi tentang kekuatan dan kelemahan kita, serta ancaman yang kita hadapi."

"Itu masuk akal," kata Lucifer. "Saya akan menugaskan Zarthus untuk bekerja sama dengan dewan Anda dalam menyusun perjanjian tersebut. Dia adalah penasihat saya yang paling terpercaya, dan dia memiliki pemahaman yang mendalam tentang hukum dan diplomasi."

"Saya akan menugaskan salah satu penyihir terbaik saya untuk bekerja sama dengan Zarthus," kata Ezra. "Saya yakin mereka akan dapat menyusun perjanjian yang adil dan saling menguntungkan."

"Bagus," kata Lucifer. "Lalu, bagaimana dengan berbagi informasi?"

"Saya akan menunjukkan kepada Anda perpustakaan sihir saya," kata Ezra. "Di sana, Anda akan menemukan pengetahuan yang tak ternilai tentang sihir dan artefak kuno. Saya juga akan memberi tahu Anda tentang musuh-musuh kita, dan tentang rencana mereka."

"Saya menghargai tawaran Anda, Ezra," kata Lucifer. "Sebagai imbalannya, saya akan menunjukkan kepada Anda gudang senjata saya, dan saya akan memberi tahu Anda tentang taktik dan strategi militer saya."

"Itu akan sangat berguna," kata Ezra. "Saya selalu tertarik untuk mempelajari cara-cara baru untuk mempertahankan kerajaan saya."

"Ada satu hal lagi yang ingin saya tanyakan, Ezra," kata Lucifer.

"Apa itu, Lucifer?" tanya Ezra.

"Saya mendengar bahwa Anda memiliki artefak kuno yang sangat kuat," kata Lucifer. "Artefak itu dikatakan mampu mengendalikan kekuatan alam. Apakah itu benar?"

Ezra terdiam sejenak, lalu mengangguk. "Itu benar, Lucifer. Saya memiliki artefak itu. Tapi itu adalah rahasia yang dijaga ketat. Hanya sedikit orang yang tahu tentang keberadaannya."

"Saya mengerti," kata Lucifer. "Saya tidak bermaksud untuk mengganggu Anda. Saya hanya ingin tahu apakah rumor itu benar."

"Saya akan menunjukkan artefak itu kepada Anda," kata Ezra. "Tetapi Anda harus berjanji untuk tidak mengungkapkan keberadaannya kepada siapa pun."

"Saya berjanji," kata Lucifer.

Ezra tersenyum. "Bagus. Ikutlah denganku."

Ezra berdiri dari kursinya dan berjalan menuju pintu rahasia di dinding. Ia menyentuh batu bata tertentu, dan pintu itu terbuka, memperlihatkan lorong gelap.

"Artefak itu disimpan di ruang bawah tanah menara ini," kata Ezra. "Ikutlah denganku, dan saya akan menunjukkannya kepada Anda."

Lucifer mengikuti Ezra ke dalam lorong gelap. Mereka berjalan selama beberapa menit, sampai mereka tiba di sebuah ruangan kecil yang diterangi oleh obor.

Di tengah ruangan, berdiri sebuah altar batu. Di atas altar, terdapat sebuah kotak kayu kecil.

"Inilah artefak itu," kata Ezra, menunjuk kotak itu. "Ini disebut Tongkat Genesis. Dikatakan mampu mengendalikan kekuatan alam."

Lucifer mendekati altar dan menatap kotak itu dengan tatapan kagum. Ia bisa merasakan energi yang kuat memancar dari dalam kotak.

"Bisakah saya melihatnya?" tanya Lucifer.

Ezra ragu-ragu sejenak, lalu mengangguk. "Baiklah. Tapi berhati-hatilah. Artefak itu sangat kuat, dan itu bisa berbahaya jika tidak ditangani dengan benar."

Ezra membuka kotak itu dan mengeluarkan sebuah tongkat kayu yang panjang dan ramping. Tongkat itu dihiasi dengan ukiran-ukiran rumit yang menggambarkan simbol-simbol alam.

Lucifer mengulurkan tangannya dan mengambil tongkat itu dari Ezra. Ia bisa merasakan kekuatan yang luar biasa mengalir melalui tangannya.

"Ini luar biasa," kata Lucifer dengan kagum. "Saya belum pernah merasakan kekuatan seperti ini sebelumnya."

"Saya tahu," kata Ezra. "Itulah mengapa artefak itu sangat berharga. Itu bisa membuat kita menjadi penguasa neraka."

"Mungkin," kata Lucifer. "Atau mungkin itu akan menghancurkan kita."

Tiba-tiba, sebuah suara keras membelah udara. Dinding-dinding menara mulai bergetar.

"Apa itu?" tanya Lucifer, terkejut.

"Saya tidak tahu," kata Ezra. "Tapi itu tidak bagus."

Tiba-tiba, pintu ke ruang bawah tanah terbuka, dan seorang penyihir berjubah biru berlari masuk.

"Arch mage! Lucifer Morning star!" seru penyihir itu. "Kita diserang! Kerajaan Vampir menyerbu perbatasan kita!"

Ezra dan Lucifer saling berpandangan dengan cemas.

"Sepertinya aliansi kita akan segera diuji," kata Lucifer, matanya menyipit. "Ezra, apa yang terjadi? Seberapa besar serangan mereka?"

Ezra mengerutkan kening, wajahnya menunjukkan kekhawatiran. "Serangan skala penuh, Lucifer. Mereka menerobos pertahanan perbatasan kita. Ini bukan hanya sekadar pengalihan."

Penyihir berjubah biru itu terengah-engah, berusaha mengatur napas. "Mereka... mereka dipimpin oleh Ratu Vampir sendiri, Archmage! Dia membawa serta seluruh pasukan elitnya!"

Lucifer mendengus. "Ratu itu selalu ambisius. Sepertinya dia tidak menyukai aliansi baru kita." Dia menatap Ezra dengan tatapan tajam.

"Apakah kau siap untuk berperang, Ezra?" Ezra mengangguk, meskipun ada keraguan yang terlihat di matanya.

"Kerajaan Penyihir tidak akan menyerah begitu saja. Kami akan mempertahankan tanah kami." Dia berbalik kepada penyihir berjubah biru itu. "Panggil semua penyihir yang mampu berperang. Perkuat pertahanan menara. Dan kirim pesan ke sekutu kita yang lain - jika ada."

Penyihir itu membungkuk dan segera bergegas keluar dari ruangan.

"Sekutu lain?" tanya Lucifer, mengangkat alis. "Apakah ada yang lain selain aku?"

"Ada beberapa ras yang lebih kecil yang berjanji setia kepada Kerajaan Penyihir," jawab Ezra. "Tapi aku tidak yakin mereka akan datang membantu kita dalam situasi seperti ini. Kita pada dasarnya sendirian."

Lucifer menyeringai. "Kalau begitu, mari kita tunjukkan kepada Ratu Vampir apa yang bisa dilakukan oleh iblis dan penyihir yang bersatu." Dia mengembalikan Tongkat Genesis kepada Ezra. "Kau yang lebih membutuhkannya daripada aku. Gunakanlah untuk melindungi kerajaanmu."

Ezra menerima tongkat itu dengan anggukan. "Dan kau, Lucifer? Apa yang akan kau lakukan?"

"Aku akan pergi ke garis depan dan turun langsung untuk memastikan bahwa pasukan Ratu Vampir merasakan neraka yang sebenarnya," kata Lucifer, senyumnya berubah menjadi seringai iblis. "Sudah lama aku tidak menikmati pertarungan yang bagus."

Dia berbalik dan berjalan menuju pintu, Zarthus muncul di pintu masuk. "Yang Mulia, apa perintahnya?"

"Kita berperang, Zarthus," kata Lucifer. "Kumpulkan pasukan terbaik kita dan ikuti aku. Kita akan menunjukkan kepada para vampir ini apa artinya menghadapi kekuatan seorang Lucifer Morning star."

Zarthus tersenyum, matanya bersinar dengan antisipasi. "Seperti yang Anda perintahkan, Yang Mulia."

Lucifer dan Zarthus bergegas keluar dari menara, meninggalkan Ezra sendirian dengan Tongkat Genesis dan beban berat untuk melindungi kerajaannya. Di luar, medan perang sudah mulai terbentuk. Pasukan penyihir bergegas menuju tembok, melantunkan mantra dan menyiapkan pertahanan magis. Di kejauhan, Lucifer bisa mendengar lolongan dan teriakan pasukan vampir yang mendekat.

"Zarthus," kata Lucifer, suaranya penuh dengan kekuatan. "Aku ingin kau memimpin serangan pertama. Tunjukkan kepada para vampir ini kekuatan kita. Aku akan bergabung denganmu sebentar lagi."

Zarthus membungkuk dan memanggil pasukan iblis. Dengan raungan dan teriakan, mereka menyerbu ke depan, menuju pasukan vampir yang mendekat. Lucifer berdiri di belakang, matanya menyala dengan api pertempuran. Dia bisa merasakan kekuatan sihir mengalir melalui dirinya, siap untuk dilepaskan.

"Saatnya menunjukkan kepada mereka apa yang bisa dilakukan oleh Lucifer Morning star," gumamnya pada dirinya sendiri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!