Pulang Ke Indonesia. Arcilla Armahira harus mendapatkan tugas dari Kakeknya seorang Pengusaha kaya raya yang dikenal sangat dermawan dan selalu membantu orang kecil. Tetapi siapa sangka pria 70 tahun itu sering mendapatkan ancaman.
Sampai pada akhirnya terjadi insiden besar yang membuat Mizwar diserang oleh musuh saat mengadakan konferensi pers. Kericuhan terjadi membuat banyak pertumpahan darah.
Mizwar dilarikan ke rumah sakit. Arcilla mendapat amanah untuk menjalankan tugas sang Kakek.
Keamanan Arcilla terancam karena banyak orang yang tidak menyukainya seperti kakeknya yang ingin menyingkirkannya. Pengawal pribadi Mizwar yang selalu menemaninya dan mengajarinya membuat Arcilla merasa risih karena pria itu bukan mahramnya.
Sampai akhirnya Arcilla meminta kakeknya untuk menikahkannya dengan pengawalnya dengan alasan menghindari dosa.
Bagaimana kehidupan rumah tangga mereka ditengah persaingan bisnis?
Apakah keduanya profesional meski sudah menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14 Tidur Di Kamarnya
Cilla berada di kamarnya duduk di atas ranjang dengan bersandar di kepala ranjang dan laptop berada di atas pahanya. Wanita cantik itu masih sibuk menatap laptop dengan hijabnya yang masih menempel di kepalanya.
Cilla tiba-tiba saja penasaran dengan Rasyid, dia mencoba untuk mengetahui siapa sebenarnya pria tersebut dari data-data yang dimiliki oleh kakeknya.
"Jadi dia lulusan militer Amerika," gumam Cilla melihat tingkat pendidikan pria tersebut.
Selain lulusan bisnis universitas terkenal di Luar Negeri dan ternyata Rasyid jika lulusan militer dan pantas saja dia pintar berkelahi dan menggunakan senjata.
"Lalu bagaimana dengan latar belakang keluarganya?" ucapnya masih penuh dengan penasaran yang terus melihat dokumen berisi data-data tersebut.
Rasyid ternyata orang yang sangat privasi dan tidak tercatat bagaimana tentang latar keluarganya, hanya masalah pendidikan dan pengalaman kerja. Pria 33 tahun itu selama ini menjadi orang kepercayaan Mizwar.
Pranggg
Cilla kaget di tengah keseriusannya melihat data-data Rasyid, bagaimana tidak jendela bagian kamarnya tiba-tiba saja pecah.
"Astagfirullah...." lirih Cilla yang langsung turun dari ranjang untuk melihat apa yang terjadi sebenarnya.
Tidak ada angin yang kuat dan jendela itu bisa-bisanya pecah dengan kaca-kaca berserakan di atas lantai.
"Apa yang terjadi sebenarnya?" tanyanya dengan kebingungan yang sudah berdiri di dekat pecahan kaca tersebut.
Dengan seketika tubuhnya tiba-tiba saja dipeluk untuk menghindari sesuatu dan suara pecahan kembali terdengar dari meja rias.
Cilla terduduk di lantai dengan tubuhnya dilindungi yang membuatnya menoleh dan melihat orang yang memeluknya dan ternyata itu adalah Rasyid.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Rasyid dengan khawatir.
Cilla menggelengkan kepala dengan nafas naik turun, melihat cermin retak kembali.
Rasyid membantu Cilla untuk berdiri dan kemudian meletakkannya di tempat yang aman.
Rasyid langsung memeriksa cermin tersebut dan ternyata ada menembakkan peluru sehingga cermin itu pecah, jika Cilla terus berdiri di depan jendela maka peluru itu bisa mengenainya.
"Astagfirullah....."lirih Cilla benar-benar tidak menyangka saat ku duduk tersebut dipegang oleh suaminya.
"Nona apa terjadi sesuatu?" Metta dan pengawal lainnya memasuki kamar Cilla ketika mendengar suara tembakan.
Mereka juga kaget melihat kamar tersebut berantakan dengan pecahan kaca dan melihat atasan mereka tampak panik yang berdiri di sudut ruangan.
"Cepat cari orangnya!" titah Rasyid membuat beberapa pengawal itu mengganggukan kepala dan langsung keluar dari kamar tersebut untuk bergegas mencari orang yang telah menyerang majikan mereka.
Sementara Metta menghampiri Cilla untuk memastikan keadaan majikan itu.
"Nona baik-baik saja?" tanya Metta.
"Saya baik-baik saja dan hanya sedikit kaget," jawab Cilla dengan mengatur nafasnya.
"Apa ada yang mencurigakan di luar?" tanya Dhafian.
"Aku sudah memastikan semua baik-baik saja dan saat aku ingin meninggalkan rumah ini, aku juga memeriksa keamanan dan tidak ada yang mencarikan. Tetapi kami mendengar suara tembakan," jawab Metta.
"Kamu periksa kembali semuanya. Aku akan mengurus kamar ini," ucap Rasyid.
"Baiklah," sahut Metta menganggukkan kepala dan menundukkan kepala kepada majikan yang telah meninggalkan kamar tersebut.
Rasyid bergegas mengambil sabuk dan membersihkan semua pecahan kaca tersebut dengan sangat hati-hati. Sementara Cilla sudah duduk di pinggir ranjang yang masih mengatur nafasnya, baru saja dia lolos dari bahaya dan beberapa jam kemudian dia juga kembali diserang.
"Jendelanya akan langsung diperbaiki agar Nona aman," ucap Rasyid sudah membersihkan kaca-kacangan tersebut dan memasukkannya ke dalam tong sampah.
Begitu juga dengan cermin yang sebagian retak dan sebagian kacangnya berjatuhan di lantai. Rasyid sudah menjamin tidak ada kaca yang tersisa lagi yang bisa melukai majikannya itu.
"Kenapa bahaya selalu datang di saat kamu berada di sisi saya?" tanya Cilla tiba-tiba membuat Rasyid menoleh kearah Aliza.
"Kamu mencurigai saya?" tanya Rasyid.
"Meski kamu selalu menyelamatkan saya, tetapi bahaya itu tetap ada dan kamu terus berada diantara bahaya itu," jawab Cilla.
"Baguslah, jika sekarang perasaan kamu dan insting kamu sudah kuat yang tidak sembarangan mempercayai orang lain walau itu orang terdekat kamu," jawab Rasyid membuat Cilla mengerutkan dahi.
"Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya. Saya tidak meminta kamu untuk percaya sepenuhnya kepada saya. Tugas saya untuk mengawal kamu dan saya pasti mengawasi sekitar terlebih dahulu agar orang yang saya jaga tidak sampai terluka," jawab Rasyid.
Cilla diam mendengar pernyataan dari Rasyid.
"Baiklah, orang yang akan mengganti kacanya akan segera datang, kamu sebaiknya keluar dari kamar ini agar tidak terjadi sesuatu karena jendelanya masih terbuka atau lebih baik mencari tempat istirahat lain untuk sementara," ucap Rasyid.
"Saya tidak akan kemana-mana dan begitu juga dengan kamu," ucap Cilla.
"Maksud kamu?" tanya Rasyid.
"Bahaya akan selalu datang kepada saya dan kamu akan selalu menyelamatkan saya dan itu artinya jika bahaya kembali datang untuk menyerang saya, kalau kamu berada di dalam kamar ini, maka saya juga aman dari bahaya," jawab Cilla.
"Saya akan berada di kamar ini bersama dengan kamu?" tanya Rasyid memastikan.
"Benar!" jawab Cilla.
Rasyid terdiam dan entahlah dari mana Cilla tiba-tiba saja punya pikiran menyuruh Rasyid untuk berhati kamarnya.
"Kita sudah menikah dan tidak ada yang salah," ucap Cilla dengan santai.
"Baiklah," sahut Rasyid ternyata tidak menolak permintaan Cilla.
Cilla sepertinya bukan mengharapkan hal itu dan terlihat dari tatapan matanya masih melihat ke arah Rasyid dengan keduanya saling melihat satu sama lain.
Karena bahaya sedang mengancam Cilla membuat Rasyid Malam ini tidur di kamar Cilla. Untuk jendela yang sudah pecah ternyata tidak bisa langsung diperbaiki karena mengingat hari sudah malam.
Rasyid berdiri di depan jendela tersebut dengan melihat ke bawah yang mencoba untuk memastikan keadaan bahwa semuanya aman, Rasyid memeriksa kamar itu dengan teliti dan menutup tirai jendela.
Krekkkk
Rasyid menoleh ke arah pintu kamar mandi yang terbuka. Cilla baru saja bersih-bersih menggunakan piyama panjang di atas mata kakinya dengan lengan panjang, ternyata Cilla keluar dari kamar tanpa menggunakan hijab dengan rambutnya yang terurai panjang.
Rasyid langsung mengalihkan pandangannya saat melihat dengan jelas sisi lain dari majikannya itu. Selama ini berpakaian dengan menutup auratnya.
"Apa Nona meninggalkan sesuatu?" tanya Rasyid membuat Cilla menoleh ke arah Rasyid dengan penuh pertanyaan.
"Apa yang aku tinggalkan?" tanya Cilla.
"Nona mungkin menyadari jika lupa memakai hijab," jawab Rasyid.
"Aku tidak lupa, aku memang tidak memakai hijab di saat ingin tidur," jawab Cilla.
"Kenapa kamu mengalihkan pandangan seperti itu saat melihat wanita yang sudah menjadi istri kamu tidak memakai hijab dan sementara saat ini kamu dikelilingi oleh wanita yang tidak memakai hijab dan kamu tidak mengalihkan pandangan," ucap Cilla.
Rasyid kesulitan menelan ludahnya dan ternyata istrinya menyadari penuh melepas hijab dan pasti karena Cilla merasa tidak ada yang salah, laki-laki yang ada di dalam kamarnya itu adalah suaminya.
Bersambung....
penuh rahasia