Sandy Sandoro, murid pindahan dari SMA Berlian, di paksa masuk ke SMA Sayap Hitam—karena kemampuan anehnya dalam melihat masa depan dan selalu akurat.
Sayap Hitam adalah sekolah buangan yang di cap terburuk dan penuh keanehan. Tapi di balik reputasinya, Sandy menemukan kenyataan yang jauh lebih absurb : murid-murid dengan bakat serta kemampuan aneh, rahasia yang tak bisa dijelaskan, dan suasana yang perlahan mengubah hidupnya.
Ditengah tawa, konflik, dan kehangatan persahabatan yang tak biasa, Sandy terseret dalam misteri yang menyelimuti sekolah ini—misteri yang bisa mengubah masa lalu dan masa depan.
SMA Sayap Hitam bukan tempat biasa. Dan Sandy bukan sekedar murid biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vian Nara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14 : Bar, Pertarungan dan Sample Obat
"Silahkan pilih ruangan yang akan tuan-tuan masuki! Ada dua pilihan. Ruangan di sebelah kiri saya adalah tempat bar biasa sedangkan di sebelah kanan saya adalah tempat untuk orang-orang menginginkan kekuatan dan kekayaan instan!" Seorang pegawai dengan seragam rompi serta berdasi lalu mengenakan sarung tangan putih menyambut lalu menawarkan dua pilihan ruangan.
Bar yang kami kunjungi sangat ramai sekali. Bora sempat mengintip dari balik masing-masing pintu tanpa di ketahui sang pegawai.
Memang benar ada dua ruangan yang berbeda setelah kami bertiga melewati lorong. Ruang pertama khusus untuk berjudi, mabuk-mabukan dan hal lainnya.
"Kami pilih ruangan kedua." Jawab Bora.
"Baiklah! Silahkan masuk!" Ujar pegawai tersebut.
Ruangan yang kami bertiga pilih lalu masuki adalah seperti sebuah area pertarungan. Luas ruangannya bahkan sama seperti lapangan sekolahku.
Garis merah yang membentuk persegi panjang terbentang di tengah-tengah ruangan. Kemudian ruangan ini memiliki tempat menonton di atas dan di bawahnya.
"Lawan!"
"Lawan!"
"Ini Petarung Epik!"
Sorakan penonton sangat meriah. Mereka seperti menantikan sebuah pembantaian.
"Ini ruangan apa? Pertarungan dan Kekayaan? Apa maksud dari pegawai tadi?" Aku bertanya kepada Bora dan Nara.
"Kau benar. Aku saja masih bingung, tapi kemungkinan besar masih berhubungan dengan obat terlarang tersebut." Jawab Nara.
Kami berjalan perlahan menuju tempat untuk menonton di bagian bawah. Dan kemudian secara tiba-tiba langkah Bora terhenti.
"Sepertinya kita menjalankan misi dengan lebih cepat." Bora mengepalkan tangannya kuat-kuat.
"Lihatlah!" Bora menunjuk ke arah atas tempat menonton VIP.
Ada spanduk besar dengan sebuah logo kepala beruang dan bertuliskan "Di Sponsori The Bear"
"Mereka ada di sini?!" Mata Nara menatap tajam kemudian tubuhnya mulai gemetaran.
"Tunggu dulu! Ternyata di sini ada kejutan lain." Bora menunjuk ke arah tribun penonton bagian bawah.
Seorang lelaki menggunakan jaket Hoodie warna biru. Orang yang memiliki masalah dan akan kami bantu. Bagas.
"Dia kesini?" Tanyaku terkejut.
"Prediksi kita salah. Bahkan mungkin Bagas sengaja membocorkan informasi palsu mengenai dirinya yang akan beraksi kepada Arfy." Jelas Nara.
"Pertama mari kita lihat terlebih dahulu, apa yang akan orang-orang ini lakukan di sini dan keberadaan obat tersebut." Tambah Nara yang kemudian berdiri di tempat yang cocok untuk menonton.
"Kau benar, Nara." Bora mengangguk di susul olehku.
Pertarungan.. Ya? (Kataku di dalam hati)
"Para hadirin sekalian! Kita pasti sudah menunggu saat-saat ini!" MC dengan setelan berandalan membuka acara.
Sorakan dan tepuk tangan penonton semakin bergemuruh.
"Pertarungan antar orang-orang kuat yang akan memperebutkan hadiah uang tunai atau mendapatkan apa yang dia inginkan jika menang!" MC kembali membuat atmosfer ruangan yang sangat luas menjadi lebih menyala-nyala.
"Ini semua tidak akan terjadi tanpa seseorang yang menjadi pelopor pertarungan epik ini! Berikan tepuk tangan meriah kepada Bos dari The Bear!"
Tepuk tangan yang sangat meriah benar-benar di lakukan oleh para penonton.
"Bos apa kau yakin ingin menggunakan mereka dalam pertarungan ini?" Seorang dengan tuksedo bertanya.
"Tentu saja. Tidak mungkin kalau ini semua akan semudah itu. Terutama hadiah uang yang sangat besar. Di tambah pertarungan ini sebagai tempat uji coba, sejauh mana obat yang bisa membuat orang normal menjadi memiliki kemampuan istimewa berkembang. Apakah sudah sangat sempurna? Kita akan mengetahuinya segera." Bos tersenyum licik.
Di belakang bos dan kedua penjaganya—B dan satu orang lagi tubuhnya masih kecil berdiri mantap menonton pertarungan.
Aku harus menyelamatkan adikku! (Kata Bagas di dalam hati)
"Tanpa berlama-lama lagi. Hari ini kita mempunyai empat kontestan! Pertarungan langsung—siapa yang akan bertahan lebih lama dia lah yang menang!"
"Sebentar! Bukannya orang berkemampuan spesial bisa mendapatkan kekuatannya dari faktor genetik keturunan? Lantas bukannya kita tidak perlu terlalu menghawatirkan obat tersebut?" Aku bertanya karena pertanyaan itu terus mengganggu ku ketika Bora pertama kali menyebutkan tentang obat terlarang tersebut.
"Memang benar. Tapi perlu kau tahu, Sandy. Orang berkemampuan di dunia ini sudah sangat sedikit. Hanya sekitar delapan sampai sepuluh persen saja. Dan sangat langka sekali. Aneh rasanya jika orang berkemampuan itu sudah sedikit—melakukan pertarungan di tempat seperti ini dengan seorang mafia sebagai pelopornya dan di iming-iming hadiah. Bukankah seharusnya mereka akan di tangkap oleh para mafia itu untuk di jual lalu di jadikan objek penelitian?" Jawab Nara dengan detail.
"Benar juga." Tanggapku.
"Para kontestan silahkan menuju arena!" MC berseru.
Empat orang berjalan maju menuju ke dalam garis merah yang membentuk persegi panjang besar.
Orang pertama menggunakan baju dengan tangan terbuka yang sampai memamerkan otot-ototnya.
Orang kedua bertubuh kecil. Memakai masker dan baju rumahan.
Orang ketiga berbadan besar dengan telanjang setengah dada lalu kepalanya botak licin.
Dan terakhir. Orang yang tidak di sangka kami akan ikut pertarungan ini. Bagas.
"Dia konyol." Ujar Bora.
"Pertandingan di mulai!"
WUSH! Angin kencang langsung berhembus ketika aba-aba di mulai hingga membuat kontestan lainnya termasuk Bagas mundur beberapa langkah.
"Oi, oi, oi... santai dulu. Agresif sekali kau." Pria botak menyeringai.
"Kalian para pecundang akan kalah di tanganku." Ujar Orang bermasker Dengan datar.
"Akulah yang akan menang dan hadiahnya akan menjadi milikku." Orang dengan tangan baju terbuka tertawa lebar.
"Kalian semua terlalu sombong." Bagas Bergumam. Kupluk Hoodie menutupi kepalanya agar tidak di ketahui identitasnya.
Bagas menatap ke arah atas tribun penonton VIP
Aku sudah pernah ketahuan oleh mereka. Oleh karena itu, aku tidak boleh ketahuan kali ini dalam misi penyelamatan adikku. (Kata Bagas di dalam hati)
Orang dengan lengan baju terbuka tiba-tiba terbang. Di kedua kakinya muncul sebuah angin kecil yang bisa membuatnya terbang.
"Kalian akan aku habisi!" Orang dengan baju lengan terbuka berseru kencang.
Bola-bola angin di lemparkan oleh orang dengan baju lengan terbuka.
WUSH!
WUSH!
Ketiga orang kontestan termasuk Bagas menghindari serangan tersebut bahkan sampai orang dengan masker melakukan akrobatik. Bola-bola angin itu membuat lantai menjadi tergali beberapa centimeter.
Orang dengan baju lengan terbuka tertawa puas.
"KALIAN TIDAK BISA TERUS MENGHINDAR!"
WUSH!
WUSH!
Bola-bola angin kembali di lemparkan oleh dirinya.
"Baiklah kalo sudah begini." Orang dengan masker mengambil sesuatu dari saku bajunya. Tanah Liat.
Dengan kecepatan yang tinggi tanah liat itu di bentuk menjadi sebuah pistol sempurna. Dua pistol.
DOR!
DOR!
Orang dengan masker meluncurkan peluru tanah liat yang padat dari senjatanya ke arah orang dengan baju lengan terbuka.
WUT!
"Hampir saja." Kata Orang dengan lengan baju terbuka.
"Kau menarik! Siapa namamu?" Orang dengan baju lengan terbuka bertanya.
"Siapa peduli itu? Baiklah. Namaku Rack." Jawab Rack.
"Aku Hyon."
"Aku tidak boleh kalah juga!" Pria botak melompat lalu menghantam tanah.
Tanah yang di hantam oleh pria botak seketika membuat tanah menjadi tidak stabil—mengeluarkan bebatuan dari lantai yang di pijak.
"Namaku Johson."
"Lumayan." Kata Rack dengan nada datar dan sembari menghindari bebatuan yang tiba-tiba muncul.
"Kau tidak akan pernah bisa menyentuhku." Hyon kembali tertawa.
"Jaga ucapanmu itu!"
DUK!
Bagas yang menghindari bebatuan yang muncul dari lantai ruangan dengan ukuran yang berbeda-beda, mendapatkan pijakan untuk menyerang Hyon.
Hyon tersungkur untul sementara waktu di lantai.
DOR!
DOR!
Rack menembaki Hyon yang sedang dalam kondisi tidak menguntungkan. Beruntung saja Hyon berhasil menghindari peluru Rack dengan cepat.
"Lihat kemana kau harus menembak! Bego!" Bagas meluncurkan tendangan ke arah Rack dari titik butanya.
WUT!
Rack menghindari Bagas dengan begitu mudah seolah dia adalah seorang veteran pertarungan.
DOR!
Rack menembak ke arah Tubuh Bagas yang baru saja melakukan gerakan.
TING!
Peluru itu tepat mengenai kepala Bagas dan Membuat Rack sedikit kaget.
"OHH.. Jadi kemampuan adalah memperkuat fisik ke tingkat tidak wajar." Ujar Rack.
"Peluru begini saja tidak dapat membunuhku!" Bagas berseru.
"Kemana kalian berdua melihat?!" Johson kembali menghentakkan lantai yang membuat bebatuan muncul dari bawah para kontestan di arena pertarungan.
"Sepertinya kali ini kita mendapatkan orang-orang yang menarik." Bos The Bear meminum anggur merah.
"Bos benar. Apa mereka bisa di jadikan anggota O3PMI seperti mereka?" Salah satu anak buah bos The Bear bertanya.
"Untuk apa memberikannya kepada mereka? Kita juga harus setidaknya memiliki beberapa orang berkemampuan yang menerima perintah langsung dari kita. Tidak seperti O3PMI yang bergerak sendiri." Bos The Bear tersenyum lebar sembari menaruh gelas bekas minumannya.
Para penonton di tribun semakin kegirangan dengan acara hiburan yang mengerikan ini.
"Ini pemandangan yang tidak biasa sekaligus menegangkan " Aku berkomentar.
"Kau benar. Melihat sesama orang berkemampuan bertarung aku pun teringat akan sejarah yang telah di jelaskan oleh Kak Anastasia. Ini semua membuatku sedikit takut. Mereka semua termasuk Bagas bisa saja membunuh satu sama lain." Tanggap Bora.
"Kalo begitu akan aku hentikan waktu dan kita bisa mengendalikan situasi lalu mengambil Bagas dan Sampel obat lari dari sini." Aku berusul.
"Tidak, Sandy. Tindakan itu justru akan membuat kita semakin kehilangan jejak mereka." Nara kini buka suara.
"Apa yang waktu itu kita ketahui. Ada anggota O3PMI lain yang membantu mereka. Dan kemampuan dari salah satunya belum kita ketahui. Ini bisa sangat beresiko." Tambah Nara.
TUING!
Nara kemudian membuka smartphone miliknya. Ada pesan. Dari Kak Arlo.
"Kak Arlo! Ini darurat! "
..."Ada apa Nara?" (Kak Arlo)...
"Tidak ada waktu...
Aku, Bora dan Sandy
berhasil menemukan
keberadaan O3PMI.
Bahkan Bagas pun
ada di sini."
..."Kenapa bisa? Kita salah...
...informasi? 😠" (Kak Arlo)...
"Cerita yang panjang.
Akan aku sharelok.
Kak Arlo cepat kemari.
Kami sangat butuh tenaga
tambahan. ini sangat mendesak."
"Ada apa Nara?" Tanya Bora.
"Aku menghubungi... " Mata Nara tiba-tiba menangkap sesuatu yang penting.
Bos The Bear memberikan sebuah paket beserta enam belas strip obat terlarang kepada anak buahnya lalu menyuruhnya pergi bersama dengan seorang lelaki berambut putih.
"Aku akan segera kembali!" Nara bergegas pergi.
"Hei, kau akan kemana?" Tanyaku heran.
"Tidak ada waktu. Kalian tetaplan di situ. Bagas mungkin butuh bantuan kalian nantinya. Aku juga sudah menghubungi Kak Arlo untuk datang membantu kemari. Sampai Jumpa!" Nara berlari keluar dari bar.
Itu obatnya dan jika benar, orang dengan rambut putih itu adalah B. (Nara di dalam hati dengan penuh tekad.)
"Dia kenapa?"
"Entahlah." Jawab Bora.
WUSH!
WUSH!
Hyon sudah bisa kembali terbang dengan angin kecil di kedua kakinya lalu menembakkan bola-bola angin kembali.
"Pemanasannya sudah cukup!" Hyon menggeram.
Tiba-tiba angin puting beliung kecil menyelimuti dirinya, perisai untuk dirinya.
"Aku juga sudah selesai pemanasannya." Rack membuang pistolnya lalu membentuk kembali tanah liat menjadi sebuah pedang kecil kembar yang tajam.
"Aku pun begitu!" Johson menempelkan tangannya ke lantai seperti sedang menyerap sesuatu. Perlahan bebatuan mulai membungkus tangannya. Dan sebuah tangan batu terbentuk sempurna membungkus tangannya Johson.
Bagas hanya memperhatikan lawan-lawannya dengan seksama.
...****************...
"Dimana mereka?" Nara terengah-engah.
Nara mengejar kedua orang tersebut hingga ke teman parkiran kosong.
Tidak Gedung-gedung yang bersih dan indah. Kini hanya terlihat bangunan-bangunan yang terbengkalai.
Nara melirik ke arah jam tangan yang sedang dia gunakan.
Pukul 22.40 WIB
"Aku harus segera menemukan mereka dan menghentikan transaksi tersebut." Ujar Nara sembari memperhatikan sekitarnya.
Tidak butuh waktu lama.. Nara berhasil menemukan anak buah bos The Bear yang di suruh untuk mengantarkan sesuatu.
Anak buah bos The Bear berjalan mengikuti cahaya lampu-lampu jalan.
"Dimana B? Sepertinya dia patroli di sekitar sini untuk memastikan bahwa keadaan aman. Kalu begitu aku harus berhati-hati." Nara kemudian memencet jam tangan miliknya.
TIT!
Sebuah drone sangat kecil, berukuran seperti nyamuk, tidak—Memang drone berbentuk nyamuk keluar dari jam tangan yang tengahnya terbuka setelah Nara menekan tombol di jam miliknya.
"Aku juga tidak akan sebodoh itu!" Ujar Nara.
Drone-drone nyamuk milik Nara dengan jumlah yang lumayan banyak—berterbangan menyebar luas ke seluruh area parkiran dan bangunan terbengkalai.
Dengan jumlah yang sangat banyak. Hanya butuh beberapa menit saja Nara berhasil menemukan keberadaan B. B sedang mengawasi dari atas salah satu bangunan terbengkalai.
"Dia ada di sebelah kiri atas. Kalau begitu aku akan menggunakan droneku saja. Jangan pernah meremehkan seseorang. Aku sangat genius di dunia ini!" Nara semakin meneguhkan tekadnya.
TIT!TIT!
"Drone! Mode Pengintaian dan Penyerangan!" Nara membuat drone nyamuknya mengeluarkan warna merah dari matanya.
Ketika droneku sudah memasuki tahap ini. Aku bisa membuat operasi lawan gagal dengan mudah. (Kata Nara di dalam hati.)
Anak buah bos The Bear terus berjalan hingga bertemu dengan seorang misterius.
"Kau bawa barangnya?" Kata orang misterius itu.
"Tentu saja. Inilah dia." kata anak buah bos The Bear.
"Sejauh ini masih aman, saja." Kata B sembari mengawasi mereka berdua yang sedang transaksi.
NGING~~
PLAK!
"Nyamuk sialan! Menggangu saja!"
NGING~~~
NGING~~~
PLAK!
PLAK!
"Ya Ampun merepotkan sekali! Kenapa jumlah mereka bisa sebanyak ini?" B tiba-tiba sempoyongan.
"Tunggu sebentar! Kenapa aku begitu mengantuk, ya?" B kebingungan.
BRUK!
B tertidur sempurna di atas bangunan terbengkalai.
"Rasakan obat tidur yang aku tanamkan pada drone nyamukku." Nara tersenyum puas.
"Sekarang saatnya aku menyerbu." Tambah Nara.
"Senang bertransaksi denganmu." Kata anak buah bos The Bear.
"Aku juga sena–"
BRUK!
Orang misterius itu terjatuh, tertidur lelap di aspal jalanan dekat parkiran kosong dan bangunan terbengkalai.
"Kau? Hei! Kenapa tertidur?" Kata anak buah bos The Bear.
"Wah, enak sekali tidurnya. Pasti nanti mimpinya indah." Nara menghampiri anak buah bos The Bear dari arah belakang.
"Si-siapa kau?" Anak buah bos The Bear berbalik badan kemudian mundur beberapa langkah.
Nara kemudian berjalan menuju orang misterius yang sudah memegang pesanannya.
"Aku ambil ini. Dan selamat malam!" Nara tersenyum puas.
BRUK!
Anak buah bos The Bear akhirnya Ikut tertidur juga.
"Akhirnya aku mendapatkan sample obatnya. Dengan ini semuanya akan baik-baik saja." Gumam Nara.
CTAR! Sambaran petir tiba-tiba menyambar atap tempat bar berada.
"Apa itu?" Nara terkejut kemudian segera kembali berlari ke tempat Aku dan Bora beserta Bagas berada.
Tapi setelah Nara meninggalkan kami untuk mengejar sample obat tersebut. Kekacauan dan Peristiwa mengerikan terjadi di dalam area
"Kenapa ini bisa terjadi?" Bagas sangat gemetaran.
"Hancurkan siapapun yang berurusan dengan organisasi." Ujar seorang gadis.
"Tidak mungkin!" Kataku.
"Ini mengejutkan!" Bora juga ikut terkejut.
"Lala!" Bagas berseru memanggil