Marsya adalah seorang dokter umum yang memiliki masa lalu kelam. Bahkan akibat kejadian masa lalu, Marsya memiliki trauma akan ketakutannya kepada pria tua.
Hingga suatu malam, Marsya mendapatkan pasien yang memaksa masuk ke dalam kliniknya dengan luka tembak di tangannya. Marsya tidak tahu jika pria itu adalah ketua mafia yang paling kejam.
Marsya tidak menyangka jika pertemuan mereka adalah awal dari perjalanan baru Marsya. Dan yang lebih mengejutkan lagi, ternyata ketua mafia yang bernama King itu ada kaitannya dengan masa lalu Marsya.
Akankan Marsya bisa membalaskan dendam masa lalunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14 Mencari Tahu
Malam pun tiba, kondisi Tessa sudah mulai membaik dan dia sudah pindah ke kamar utama sedangkan Marsya tetap tinggal di kamar itu sendirian. Marsya duduk termenung di atas tempat tidur, memikirkan nasib dirinya ke depannya. "Siapa sebenarnya Tuan King, kenapa aku sangat penasaran," batin Marsya.
Saat ini Marsya sedikit tenang karena CCTV di kamar itu sudah dicopot. Marsya yang memintanya karena kalau masih ada CCTV, Marsya tidak akan bisa leluasa melakukan aktivitas sehari-hari. Beruntung King dan Raja menyetujuinya.
Terdengar suara derap langkah kaki membuat Marsya yang hendak merebahkan tubuhnya langsung kembali terduduk. "Siapa itu?" gumam Marsya.
Marsya melihat jam menunjukan pukul 23.00 malam. "Aku penasaran," batin Marsya.
Perlahan Marsya turun dari tempat tidur dan mengintip dari balik pintu kamarnya. Malam itu sangat gelap karena jika malam tiba, semua lampu di rumah itu akan di matikan. Marsya melihat ruangan kerja King yang masih menyala dan terlihat juga bayangan beberapa orang berada di sana.
"Mereka sedang ngapain malam-malam begini? kok aku jadi penasaran ya," batin Marsya.
Akhirnya dengan mengendap-endap Marsya pun melangkahkan kakinya. Dia mendekati ruangan kerja King dan bersembunyi di balik dinding pemisah. Terdengar samar-samar suara dari mereka namun Marsya tidak bisa mendengar isi percakapan mereka.
"Ah, aku semakin penasaran apa aku intip saja ya," batin Marsya.
Perlahan Marsya mendekati pintu ruangan kerja King, dia mengintip ke dalam karena kebetulan pintunya sedikit terbuka. "Apa di Bandara tidak ada yang mencurigai kalian?" tanya King.
"Tidak Tuan, kami sudah membayar petugas bandara dengan harga yang lumayan banyak," sahut anak buah King.
"Bagus, besok kalian kirim barang-barang ini kepada pelanggan kita jangan sampai si tua bangka itu mendahului pasar kita," ucap King.
"Baik, Tuan."
Marsya membelalakkan matanya dan menutup mulutnya dengan tangannya sendiri. "Bukankah itu obat-obatan terlarang? jadi selama ini Tuan King menjual obat-obatan terlarang itu? pantas saja uangnya banyak sekali," batin Marsya.
Pada saat Marsya ingin pergi, dia tidak sengaja menyenggol vas bunga dan terjauh membuat King dan anak buahnya langsung menoleh. Marsya panik, dia langsung berlari dan masuk ke dalam kamarnya. Marsya mengganti lampu kamarnya dengan lampu tidur lalu berpura-pura tertidur.
"Siapa itu, coba kalian lihat!" perintah King.
"Baik, Tuan."
Anak buah King berlari keluar dan menyalakan lampu. Terlihat vas bunga sudah pecah berserakan di lantai. Anak buah King langsung mengeluarkan pistol masing-masing dan memperhatikan seluruh sudut rumah King.
"Ada apa?" tanya King.
"Sepertinya tadi ada orang yang mengintip, Tuan," sahut salah satu anak buahnya.
"Siapa yang mengintip? apa di rumah ini ada penyusup?" tanya King dengan geramnya.
"Kami tidak tahu, Tuan. Itu hanya sebatas asumsi kami saja," sahut anak buahnya kembali.
King langsung teringat kepada Marsya. Dia pun bergegas menuju kamar Marsya dan mengetuk pintu kamar Marsya dengan sangat kencang membuat Marsya kaget. "Benar 'kan, dia pasti datang ke sini?" gumam Marsya.
Marsya mengacak-acak rambutnya sendiri supaya terlihat jika dia sudah tidur dari tadi. Dengan cepat Marsya membuka pintu kamarnya sembari berpura-pura ngantuk dan menguap di hadapan King. "Ada apa, Tuan?" tanya Marsya dengan terus menguap.
"Kamu sudah tidur?" tanya King penuh selidik.
"Sudah, Tuan. Aku sudah tidur dari tadi, ada apa? apa ada masalah dengan Nyonya Tessa?" tanya Marsya.
King bukanya menjawab, dia justru memperhatikan Marsya dengan seksama membuat Marsya gugup. "Tidak, kalau begitu aku pergi dulu dan jangan lupa kamu kunci pintu kamarnya," sahut King.
"Baik, Tuan."
King pun akhirnya pergi meninggalkan kamar Marsya. Marsya bergegas menutup kembali pintunya dan menguncinya. Dia berdiri bersandar di pintu kamar sembari memegang jantungnya yang terasa berdetak dengan sangat kencang.
"Astaga, hampir saja aku mati berdiri," batin Marsya dengan napas yang masih terengah-engah.
Marsya benar-benar merasa sangat kaget, insting King sangat bagus. Beruntung lampu malam itu mati semuanya jadi Marsya tidak kelihatan di CCTV. Kalau sampai lampu nyala, nyawa Marsya sudah dipastikan melayang malam itu juga.
King kembali ke ruangan kerjanya, semua anak buahnya sudah dia suruh pergi hanya tinggal dirinya dan juga Andrew. "Andrew, kamu cari tahu mengenai orang yang sudah membuat Marsya trauma di masa lalu," ucap King.
"Ciri-ciri orangnya seperti apa, Tuan?" tanya Andrew.
"Justru itu aku tidak tahu. Dia tidak menceritakan detailnya, besok kamu temui saja dia dan tanyakan mengenai pria itu," sahut King.
"Baik, Tuan. Kalau begitu saya pamit dulu," ucap Andrew.
"Tunggu!"
Andrew yang baru beberapa langkah, kembali menghentikan langkahnya dan membalikan tubuhnya. "Iya, Tuan."
"Mulai besok kamu carikan sekolah yang paling bagus untuk Arsy dan Ratu, dokter itu ternyata sudah mempengaruhi otak Tessa sehingga Tessa menyuruh Arsy dan Ratu sekolah di luar dan kamu tahu sendiri kalau aku tidak bisa menolak permintaan Tessa," ucap King.
"Baik, Tuan. Apa ada lagi yang mau Tuan sampaikan?" tanya Andrew.
"Tidak, kamu boleh pergi," sahut King.
Andrew pun keluar dari ruangan kerja King. Walaupun King seorang mafia yang kejam tapi dia begitu bucin kepada Tessa. Dia akan menuruti semua keinginan Tessa walaupun nyawa yang menjadi taruhannya.
***
Keesokan harinya....
Andrew ternyata sudah mendapatkan sekolah terbaik dan termahal di kota itu. Pagi ini Arsy dan Ratu sudah bisa mulai sekolah, tapi dengan catatan Marsya dan Andrew harus mengawasi kedua anak itu. Marsya mau tidak mau, harus mengikuti perintah King.
"Akhirnya Arsy akan punya teman," celetuk Arsy bahagia.
Marsya mengusap kepala Arsy, sedangkan Ratu tersenyum tanpa bicara sepatah katapun. Saat ini mereka sedang berada dalam mobil menuju sekolah baru Arsy dan Ratu. Andrew sengaja mencari sekolah yang lengkap, dari TK, SD, SMP, dan SMA dalam satu tempat sekaligus hanya berbeda gedung saja supaya dia bisa gampang mengawasi keduanya.
"Ratu, ingat kata-kata Bu dokter. Kamu harus baik kepada teman baru kamu, jangan pendiam, jika ada yang mengajak kamu ngobrol kamu harus ladenin jangan takut dan jangan menyendiri." Marsya memberikan nasihat kepada Ratu.
"Iya, Bu dokter. Tapi Ratu takut," keluh Ratu.
"Jangan takut, kamu tahu tidak jika di sekolah umum itu harus aktif, kalau kamu pendiam dan tidak bersosialisasi bisa-bisa kamu di bully," sahut Marsya.
"Siapa yang berani membully Nona Ratu, akan saya buat tinggal nama orang itu," ucap Andrew.
"Jangan pakai ancaman, tidak baik. Justru kalau anda terlalu banyak mengancam, tidak akan ada yang mau mendekati Arsy dan Ratu," kesal Marsya.
"Tapi itu memang sudah tugas yang diberikan oleh Tuan King dan Tuan Raja, tidak boleh ada yang menyentuh Nona Arsy dan Nona Ratu," ucap Andrew.
"Pokoknya jangan banyak ancaman, Arsy dan Ratu biar jadi urusan aku. Anda hanya awasi saja," ucap Marsya.
Andrew menatap tajam ke arah Marsya, namun Marsya sama sekali tidak takut kepadanya. Jangankan Andrew, King sama Raja saja Marsya tidak merasa takut sama sekali.
*
*
*
Guys, maaf ya jika Othor jarang up soalnya sedang mempersiapkan khitanan anak jadi Othornya sibuk banget dan tidak sempat up🙏🙏Insya Allah, mulai minggu depan Othor akan rajin up lagi🙏🙏
duh kapan sih king tau perselingkuhan raja sama tessa