NovelToon NovelToon
Real Games

Real Games

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Harem / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:357
Nilai: 5
Nama Author: Zoro Z

John Roki, Seorang siswa SMA yang dingin, Cerdas, dan suka memecahkan misteri menjadi logis (Bisa diterima otak)

Kehidupan SMA nya diawali dengan kode rahasia yang tanpa disadari, membawanya ke misteri yang lebih mengancam. Misteri apa itu? kok bisa makin besar? Selengkapnya dalam cerita berikut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoro Z, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Game 14. Titik balik.

Di pagi yang cerah nan sepi, Taro berjalan melewati rumah-rumah membawa kail pancing dan perabotan kemping. Selama perjalanan, semuanya terasah baik-baik saja, tapi saat hampir sampai di rumahnya, Taro kembali merasakan ketakutan yang selama ini dia rasakan, seolah-olah bersantai kemarin tidak ada artinya.

Saat Taro sampai di halaman depan rumahnya, dia memeriksa kota surat, siapa tau sudah ada surat teror, ternyata tidak ada. Taro mulai memasuki ruangannya, dia menaruh kail pancing dan perabotan kemping di ruang tamu untuk sementara.

Secara tiba-tiba, terdengar suara keributan didepan rumah, Taro dengan perasaan campur aduk antara takut dan penasaran, berfikir sejenak sebelum keluar rumah. Taro keluar rumah dan melihat tetangga sebelah kanan rumahnya sedang tengkurap dan diatas ada Roki dan Kevin yang sedang menahan.

Dengan senyuman jahat dan puas. “Siapa sangka bisa semudah ini,” ucap Roki diatas punggung tetangga Taro.

Flashback, Tepat pada jam 10 malam sebelum mereka tidur, Roki mengasihi tau strategi yang sudah dia buat dan sekaligus memberi tahu dugaan sang pelaku.

Taro sempat kaget dengan dugaan Roki, tapi ekspresi wajah Roki yang datar tamPak serius, Taro berusaha untuk mempercayainya dan strategi pun dijalankan tepat pada jam 3 pagi.

Roki dan Kevin pulang ke rumah Taro, Taro bangun sebentar memberikan kunci rumahnya dan lanjut tidur. Roki memadu jalan untuk mengambil jalan memutar lewat dari kiri rumah Taro, yang sebenarnya lebih dekat lewat kanan dari arah rumah Taro, Roki memilih lewat kiri dari rumah Taro. Meskipun Roki cuma joging sekali, dia langsung hafal dengan jalan sekitar.

Sebelum lanjut, kalian bertanya, kenapa Roki mengambil jalan memutar? Jawabannya sebenarnya sudah ada diatas, Roki mencurigai tetangga sebelah kanan rumah Taro sebagai sang pelaku.

Pertanyaan baru lagi muncul, siapa sih tetangga samping kanan Roki? Tetangga samping kanan Roki adalah, Pak Nila, dia seorang pembantu rumah tangga keluarga Taro dan perawat tanaman depan belakang rumah Taro. Pak Nila, cuma bekerja seminggu sekali.

Masih ada pertanyaan lain, dari mana Roki bisa menduga dia pelakunya? Untuk menjawabnya, kita kembali atau melakukan flashback didalam flashback. Hem, indah sekali permainan kata ini.

Flashback, setelah mereka mendapat surat dari belakang rumah, Roki mulai menyadari satu hal, hanya orang yang memiliki akses rumah Taro lah yang bisa membuka pintu yang terkunci. Roki bertanya ke Taro siapa saja yang mempunyai akses kerumahnya dan jawabannya tentu dirinya sendiri, kedua orang tuanya dan satu orang lagi yaitu Pak Nila.

Dari sini sudah langsung mendapatkan kesimpulan lah ya, yang menjadi korban Taro, kedua orang tuanya pergi keluar kota dan tersisa Pak Nila. Setelah itu, Roki terpikirkan satu hal, mengajak mancing Kevin dan Taro, tentunya untuk mendinginkan suasana dan Roki, menyusun rencana selama memancing. kembali ke flashback pertama

Roki dan Kevin menunggu di rumah Taro begadang semalaman, siapa tau Pak Nila mengirim surat dari pagi buta. Ternyata, sampai matahari terbit sudah lumayan tinggi, Pak Nila baru bereaksi.

Disini Roki tidak tau kenapa Pak Nila menuggu Taro pulang dulu baru bereaksi, apakah dia takut kalo ketahuan Taro saat sedang beraksi?. Apa pun alasannya, yang jelas, sekarang dia sudah tertangkap oleh Roki dan Kevin.

Wajah Pak Nila terlihat gelisah dan ketakutan, meskipun tubuhnya tampak bugar berotot, tapi dia tidak bisa bergerak karena ada dua anak muda yang menahannya. “Lepaskan aku! Kalian tidak sopan memperlihatkan orang tua seperti ini.” Ucap Pak Nila sambil berusaha untuk lolos Dae Roki dan Kevin.

Kevin melihat sebuah surat yang tergeletak disampingnya, dia langsung mengambilnya. “Ini punya bapak ya?” Tanya Kevin sambil nengakat suratnya.

Pak Nila tidak bisa menoleh melihat apa yang ditujukan oleh Kevin, Tapi anehnya. “Hah, itu bukan punya ku.” Balas pak Nila.

“Menurut mu, apa yang sedang ku pegang?” Tanya Kevin kembali yang masih nengakat suratnya.

“Sebuah surat kan?” Jawab Pak Nila dengan cepat.

Roki dan Kevin saling menatap dan masing-masing mulai tersenyum. “Tunggu, kau tidak melihat apa yang dimaksud Kevin, kenapa kau bisa berpendapat itu surat?” Tanya Roki sambil tersenyum jahat.

Wajah Pak Nila makin panik dan makin aktif untuk mencoba meloloskan diri. “Ayo jawab Pak, kok diam?” saut Kevin.

“Aku kan cuma menebak apa yang pertama kali ku pikirkan, kalo itu benar, itu hanya kebetulan” Jawab Pak Nila yang semakin aktif untuk meloloskan diri.

Roki kembali dengan wajahnya yang datar tanpa serius, dia melepaskan Pak Nila, karena Kevin kualahan menegang Pak Nila sendirian, Pak Nila pun berhasil lolos.

“Kalian berdua anak muda yang tidak tau malu, apakah orang tua kalian mengajarkan hal itu kepada kalian?” Tegur Pak Nila, bajunya kotor oleh tanah.

Tanpa berkata apa-apa, Roki menunjukkan sebuah video pendek yang baru saja dia rekam. Yap, video Pak Nila yang ingin menaruh sebuah surat ke kota serat Taro. Pak Nila dengan tatapan terkejut, berusaha ingin mengambil ponsel Roki. Meskipun wajah Roki datar, dia bisa menghindari serangan Pak Nila yang ingin mengambil ponselnya.

“Kau tadi ngomong apa? 'Anak mudah yang tidak tau malu' Bapak santai banget ya ngomong seperti itu, siapa yang paling tidak tau malu? Berbohong untuk menutupi kesalahan dan setelah terungkap semua kebohongannya hanya bisa terdiam tak berkata, siapa yang paling tidak tau malu sekarang?” Perkataan Roki dengan nada emosi.

Pak Nila hanya menunduk, tidak bisa menjawab, tak lama kemudian, dia ingin pergi namun Roki dan Kevin menghalangi jalan. Melihat tidak bisa kemana-mana lagi, Taro yang dari tadi diam karena tidak percaya siapa pelaku sesungguhnya, mulai mendekatkan ke mereka bertiga.

Wajah tau tanpa kebingungan. “Maaf Pak, bisa kasih tau saya, alesan bapak mengirim surat teror ke saya. Tidak mungkin kan, Bapak hanya iseng mengirim surat tersebut, pasti Bapak punya alesan tertentu kan?” Tanya Taro dengan nada lembut.

Setelah diam menunduk beberapa menit, Pak Nila mengakat wajahnya dan juga mulai mengangkat suara kembali.

Alasan Pak Nila ngirim surat teror ke Taro hanya bermotif balas dendam, balas dendam untuk apa? Balas dendam untuk putrinya yang tersakiti. Maksudnya?.

Putri Pak Nila tentu saja namanya Nila, dia seumuran dengan Taro, Roki dan Kevin. Selama SMP dia bersekolah bareng dengan Taro, saat berangkat mereka bersama, disekolah juga bersama, saat pulang pun mereka berdua bersama, wajar aja sih, karena mereka bertetanggaan.

Karena selalu bersama ini lah, mulai timbul rasa cinta antara keduanya, ingat, keduanya. Setelah memaki SMA, keduanya jarang bersama saat disekolah, tentu saja karena faktor beda kelas dan mulai dapat teman baru, mereka hanya bisa bersama saat berangkat dan pulang sekolah saja.

Suatu ketika, sebelum ujian tengah semester dimulai, Nila mendapatkan kabar kalo Taro sangat dekat dengan salah satu gadis dari kelas Taro. Merasa was-was dengan kehadiran gadis itu, Nila mulai memberanikan diri untuk menembak Taro.

Tentu saja tembakan ini membuat Taro terkejut, tapi Taro menolak Nila tanpa keterangan tambahan, nah dari sini lah pemicu konflik. Karena tidak ada penjelasan tambahan, Nila sakit hati karena salah paham, kalo Taro, lebih memilih Gadi yang lagi dekat dengannya.

Padahal Taro menolak tambakan Nila, karena ingin menjaga Nila, dia tidak ingin hubungan yang sebatas teman berubah menjadi pacaran. Karena Taro tau, kalo hubungan berubah menjadi pacaran akan timbul banyak sekali hal-hal negatif. Taro ingin menjaga Nila seperti sekarang, sampai mereka berdua menikah. Ya, Taro sangat mencintai Nila, dia ingin sampai perbolehkan bukan hanya sampai pacaran.

Nila bercerita kepada bapaknya, Pak Nila mendengar kesalahan pahaman itu, menanam dendam kepada Taro, dari sinilah, dia mulai mengirim surat teror setiap hari ke Taro, gak tau tujuan akhirnya apa, Pak Nila hanya terus memberi surat hanya dengan alasan berbalas dendam.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!