Aku Istrimu! Bukan Dia!

Sean memegang dagunya. Ia memiringkan wajah, kemudian menyatukan bibir mereka.

Sehingga mengantarkan sebuah desiran hangat di hati masing-masing.

...****************...

Sean menjauh, semua orang berdiri dan bertepuk tangan. Sean meraih tangan Aleea, membawanya mendekati Revan dan Shinta. Memeluk mereka untuk mendapatkan restu. Shinta bahkan sampai menangis, bahagia.

Ini yang Shinta inginkan Sean menikah dan membangun rumah tangga. Shinta ingin seperti teman-temannya, anak mereka yang usianya sama dengan Sean bahkan ada yang masih di bawah Sean sudah memiliki istri dan mempunyai anak. Shinta ingin memamerkan jika Ia sudah memiliki menantu yang sangat cantik dan tak lama lagi ia bisa meminta cucu sama anak dan menantunya.

“Selamat sayang, semoga pernikahan kalian selalu diberikan kebahagiaan, semoga pernikahan kalian selalu diberkahi.” Ucap Shinta yang sedang memeluk Aleea, sesekali ia menggusap punggungnya.

Aleea membalas pelukan Shinta yang sekarang sudah menjadi Mama mertuanya, memeluk dengan pelukan erat sambil memejamkan matanya.

Shinta melepaskan pelukannya sambil berkata “jangan lupa berikan mama seorang cucu yang cantik,” sambung Shinta. Ia ingin mempunyai seorang anak perempuan tapi di saat dia menggandung anak kedua, ia terjatuh mengakibatkan kandungannya harus diangkat.

Perkataan Shinta membuat wajah Aleea memerah karna malu, Aleea hanya menundukan wajahnya. Sedangkan Sean yang di sampingnya hanya menggelengkan kepalanya mendengar pekataan Mamanya.

“Ma. Jangan paksa mereka untuk segera memiliki anak, Aleea masih harus Kuliah Ma.” Ucap Regan yang ada di samping istirahat. “Jangan dibawa perkataan Mamamu ya sayang.” Sambung Regan.

“Iya. Pa!” Jawab Aleea dengan suara lembutnya tak lupa senyuman yang selalu ia tampilkan.

Selesai meminta restu dengan orangtua Sean, Mereka sekarang bersama dengan kedua orangtua Aleea.

“Ma!” Panggil Aleea lirih segera ia mendekat kepada Mamanya.

Anna yang sedang bersama suaminya langsung melihat ke arah Aleea, ia merentangkan kedua tangannya, seakan paham maksud Mamanya, Aleea langsung menghambur kedalam pelukan Mamanya.

Memeluk erat Mamanya, seakan-akan besok tidak b dapat untuk memeluk Mamanya.

Walaupun Anna bukanlah ibu kandung Aleea, tapi rasa sayang yang ia berikan seperti putri kandung sendiri.

Anna tidak pernah membedakan Aleea dengan Rosa putri kandungnya. Baginya keduanya adalah putri tercintanya.

“Sudah jangan menangis Sayang, nanti cantiknya hilang.” Ucap Anna sambil menghapus air mata yang membasahi pipi putrinya sambil memberikan senyuman. Aleea yang melihat itu juga ikut tersenyum meskipun air matanya masih mengalir tapi tidak sederas tadi.

Hiks..

Hiks..

Suara tangis Aleea lirih, tapi ia masih mencoba menampilkan senyum dibibirnya.

“Semoga kamu selalu diberikan kebahagiaan nak,” Sambungnya yang sedang melepaskan pelukan sembari memberi ciuman kening putrinya.

Aleea melihat disamping Mamanya, seorang pria baru baya yang masih menggunakan jas seperti tadi sebelum ia berada disini.

Dilihatnya Papanya yang sedang meneteskan Air mata, Aleea mendekat ke arah papanya, memeluk papanya dengan erat, air mata yang tadi sudah mengering kini mulai membasahi pipinya lagi.

Bagi Aleea Papanya seorang yang sangat menyayangi keluarga, yang bijaksana dan penuh cinta.

Hiks..

Suara lirih Aleea mulai terdengar dari bibirnya. Aldrich hanya menepuk punggung putrinya.

Setelah Aleea mulai tenang, Aldrich mulai meregangkan pelukan mereka, dibelai wajah putrinya dengan lembut, dihapusnya air mata Aleea yang masih menangis.

Terlihat seseorang dengan balutan jas berwarna abu-abu berdiri tempat disamping Aleea, ia hanya bisa diam melihat pasangan orangtua dan putrinya yang ada di depannya.

“Sean! Papa harap kamu bisa menjaga Alee, bimbing dia untuk menjadi seorang istri yang baik, kembalikan kembali Aleea kepada Papa jika tidak bisa untuk bersamanya lagi tapi jangan sakiti Aleea, Aleea putri kebanggaan Kami, Papa berikan tanggung jawab Alee kepada mu.” Ucap Aldrich sambil menepuk punggung Sean

“Walaupun kalian menikah tanpa adanya cinta melainkan karna perjodohan, tapi pernikahan kalian di saksikan Tuhan. Papa harap kalian selalu diberikan kebahagiaan.” Sambung Aldrich yang berikan nasihat kepada pasangan baru tersebut.

“Iya. Pa!” Ucap Alea dan Sean berbarengan.

Alee dan Sean menyalami semua saudara mereka. Kakak Aleea yang tinggal di negara K juga datang beserta suami dan kedua anaknya dari tiga hari yang lalu. Mereka tinggal dikediaman orangtua Aleea.

Setelah acara pemberkatan selesai, mereka pergi untuk beristirahat beberapa jam sebelum melanjutkan acara makan malam bersama keluarga besar mereka.

“Aku akan membersihkan diri,” ucap Sean ketika mereka baru saja memasuki kamar yang telah disiapkan.

Mendengar itu Aleea hanya menganggukan kepala sebagai jawaban.

Sean langsung menuju kamar mandi yang berada didalam ruangan itu.

Aleea duduk didepan meja rias untuk membersihkan make up yang menempel di wajahnya.

Sekitar lima belas menit, terdengar suara pintu terbuka.

Ceklek!

Aleea dapat melihat dari kaca riasnya didepannya, Sean yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang hanya melilit di pinggangnya, rambutnya yang sedikit basah membuat air jatuh membasahi tubuh atletisnya.

Benar-benar pemandangan yang indah bukan 😂😂

Sean keluar dari kamar mandi dengan kondisi seperti itu tampak biasa saja. Lain dengan Aleea yang membuat dirinya menjadi semakin malu.

“Aku sudah selesai, kamu sudah bisa untuk membersihkan diri.” Ucap Sean yang langsung menuju walk in closet.

Setelah tiga puluh menit Alee keluar dari kamar mandi menggunakan dress yang panjang dibawah mata kaki berwarna putih dengan kerah kotak.

Aleea berjalan kearah meja rias. Dapat ia lihat Sean yang duduk bersandar di Headboard dengan memainkan ponselnya. Sesekali ia terlihat tersenyum melihat ke arah ponselnya.

Sejak Aleea keluar dari kamar mandi Sean sama sekali tidak memperdulikan Aleea yang berada beberapa meter dari tempatnya. Ia malah asik dengan ponselnya sedang membalas pesan.

Tak lama kemudian terdengar suara pintu di ketuk dari luar.

Tok Tok

Sean segera menghampiri pintu dan membukanya.

Ceklek !

Menampilkan seorang pelayan yang sedang menundukan kepalanya.

“Nona, Kalian sudah ditunggu.” Ucapnya “Semua keluarga besar Tuan dan Nona sudah menunggu di bawah untuk makan malam.” Lanjutnya.

“Sebentar lagi kami akan turun,” Balas sean kemudian dilanjutkan pelayan tersebut pamit undur diri.

“Kamu sudah siap?” Tanya Sean yang tepat berada di belakang Aleea, dapat Ia lihat Aleea dari kaca yang ada didepan mereka. “Semua orang sudah menunggu kita.” Lanjutnya kembali.

“Sudah,” jawab Aleea yang langsung berdiri untuk mengambil tas yang didekat tempat tidur mereka.

Mendengar itu sean hanya mengganggukan kepalanya.

Mereka keluar dan berjalan menuju dimana keluarga mereka berada.

Setelah sampai mereka disambut oleh Keluarga mereka.

“Ini dia pengantin baru yang telah lama kita tunggu,” Ucap Alfa sepupu dari Sean “sudah gak sabar untuk malam pertama sampai-sampai kami dilupakan.” Lanjutnya kembali sambil menampilkan wajah khasnya yang senang sekali mengejek Sean dan tak lupa dengan seringaian di bibirnya.

Sean hanya memutarkan bola matanya saja sedangkan Aleea wajahnya sudah sangat merah karna malu atas perkataan sepupunya Sean itu.

“Sudah kamu jangan suka jahil, lihat itu Aleea wajahnya sudah sangat merah.” Ucap Shinta sambil menunjuk ke arah Aleea yang mendapat balasan senyuman manis Aleea.

Alfa hanya bisa menampilkan wajah dengan senyum cengengesan nya. Sedangkan Sean tidak mau menanggapi apa yang telah terjadi.

Mereka kemudian menikmati makan malam mereka dengan tenang. Walaupun dengan ada yang bersuara hanya detingan sendok dan garpu yang terdengar.

“Papa ada hadiah buat kalian,” ucap Revan kepada kedua pasangan pengantin baru itu.

Bersambung...