Kamu punya pengalaman unik bersama pasangan yang dingin? Katanya, bisa mengakibatkan pilek setiap hari, loh.
Duh, kalau hidung yang pilek boleh lah minum obat, tapi, kalau hati yang terus merasa terabaikan bagaimana?
Yuk, simak kisah Jedar (Jeje dan Darren) dalam menjalani kisah cintanya yang begitu menggemaskan.
Jika suka jangan lupa untuk like dan komen di setiap bab, saranghaeyo 💙
Jangan lupa untuk rate Bintang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mala Cyphierily BHae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Coba Peka Sedikit Saja
Orang itu adalah Justin yang masih ada di mobilnya. Justin menarik nafas, ia merasa tidak tega melihat Jeje yang keluar dari rumah Darren dengan penuh air mata.
Setelah itu, Justin membiarkan mobilnya terparkir di luar, ia segera masuk ke rumah Darren dan Justin yang dibukakan pintu oleh bibi itu pun menyapanya, "Halo sayangku, apa kabarmu?"
"Bibi baik, Den. Silahkan masuk, tapi, Den Darren masih ada di kamar," jawab Bibi.
Justin mengangguk dan setelah itu segera berjalan menuju kamar Darren yang ada di lantai atas.
Justin membuka pintu itu dan terlihat Darren masih terlelap.
Ia segera duduk di sofa panjang yang tersedia dan ia melihat kamar yang berantakan, sepatu tidak di tempatnya dan kancing baju yang berserakan.
Justin menggelengkan kepala, lalu, Justin membuka obrolannya, "Kamu tau, tadi ada yang mencarimu!"
"Hmm," jawab Darren yang masih terpejam.
Lalu, Justin yang terlalu gemas dengan sahabatnya itu menarik bantalnya dan Darren pun membuka matanya.
"Pagi-pagi sudah di rumah orang, memangnya tidak akan kerjaan?" gerutu Darren seraya merebut kembali bantalnya.
"Tadi ada yang mencarimu," kata Justin seraya duduk di ranjang dan segera mencabut bulu ketek Darren yang terekspos.
"Astaga!" geram Darren seraya bangun dari berbaringnya, ia mengambil kaos di lemari dan segera memakainya.
"Siapa, Rossi?" tanya Darren dan Justin menatapnya tanpa ekspresi.
Lalu, Justin menjadi tau kalau yang di otak sahabatnya itu adalah Rossi.
"Apakah isi kepalamu hanya ada Rossi?" tanya Justin.
Dan Darren hanya tersenyum tipis, ia merasa tumben jika teman-temannya itu tak membawa nama Rossi, maka sebab itulah Darren mengira kalau Rossi yang datang.
"Je, aku melihatnya keluar dari rumah, ia menangis, apa kalian ada masalah?" tanya Justin. Ia bangun dari duduk dan berjalan ke arah jendela untuk membukanya.
Lalu, Darren tak menjawab apapun, pria berwajah kusut itu mengambil ponselnya dan Darren sama sekali tidak mendapat pesan dari Je.
Darren pun mengirim pesan dan pesan itu sama sekali tak ditanggapi, lalu, Darren menghubunginya dan Jeje hanya menatap layar ponselnya.
Jeje tidak sanggup untuk menerima panggilan itu, saat ini hatinya terlalu rapuh, menyebut namanya saja sudah membuat hatinya sesak, apalagi jika harus mendengar suaranya, Jeje merasa akan membanjiri toko dengan air matanya.
Dan Jeje yang merasa lelah itu terlihat pucat, Nafiska yang kebetulan melihatnya itu segera menghampiri.
"Je, kamu sakit?" tanya Nafiska seraya mengambil satu set pakaian bayi perempuan yang sedang Je pajang.
Je menggelengkan kepala dan saat itu juga Je jatuh pingsan, lalu, Nafiska memanggil temannya yang lain untuk membantu memapah Jeje ke ruang karyawan.
****
Di rumah Salsa, Rossi baru saja datang dengan mobil barunya dan Salsa merasa bangga padanya.
"Hebat kamu, Ross. Sekarang, kamu bisa beli apapun dengan uangmu sendiri," pujinya dan Rossi mengatakan kalau ingin mengajaknya untuk berkeliling kotak mencari makan siang.
Kebetulan, keperluan milik Baby sudah habis dan Salsa tidak menolak. Salsa yang sudah bersiap itu tidak lupa meminta izin suaminya melalui chat dan akmal yang sedang bekerja itu segera menghubungi istrinya.
"Tidak boleh!" kata Akmal dan Salsa menanyakan alasannya.
"Karena Rossi baru pandai menyetir, aku takut kamu dan Baby kenapa-napa," ujarnya dan Salsa mengerti kekhawatiran suaminya itu.
Salsa pun memberitahu kalau suaminya tidak mengijinkan.
Lalu, Rossi memilih untuk meninggalkan mobilnya di rumah Salsa dan mereka pergi dengan menggunakan taksi.
Rossi mengajaknya ke mall dan Salsa memberitahu kalau Viona membuka tokonya di mall tersebut. Rossi pun mengajaknya untuk ke toko dan sesampainya di sana, mereka tak melihat Viona.
Dan Rossi yang baru kembali dari Jepang itu tentu saja memiliki banyak uang, ia pun membelikan kado untuk Baby berupa sepatu yang sangat cantik.
Setelah berbelanja, sekarang, Rossi dan Salsa sudah ada di kafe, seraya menunggu pesanan datang, Salsa mengusulkan untuk membuat grup chat yang beranggotakan semua sahabatnya dan Rossi hanya mengangguk.
Salsa menambahkan Darren dan Darren yang sedang ada di toko Viona itu sama sekali belum membuka ponselnya.
Ya, Darren mendapatkan kabar dari Nafiska kalau Je pingsan.
Sekarang, Darren membujuk Jeje untuk ikut bersama ke rumah sakit guna memeriksakan kesehatan, tetapi, Jeje menolak dan Jeje bertanya, "Jam berapa?"
"Jam sebelas," jawab Darren dan Jeje yang berbaring di sofa itu segera merubah posisinya menjadi duduk, ia harus pergi kuliah dan Darren menahan tangannya.
"Kamu terlalu lelah, kamu harus istirahat!" kata Darren dan Jeje yang sebenarnya ingin menghindar itu memaksa untuk berangkat kuliah dan Jeje menolak untuk diantar.
Darren tak bisa memaksa karena melihat Jeje yang menitikkan air mata, Darren berpikir kalau Jeje membutuhkan waktu untuk sendiri dan Darren ditatap tajam oleh Viona yang berdiri di pintu ruang karyawan.
"Kenapa?" tanya Darren pada ibu tirinya.
Viona menggelengkan kepala karena heran dengan Darren.
"Darren, coba kamu belajar peka sedikit," kata Viona yang kemudian pergi dari ruangan tersebut.
"Aku harus apa, Vi?" tanya Darren pada Viona dan Vio sama sekali tak menjawab dan Darren terus mengikutinya.
"Aku harus apa, kamu kan perempuan juga, pasti mengerti apa yang diinginkan perempuan lainnya," kata Darren dan Viona pun berbalik badan.
"Perempuan itu, walau bibirnya mengatakan tidak, tapi, hatinya menginginkan."
Darren menjawab, "Ribet, ya, Vi?"
"Bukan ribet, tapi hati wanita itu unik!" jawab Vio yang tidak terima dengan kata Darren.
"Terus, aku harus apa?" tanya Darren.
"Kamu yang lebih tau isi hatimu," jawab Vio dan Darren terdiam.
****
Jeje yang keluar itu tidak tau harus kemana karena sebenarnya kuliah itu hanya alasan saja dan sekarang, Jeje terus berjalan sampai akhirnya ada sebuah mobil yang berhenti di sampingnya.
Jeje melihat ke arahnya dan terlihat Justin menurunkan kaca mobilnya.
"Je, mau kemana?" tanya Justin dari mobil.
Jeje menjawab dengan menggeleng, lalu, Justin membukakan pintu dari dalam untuk Je.
"Biar ku antar," kata Justin dan Jeje menggeleng, ia mengira kalau semua teman Darren hanya setuju Darren dengan Rossi.
Je berpikir kalau Justin akan memintanya untuk pergi dari keduanya.
Benarkah demikian?
Sepertinya tidak, karena Justin begitu tulus, ia terus mengendarai mobilnya dengan begitu perlahan dan akhirnya, Jeje yang ingin tau maksud Justin itu pun menerima tumpangannya.
"Kemana?" tanya Justin dan Jeje yang tak tau tujuannya itu menjawab dengan menggeleng.
"Kuliah?" tanya Justin dan Jeje menggeleng.
Lalu, Je menatap Justin karena sekarang sudah tau harus kemana. Jeje meminta untuk diantar ke TPU.
dan Justin bertanya, "Mau ngapain?"
"Aku ingin mengunjungi Ibu," jawab Je.
Justin pun mengantarnya, bukan hanya mengantar, tetapi juga menemani.
Dan Darren yang membuka ponselnya itu melihat ada grup baru dan Darren yang tanpa melihat siapa saja anggota grup itu pun bertanya, "Grup apa ini?"
Dan Rossi yang masih ada di kafe dengan memainkan ponselnya segera menjawab, "Grup baru kita-kita semua."
Darren yang melihat chat itu menatap datar layar ponselnya, ia membalas chat itu singkat dan sangat singkat karena Darren hanya membalas 'oh', lalu Darren kembali menyimpan ponselnya ke saku, Darren pun kembali ke kantornya.
Di kafe, Rossi tersenyum, ia mengerti kalau Darren sedang marah padanya dan itu yang membuatnya bersikap dingin.
Rossi menyimpan ponselnya ke tas dan bersambung.
Dukung authornya, ya. Dengan like dan komen, jangan lupa difavoritkan juga, ya.
Yang baik hati boleh kasih bintang lima dan vote/giftnya. Terima kasih yang sudah mendukung.
Ilihhh aki" menganggu aja .. orang yg mau merasakan gejolak yg selama setahun lebih ngk dirasakan....
sabar. derren tuh Jeje udah kasih kode bt nanti malamm pasti di servis dg Baik dahh😂😂😂😂
lahhh udah tamat .... blm puas sihh episode derren Jeje tp ... ok lahhh..semangat berkarya Othorrrr....❤️❤️❤️❤️