Dara Respati, gadis cantik dan seksi. Gadis yang menjadi impian Dicky. Dicky yang sejak awal tahu bahwa mereka memang bukan saudara kandung, memendam cinta pada adiknya tersebut.
Dicky selalu menemani Dara disaat Dara susah maupun senang. Apalagi disaat Dara terpuruk, dikhianati oleh kekasihnya, Dicky yang selalu menemaninya.
Akankah Dara membalas cinta sang kakak, ataukah dia akan menikah dengan pria lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eni pua, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Ketemu kakak
Hingga dua hari Dara berada di rumah, Dara masih belum bisa bertemu kakaknya. Karena itulah Dara akhirnya mencari kakaknya di rumah lama Dicky. Rumah yang hanya di kunjungi jika Dicky merasa kangen dengan orangtuanya.
Dara turun dari mobilnya dan langsung menuju pintu utama. Rumah ini tampak masih terawat dengan baik. Dara memperhatikan sekeliling rumah yang tampak sepi dan tidak tampak ada orang di dalamnya.
"Mbak Dara," panggil seseorang yang ternyata pak Kadir penjaga rumah ini yang datang untuk membersihkan rumah ini.
"Pak Kadir, apa kakak nginep di sini, beberapa hari ini," tanya Dara.
"Benar, Mbak Dara. Sepertinya Mas Dicky sedang ada masalah. Dia kemarin sakit, tapi tidak mau di bawa ke dokter. Bapak temani juga tidak mau," jawab Pak Kadir sambil menghela napas berat.
"Kakak sakit, cepat buka pintunya. Aku ingin melihat kakak," ucap Dara panik.
Pak Kadir segera membuka pintu rumah dan membiarkan Dara berlari menuju kamar Dicky. Pak Kadir hanya tersenyum melihat kedekatan hubungan kakak beradik itu, meski mereka bukan saudara kandung.
Dara segera masuk ke dalam kamar Dicky, tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Padahal saat itu, Dicky yang baru saja mandi hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya. Tanpa melihat kondisi Dicky, Dara langsung memeluk kakaknya. Dara menangis sambil bergumam lirih.
"Kakak sakit, karena itu kakak menghindari ku?"
Dicky menelan ludahnya. Badannya tiba-tiba terasa panas. Apalagi tangan Dara yang menyentuh kulitnya seperti membawa aliran listrik yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Jantungnya berdegup kencang dan napasnya mulai memburu.
Dara baru menyadari jika kakaknya tidak memakai baju saat tangannya menyentuh mulus badan kakaknya. Dara melepaskan pelukannya lalu melihat ke arah tubuh kakaknya yang hanya memakai handuk.
"Kakak ... kenapa tidak segera ganti baju?" tanya Dara malu.
"Tadinya aku mau ganti baju. Lagian siapa yang salah. Masuk kamar pria tidak mengetuk pintu dulu," jawab Dicky sambil tersenyum.
"Maaf, kak. Itu tadi karena pak Kadir bilang kamu semalam sakit," ucap Dara sambil membalikan badannya. "Aku tunggu kakak di luar."
"Oke." Dicky masih tersenyum karena terpana melihat Dara yang semakin terlihat dewasa dan lebih memikat.
Dara duduk di ruang tamu sambil melihat ponselnya. Tidak ada nomor ponsel kakaknya, karena papanya melarang Dara menyimpan nomor ponsel kakaknya selama belajar di luar negeri. Semua hubungan dengan sang kakak terputus sejak saat itu.
Dara termenung mengingat kejadian tadi. Dara baru menyadari jika dua tahun ini Dara begitu merindukan kakaknya. Yang Dara masih bingung, bagaimana perasaannya pada sang kakak. Rindu sebagai apa, kakak atau seorang pria?
Dara tidak ingin jatuh cinta pada kakaknya, dan tidak mungkin itu cinta. Mungkin perasaan ini ada karena Dara tidak memiliki kekasih. Nanti jika Dara sudah menemukan kembali pria yang Dara cintai, pasti perasaan aneh pada kakaknya, bisa hilang sendiri.
"Dara, sudah makan?" tanya Dicky tiba-tiba.
"Sudah. Kakak sendiri?"
"Belum. Kakak baru mau keluar untuk beli," jawab Dicky sambil duduk.
"Biar Dara buatin bubur untuk Kakak. Kakak tunggu di sini saja," ucap Dara lalu bergegas pergi ke dapur.
Dara tidak menyadari jika Dicky mengikutinya dan duduk dimeja makan sambil memperhatikan Dara yang semakin membuatnya jatuh lebih dalam di dalam cinta yang sepihak ini.
Dara mulai menyadari kakaknya terus memperhatikannya saat dia melihat ke meja makan. Ada perasaan grogi juga masuk kedalam hatinya.
Selesai membuat bubur, Dara mengambilkan semangkuk bubur untuk kakaknya. Dicky dengan lahap menikmati masakan buatan Dara dan membayangkan jika Dara adalah istrinya. Setiap hari membuatkan dia masakan yang enak untuknya.
"Dara, kakak minta maaf karena kakak tidak bisa menjemputmu karena kemarin kakak ada rapat penting. Bagaimana kalau kita pergi berlibur bersama?" tanya Dicky ragu. Tapi semua harus dicoba.
"Kemana?"
"Ke pantai."
"Boleh, kapan kita berangkat? Aku akan minta izin pada papa dan mama," tanya Dara senang.
"Jangan bilang kamu pergi denganku. Katakan saja kamu pergi sendiri," ucap Dicky sambil menatap Dara.
"Kenapa?" tanya Dara kaget.
"Mereka tidak akan setuju jika kamu pergi denganku," jawab Dicky sambil menghela napas berat.
"Kakak, sejak kecil kita selalu bersama. Tidak ada alasan bagi mereka untuk melarang kita," ucap Dara serius.
"Dara, jika aku mengatakan bahwa Papa sengaja mengirim kamu ke luar negeri karena ingin hubungan kita menjauh, apa kamu percaya?"
"Mana mungkin, papa melakukan itu pada kita, Kak?" tanya Dara sambil menatap kakaknya.
"Maaf, Kakak tahu kamu pasti tidak akan percaya pada Kakak. Ra, Kakak tahu kamu sudah dewasa, kamu tahu mana yang terbaik untuk kamu. Kakak hanya ingin kamu tahu, mulai sekarang, Kakak akan tinggal di rumah ini," jawab Dicky sambil membalas tatapan Dara.
Dara masih tidak mengerti dengan semua keputusan sang kakak untuk tinggal disini. Apakah memang ayahnya yang tidak ingin kakaknya tinggal bersama?
Bersambung
Sambil menunggu up selanjutnya, yuk baca juga karya temen aku. Judulnya Jerat Cinta si Kembar by Mom Al
semoga suka
Lahir dari rahim yang sama, hari, bulan dan tanggal yang sama. Bahkan wajah mereka pun sangat mirip.
Meskipun begitu, Amman dan Ammar memiliki watak yang jauh berbeda. Amman adalah pria pekerja keras dan penyayang, sementara Ammar adalah sosok pria yang suka menghambur-hamburkan uang tanpa menghiraukan betapa sulitnya bekerja.
Memiliki banyak kesamaan selain watak, ternyata kedua pria kembar itu juga memiliki tipe wanita yang berbeda.
Keduanya juga tidak terlalu akrab, lalu bagaimana jadinya jika kekasih Amman menikah dengan Ammar dan begitupun sebaliknya?