Aku Ayu Wulandari, putri tunggal ibu Sarah dan pak Harto, terlahir dari keluarga tak mampu membuat diri ku harus menjadi jaminan hutang orang tua ku.
di usia ku masih lima belas tahun ayah ku kecelakaan saat dia berangkat bekerja sebagai kuli bangunan,
karena musibah itu ibu ku berhutang kepada pak Yasir juragan ikan kaya raya di kampung sebelah.
karena hutang itu aku menikah dengan Farhan Yasir Maulana, putra tunggal pak Yasir yang sekaligus teman SMA ku dulu.
dia adalah laki-laki tampan dan berasal dari keluarga kaya raya hingga dirinya di sukai banyak wanita di sekolah ku.
meski dia adalah laki-laki kaya raya dan juga tampan tidak membuat ku jatuh hati kepadanya.
bagaimana kisah rumah tangga ku? dengan suami yang tidak aku cintai dan sangat aku benci............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
Aku menangis di kamar hingga sore hari, Tante Ida berusaha menenangkan aku dengan berbagai macam cara. Jam sudah menunjukan pukul 4 sore wib, Farhan pulang dari kantor dengan wajah yang bahagia.
sementara aku masih dengan air mata yang membasahi wajah ku.
"kenapa kamu menangis?" tanya Farhan
Aku tak menjawab pertanyaan Farhan, karena aku seakan sudah tak mampu untuk menjelaskan, Tante Ida yang berada di kamar sedang memeluk ku, memberi tahu tentang apa yang ayah mertuaku katakan.
"istri kamu menangis karena ayahmu" jawab Tante Ida
"ayah?, memang apa yang ayah aku lakukan sama dia" tanya Farhan lagi
"ayah mu meminta ayu untuk memberinya seorang cucu, ayah mu ingin menjadi seorang kakek dan ingin kamu menjadi seorang ayah" ungkap Tante Ida
"cucu?, ahhhh sudah lah hubungan aku sama ayu hanya sekedar status semata, mana mungkin aku menjadi ayah dari anak wanita ini" ujar Farhan sembari menunjuk ke arah ku
"kenapa?, kenapa kamu tidak ingin menjadi seorang ayah?, dia istri kamu loh" sahut Tante Ida
"saya tidak ingin mempunyai anak dari ayu, saya hanya menikahi dia karena harta warisan ayah ku saja" ujar Farhan
"katakan itu pada ayah mu, istri kamu harus mengandung beban dari perbuatan'mu, jika kamu menikahi ayu hanya karna harta warisan, katakan itu pada ayah mu, agar ayah mu tidak menyalahkan ayu" ujar Tante Ida
"tante mending diam, Tante di sini hanya seorang pembantu, pantas Tante bicara seperti itu kepada majikan Tante?" ujar Farhan
"saya memang hanya pembantu, tapi saya sudah menganggap ayu sebagai putri Tante, tidak ada seorang ibu yang tega melihat putrinya menangis"
"lalu bagaimana? apa aku harus menceraikan ayu?" tanya Farhan
"itu hak mu, dan seorang suami yang baik tidak akan menceraikan istrinya" sahut Tante Ida
Di tengah perdebatan Tante Ida dan juga Farhan, ayah mertua ku datang ke kamar ku.
"ada apa kalian teriak-teriak?" tanya ayah mertua
"aku ingin menceraikan ayu yah" ujar Farhan dengan tegas
"apa alasan kamu ingin menceraikan istrimu?" ayah mertua bertanya
"katanya dia ingin menjadi seorang ibu dari anak ku" ucap Farhan
"terus apa yang salah?" tanya ayah mertua lagi
"aku tidak mencintai dia yah, bagaimana bisa aku jadi seorang ayah dari wanita ini, wanita miskin yang sama sekali bukan selera ku" ujar Farhan dengan amarah
"ceplekkkkkk" suara tamparan ayah yang menampar Farhan
"kenapa ayah menamparku?"
"wanita yang saat ini menjadi istri mu adalah wanita yang ayah pilihkan untuk kamu, jadi kamu menghina pilihan ayah?" ujar ayah mertua
"yah, di luar sana masih ada wanita yang jauh lebih baik dari ayu, kenapa ayah malah menikahi aku dengannya" ungkap Farhan
"sudah kamu diam, jika kamu tidak suka dengan ayu, ayah tidak akan kasih kamu sepeser pun dari harta kekayaan ayah" tegas ayah mertua pada Farhan
"jadi ayah ingin aku punya anak dari wanita ini?" tanya Farhan yang menunjuk ku
"tentu, itu alasan ayah menikahi kamu dengannya"
"terserah ayah, aku bingung dan aku capek, besok aku akan ke luar negri untuk menjalani bisnis ku, aku tidak ada waktu membahas semua ini, jadi tolong, keluar dari kamar ku sekarang" ungkap Farhan dengan kesal
"jika kamu menceraikan istri mu, ayah tidak akan memberi kamu apapun mengerti" tegas ayah mertua
Ayah mertua dan juga Tante Ida keluar dari kamar kami, sedangkan aku masih duduk di samping kasur dengan air mata yang semakin deras mengalir membasahi wajahku.
Di dalam kamar Farhan melampiaskan ke marahannya dengan membanting barang-barang yang ada di atas meja, melempar ke lantai sembari teriak.
Aku semakin ketakutan dan tak tahan dengan apa yang terjadi hari ini, tangisan ku yang tak henti-henti membuat ku merasa lemah dan tak berdaya.
"apa mau mu, akan aku kasih sebagian dari harta ku asal kamu pergi jauh dari hidupku, aku tak bisa jika aku harus menjadi ayah dari wanita seperti kamu" ungkap Farhan
Lelaki yang tidak ada rasa kasihan melihat air mata ku, seorang suami yang sama sekali tak menghargai ku sebagai istrinya. aku merasa tidak berguna disini, hak ku sebagai seorang istri seakan tak pernah ku dapatkan.
Untuk apa aku bertahan di rumah seorang suami yang tak mengakui ku sebagai istrinya, aku hanya akan semakin tersiksa jika harus bertahan di rumah ini.
"aku tidak menginginkan harta mu, aku hanya ingin hak ku sebagai seorang istri" ungkap ku dengan tangisan
"hak?, hak apa maksud mu" tanya Farhan dengan nada keras
"aku ini istri kamu, ayah ingin aku melahirkan seorang anak, dia ingin menjadi kakek dari anak ku, apa yang membuatmu tidak mau melakukan itu"
"sudah aku katakan, sampai kapanpun aku tidak akan pernah Sudi menjadi ayah dari anak mu, walaupun kamu cantik tapi bagi ku kamu adalah wanita sampah di mata ku"
Kata-kata Farhan seakan menusuk ke jantung hatiku, hati ku seperti telah di patahkan.
seorang laki-laki yang sudah sah menjadi suamiku tidak sudi memiliki istri seperti ku.
tangisan ku semakin kencang dan tak bisa aku tahan sampai aku terjatuh dan pingsan di hadapan Farhan.
Farhan kaget melihat ku terjatuh di lantai, dia menggendong membawa ku ke atas kasur, dengan wajah yang terlihat sangat cemas melihat ku yang tak berdaya, dia memanggil ayah mertua.
"ayahhhhhhhh" teriak Farhan dari dalam kamar kami
Ayah mertua dan Tante Ida yang mendengar teriakannya bergegas masuk ke dalam, Tante Ida berlari dan duduk di sampingku yang tengah pingsan.
"apa yang terjadi, kau apakan ayu" tanya Tante Ida dengan cemas
"dia tiba-tiba pingsan aku gk tau kenapa" jawab Farhan
"ambilkan air minum dan minyak air putih yang terletak di lemari tv" pinta ayah mertua pada Tante Ida
Tante Ida bergegas berlari keluar untuk mengambil minyak air putih yang ayah minta dan membawanya ke kamar.
minyak air putih itu di oleskan di lubang hidung ku, Hinga aku tersadar dari pingsan ku.
Tante Ida memberi ku minum dengan gelas yang tadi dia bawa, dengan pandangan yang agak rabun aku melihat raut wajah Farhan yang terlihat sangat cemas.
"istirahat dulu yu, kondisi kamu sangat lemah" ujar Tante Ida
"biarkan dia istirahat dan kamu Farhan keluar, ayah ingin bicara sama kamu, dan kamu Ida temani ayu disini, jika ada sesuatu panggil saya" ungkap ayah mertuaku
"baik tuan" jawab Tante Ida
Aku terbaring lemas di atas kasur, Tante Ida mengelus rambut ku, menenangkan hati ku, hingga aku tertidur karena terlalu lelah menangis membuat ku merasa lemah.
Jadi, penulisan yg benar adlh Farhan bin Abdul Yasir.