Perjalanan hidup Tania yang menikah dengan seorang putra dari keluarga kaya raya karena sebagai penebusan rasa bersalah.
Bukan menjadi enak hidupnya semakin tersiksa dengan mertua nya yang tidak pernah menerimanya karena dirinya berasal dari keluarga miskin
Bagaimanakah kisah selanjutnya apakah Tania akan bertahan? Atau justru memilih menyerah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Setelah dari beberapa toko Adelia kini masuk ke dalam sebuah toko perhiasan
"Eh Nyonya Adelia" sapa seorang wanita yang berpakaian mewah pula menyapa Adelia
"Nyonya Rita" ucap Adelia membalas sapaan yang di duga Tania itu adalah teman sosialitanya
"Itu... siapa" tanya nyonya Rita dengan menunjuk Tania
Adelia menoleh ke arah belakang dan menatap Tania dengan diam
"Oh itu... dia.. aelah cuma pelayan pribadi doang" ucap Adelia membuat hati Tania mencelos sakit
Dia menantunya bukan pelayannya tapi kenapa dengan tega Adelia mengatakan jika dirinya hanyalah seorang pelayan pribadinya saja
"Oh pantesan di lihat dari penampilannya sih ya emang kaya pelayan gak mungkin kan kalau dia menantu nyonya Adelia" ucap nyonya Rita membuat hati Tania semakin sakit
"Iyalah dia? Mana pantes buat jadi menantu keluarga Kusuma" ejek Adelia
Tania menelan ludahnya kasar mendengar kata kata menyakitkan itu. Tania hanya tersenyum paksa menanggapi ucapan mama mertua dan temannya itu
"Eh nyonya Adelia tadi saya liat di situ ada kalung berlian indah banget nyonya Adelia pasti suka deh" ucap Nyonya Rita
"Oh ya? Mana" tanya Adelia
Nyonya Rita itu membawa Adelia menuju etalase dimana sebuah kalung berlian yang indah itu di pamerkan
"Wah bagus juga ya"
"Nyonya Adelia gak beli? Kan uang situ banyak" ucap Nyonya Rita
"Tentu dong"
"Mbak saya mau yang ini ya" ucap Adelia dan langsung membeli kalung berlian itu tanpa banyak berpikir
Untuk membeli sebuah kalung berlian saja dia semudah itu tapi lihatlah berbanding balik dengan Tania menantunya. Dari segi penampilan saja itu di tidak di perhatikan sama sekali oleh Adelia
Setelah Adelia puas berbelanja mereka berdua kembali ke kediaman Kusuma.
"Huftt" keluh Tania sambil bersandar pada ranjangnya. Wanita itu memijat tangannya sendiri yang kebas karena terlalu banyak membawa barang belanjaan Adelia
Tania menatap jam yang terpasang di dinding. Sudah pukul empat tiga puluh sebentar lagi Reno akan pulang dari kantornya
Ceklek
Nah kan benar panjang umur sekali baru saja di bahas sudah datang
"Mas Reno" ucap Tania menyambut kedatangan suaminya
"Hei"
"Ini" ucap Reno dengan memberikan beberapa paper bag pada istrinya itu
"Apa ini" tanya Tania
"Lihat aja" Tania membuka paper bag itu dan ternyata ada beberapa baju dan gaun serta ada satu set skin care berkualitas
"Tumben ada acara apa" tanya Tania
Reno membawa tubuh istrinya untuk duduk di sisi ranjang dan menatap dalam mata istrinya itu
"Gak ada apa apa aku cuma ingin memberikan apa yang kamu butuhkan aja" ucap Reno
"Bener?" tanya Tania dan Reno mengangguk
"Kemarin kamu kenapa" tanya Reno
"Gak ada apa apa" ucap Tania
"Jujur deh" ucap Reno
"Apa bener mas Reno menikahiku hanya karena rasa tanggung jawab aja dan tidak akan ada cinta di antara kita seterusnya" tanya Tania sendu
Reno menghela nafas sejenak dan menatap Tania dengan lembut
"Rupanya kau yang memecahkan vas kesayangan mama" ucap Reno dengan terkekeh pelan dan Tania mengangguk polos memang benar dirinya lah yang memecahkan vas bunga itu
"Tania kamu itu salah paham kamu hanya mendengar sebagian perkataan aku tanpa mau mendengarkan kata yang selanjutnya" ucap Reno
"Emang apa kata selanjutnya" tanya Tania penasaran
"Memang benar aku menikahimu sebenarnya hanya karena rasa tanggung jawab aku atas insiden itu tapi komitmen aku adalah pernikahan sekali seumur hidup dan aku sudah mikirin matang matang kalau aku akan menjalani hari hari aku sama kamu untuk seterusnya..."
"... di awal memang tidak ada cinta tapi aku yakin sekali dengan seiring berjalannya waktu cinta itu pasti tumbuh di antara kita" ucap Reno menjelaskan dengan lembut sambil tersenyum
Tania menunduk malu karena dirinya sudah salah paham pada pria itu. Bahkan Reno tidak marah padanya melainkan dirinya menjelaskan dengan sangat lembut dan hati hati
"Maaf.. udah salah paham sama kamu" cicit Tania pelan
Reno tersenyum kemudian membawa Tania masuk ke dalam pelukannya
"Gak apa apa aku paham sama perasaan kamu kalau denger kata kata itu" ucap Reno
Dalam pernikahan ini haruskah Tania bersyukur karena mendapatkan suami yang lembut, penyayang dan perhatian ataukah sebaliknya karena mendapatkan mertua yang tidak pernah menganggapnya sebagai menantu
"Oh iya aku kemarin mau tanya tapi takut kamunya masih ngamuk lucu kaya singa" ucap Reno kemudian tertawa
"Ihhh" Tania cemberut dengan bersedekap dada di hadapan Reno yang masih tertawa
"Maaf tapi beneran lucu tau"
Mata Reno menyipit dan tawanya memudar perlahan saat melihat tangan Tania yang di perban
"Ada apa dengan tangan kamu" tanya Reno yang baru saja menyadari jika tangan istrinya itu terluka
"Ah ini.. aku... aku gak sengaja mecahin gelas terus aku ambilin eh gak sengaja kena pecahannya" ucap Tania sedikit berbohong
"Lain kali hati hati" nasehat Reno pada Tania
"Iya makasih" ucap Tania dengan tersenyum manis sampai sampai pipinya menggembung lucu
"Pipi kamu kaya bakpau kalau dimakan kayaknya enak" ucap Reno becanda sambil mencubit pelan pipi istrinya itu
"Eh jahat banget masa pipi aku mau di makan" ucap Tania
Reno mengusap lembut rambut Tania kemudian berdiri
"Aku mau mandi dulu gerah" ucap Reno
"Yaudah biar aku siapin air hangatnya" ucap Tania dan Reno mengangguk