NovelToon NovelToon
Di Antara Dua Hati

Di Antara Dua Hati

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Perjodohan / Cintamanis / Patahhati / Tamat
Popularitas:4.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Suesant SW

Dara anak seorang pembantu di jodohkan dengan seorang pewaris tunggal sebuah perusahaan karena sebuah rahasia yang tertulis dalam surat dari surga.

Dara telah memilih, menerima pernikahannya dengan Windu, menangkup sejumput cinta tanpa berharap balasannya.

Mampukah Dara bertahan dalam pernikahannya yang seperti neraka?
Rahasia apa yang ada di balik pernikahan ini?

Mampukah Dara bertahan dalam kesabaran?
Bisakah Windu belajar mencintai istrinya dengan benar? Benarkah ada pelangi setelah hujan?

Ikuti kisah ini, dalam novel " Di Antara Dua Hati"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suesant SW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14 JATUH CINTA PADA PANDANGAN PERTAMA

"HAMIL MUDA!"

Dara hampir terlonjak dari bed hospital tempatnya berbaring, matanya melotot tak percaya dengan apa yang di dengarnya.

"Aku sedang hamil?" Dara melotot kepada perawat itu yang tak kalah herannya melihat keterkejutannya.

"Ibu...ibu tidak tahu sedang hamil?" Perawat itu bertanya dengan bingung.

Dara tak menjawab. Kepalanya terasa pening luar biasa. Dia sadar selama dua bulan ini tidak datang bulan, tapi itu hal yang biasa. Siklus menstruasinya memang tidak menentu, kadang dia tidak terlambat haid sampai dua bulan, tapi itu tidaklah aneh bagi Dara.

"Aku benar-benar hamil...?" Dara mendekap perutnya, dia sama sekali tidak menyangka kalau badannya yang kerap merasa cepat lelah dan letih bahkan kadang-kadang perutnya kram serta mual itu adalah bagian dari gejala kehamilan.

Selain itu, Dara memang punya penyakit lambung, jika terlambat makan, gejalanya terasa hampir sama persis jika penyakit maagnya kumat jadi bagi Dara ini di luar dugaannya sama sekali.

"Iya, bu...menurut pemeriksaan awal dokter, ibu memang sedang hamil, mungkin sekarang usia kandungannya menginjak trimester pertama. Jika ibu merasa tidak yakin kita bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut." Tawar perawat itu dengan ramah.

"Ya, aku mau diperiksa lagi..." Dara berucap dengan bibir bergetar, dia berharap dokter salah menganalisa kondisinya.

Bagaimana mungkin dia meminta perceraian, saat dirinya sedang hamil? Apa yang akan dilakukannya? Dara yang polos merinding sendiri, dia tidak menyangka, jika hubungan intimnya dengan Windu yang tidak lebih dari dua kali itu bisa membuat dirinya hamil.

Seorang dokter perempuan mungkin di usia akhir tigapuluhan tiba, menyapa dengan ramah.

"Ya, ibu...bagaimana perasaannya sekarang?"tanya ibu dokter ini sambil masih mengembangkan senyum.

"Saya mau diperiksa, memastikan kehamilan saya, dok." Dara menjawab cepat, meski sebenarnya jawabannya tidak nyambung dengan pertanyaan ibu dokter ini.

Di bagian dada jubah putihnya tergantung tanda pengenal, namanya Dokter Lisa.

"Oh..." Dokter Lisa tampak sedikit bingung, menoleh sesaat kepada perawat yang memanggilnya tadi, dia kemudian mengerti, pasien ini sedikit shock mungkin karena baru mendengar tentang berita kehamilannya.

"Kalau begitu sebaiknya kita ke ruang pemeriksaan kandungan saja, tidak perlu tespack tapi langsung kita cek dengan USG." Lanjutnya.

Dara mengangguk dengan gemetar.

"Saya akan tunggu ibu di ruang pemeriksaan." Dokter Lisa kemudian berbalik dan keluar dari ruangan itu.

"Apakah perlu ku panggilkan suami anda sekarang? Mungkin dia akan senang menemani ibu saat pemeriksaan menggunakan USG..."

"Tidak! dia tidak perlu menemaniku." Sergah Dara cepat, perawat berwajah manis itu sedikit terkejut dengan reaksi pasien ini, yang menurut hematnya sangat aneh dari awal dia sadar tadi.

"Oh, baiklah..." Perawat itu segera membantu Dara untuk turun dari atas hospital bed.

"Mari ikuti saya, bu." Sang perawat mengambil buku yang diletakkannya di atas meja lalu segera berjalan mendahului langkah Dara yang sedikit gontai.

"Jika ibu tidak kuat berjalan, saya akan ambilkan kursi roda"

"Tidak perlu. Saya baik-baik saja." Dara menegakkan kepalanya. Kemudian dia celingukan sendiri merasa ada yang hilang.

"Suster, maaf, di mana tasku?" Dia melihat sekelilingnya, tapi tak menemukan tas tangan miliknya di mana-mana.

Perawat itu mengernyit dahinya, seolah hendak mengatakan dia tidak tahu tas yang di maksud oleh Dara.

"Maaf, ibu...saya tidak tahu tas yang ibu maksudkan. Ibu dibawa oleh suami ibu tanpa membawa barang apapun." Jawab perawat itu.

"Kamu mencari ini?" Tanya seseorang dari pintu yang setengah terbuka, seorang laki-laki asing yang gagah, alisnya hitam tebal dengan hidung mancung meski tak semancung hidung Windu, matanya bersinar ramah. Laki-laki ini benar-benar tampan.

"Oh, silakan pak...ibu sudah sadar dari tadi. Saya tunggu di luar, ya bu, pak." Perawat itu segera melewati pintu di mana Laki-laki yang sama sekali tidak di kenal Dara ini berdiri sambil memegang tas tangan miliknya.

"Anda siapa?" Dara bertanya dengan bingung.

"Maaf, namaku Arga, aku yang membantumu saat pingsan di jalan tadi." Jawabnya hangat, sambil menyodorkan tas di tangannya kepada Dara.

Dengan sedikit kikuk Dara menerimanya, sekarang dia mengerti, perawat tadi salah paham mengira jika laki-laki ini adalah suaminya.

Entah mengapa dua perasaan yang bertolak belakang menghampirinya, antara sedikit rasa lega karena ternyata yang mengantarnya kemari bukan Windu dengan setumpuk rasa kecewa yang aneh, diam-diam dia berharap yang datang adalah Windu.

"Oh, maafkan telah merepotkan anda." Dara membungkukkan badannya dengan sungkan.

Arga sesaat terdiam, matanya yang hangat itu mengawasi Dara, seolah dia masih terpesona seperti saat pertama dia mengangkat tubuh perempuan muda yang berwajah lembut dan sedikit suram ini ke dalam mobilnya.

"Tidak apa-apa...kebetulan tadi aku mau ke rumah om Danuar...."

"Om Danuar? Pak Danuar Diwanta?" Dara menyela.

"Ya, Om Danuar Diwanta." Arga tampak menaikkan alisnya.

"Anda mengenal om saya?"

"Oh, saya tinggal di rumah keluarga Danuar."

"Wah, kebetulan sekali. Saya keponakan pak Danuar, baru pulang dari Luar negeri. Saya agak lama tinggal di sana. Hari ini berencana berkunjung, karena sudah lama sekali tidak bertemu. Apalagi mendengar kabar tante Annisa sudah tidak ada lagi, saya menyesal tidak sempat pulang waktu tante meninggal. Saya sangat rindu dengan mereka terlebih dengan Windu, mungkin empat atau lima tahun tidak berjumpa."

Dara tak berkedip mendengar laki-laki di depannya ini nyerocos saja. Dia masih heran, jika ini adalah sepupu Windu, kenapa dia belum pernah melihatnya? dan lagi wajah Arga dan Windu sungguh tidak ada kemiripan sama sekali.

"Oh, maaf...namanya siapa?"

"Dara."

"Dara?" Tiba-tiba Arga menatap dengan raut terkejut yang tak bisa disembunyikan.

"Dara? Dara istrinya Windu?" Arga terpana, dia sungguh tak menyangka, perempuan yang berada di depannya itu adalah istri sepupunya itu.

Dara tidak menyahut, dia hanya sedikit sedih dan menyembunyikan raut memelasnya dengan menunduk, semua orang mungkin tahu Dara adalah isteri Windu, tapi tak ada yang benar-benar tahu bahwa dia adalah istri yang sama sekali tak di anggap.

Arga hanya mendengar kabar tentang pernikahan Windu, tapi benar-benar tidak tahu dengan siapa Windu menikah. Dia hanya mendengar kabar nama istrinya Windu adalah Dara, tapi sama sekali tak mengenalnya.

Yang Arga tahu, Windu mempunyai seorang kekasih bernama Novi, dari lima atau enam tahun yang lalu, sebelum dia berangkat ke London untuk melanjutkan pendidikan di sana, novi dan Windu sudah berpacaran.

Gadis di depannya ini terlalu muda dari yang di bayangkannya, mungkin hanya belasan atau berusia di awal duapuluhan tahun.

Dan menurut Arga, Dara sungguh terlalu sederhana untuk selera Windu. Sangat-sangat sederhana.

"Oh, senang sekali bertemu denganmu, saudari ipar."

Arga berkata dengan sedikit tidak nyaman, entah mengapa hatinya terasa patah berderak secara mendadak.

Saat dia menggendong tubuh ramping itu tadi, dia tak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah lembutnya. Dadanya berdegup tak karuan, ketika kepala Dara yang terkulai lemah itu bertahan di dadanya. Sepanjang jalan ke rumah sakit, bahkan matanya tak lepas dari kaca spion hanya untuk melihat wajah gadis itu yang terbaring di jok belakang.

Sungguh, dia tak pernah mempunyai perasaan seperti itu sebelumya, sehingga dia yakin bahwa dirinya telah jatuh cinta pada pandangan pertama, kepada gadis yang di tolongnya itu.

Sayangnya, dia adalah istri dari saudara sepupunya sendiri!

...Terimakasih sudah membaca novel ini❤️...

...VOTE, LIKE dan KOMEN kalian selalu author nantikan😊...

...I love you all❤️...

1
Arlini Pakan
Kecewa
Arlini Pakan
Buruk
Visencia Alingga
Luar biasa
Visencia Alingga
Lumayan
heni hariati
nyimak
Mebang Huyang M
Luar biasa
Mebang Huyang M
ngulang lagi baca ceritamu thor . kangen dgn mba dara yg imut.
Riska Afzal
😭😭😭
Tiara
Novel terbaik yg pernah aq baca di aplikasi ini 🙏🙏🙏🙏
Terimakasih
Tiara
Cerita ini ada "isi" nya. Terimakasih penulis udah menuangkan sesuatu yg sangat baik, sesuatu yang sangat menginspirasi. Banyak pelajaran yang bisa dipetik, sangat mengagumkan.
Rangkaian katanya indah tapi mudah dimengerti.
Karakternya tokoh2nya kuat,
Alurnya jelas, jadi tidak melewatkan 1 kalimatpun,
Sekali lagi Terimakasih 🙏🙏🙏🙏🙏
Eny Frihdihastuti
aku suka jalan ceritanya.
author pandai merangkai kata.
tapi tak pandai memilih visual windu, ga cocok tor sama dara haha maap ya tor 🙏
JandaQueen
apakah itu harus cuci darah spt pd org yg alami gagal ginjal ya..?
JandaQueen
dan kata2 keramat itu akhirnya meletusss
JandaQueen
berani ngapa2in bocah imut ku, tak santet onlen kau pak eko...🤣🤣
JandaQueen
ah si imut radith, suka sama cewek lebih tua ini rupanya... sini nak... tante aja yg peluk kamu... 😄
Vitriani
Lumayan
Dewa Rana
nangis aku thor 😭😭😭
Romi Tama
ya Allah😭😭😭
ami
Luar biasa
iren thezer
suka ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!