Arqian Yulandres, seorang CEO muda di perusahaan Yulandres Grup. Ia sosok yang dikenal berwibawa dikalangan pembisnis lainnya.
Viona Adira, gadis berparas cantik yang juga anak dari seorang pengusaha dikota itu bernama Rico Adira, pemilik perusahaan Adira Corp.
Qian diharuskan pulang ke tanah air karna akan diangkat menjadi CEO pengganti sang ayah. Tak disangka kepulangannya ke tanah air bukan hanya karna ia akan diangkat menjadi CEO, namun ternyata orang tuanya telah menyiapkan perjodohan untuknya dengan seorang gadis manis yang memiliki sikap bar bar diatas rata rata.
"Kamu nggak tergoda sama aku mas? Cantik gini masak dianggurin. rugi loh, nanti kalau aku diambil orang gimana?" ucap Vio menggoda sang suami.
"Cih lebay, tiap hari juga kamu 'minta"
Bagaimana kisah selanjutnya? apakah Qian menerima perjodohan itu? nantikan kisahnya di "Cinta Tuan Muda Arogan"
Dilarang plagiat,, Dilarang Hate Komen
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANIVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasrah atau ikhlas?
Vio sedikit ragu
"Vio nggak percaya sama papa?" Tanya papa Rico kembali.
"Percaya pa, Vio sangat percaya kalau pilihan papa pasti yang terbaik untuk Vio"
"Jadi Vio mau kan papa Jodohin?"
Vio mengangguk
"Vio mau pa" jawabnya pasrah.
Papa Rico tersenyum lega
Tangannya beralih mengusap kepala putranya
"Pa, Vino cowok pa. Masak dielus elus gini sih?" Protesnya karna papa nya berlaku tak wajar terhadapnya padahal kan dia anak laki laki, pikirnya.
"Mau cowok atau cewek, kamu tetap sama dimata papa. Papa nggak bakal bedain kalian berdua. Untuk masalah usia, sebesar apapun usia kalian, sebagai orang tua, papa selalu menganggap kalian masih bocah" ucapnya bijak.
Ia mengusap kepala sang anak lagi
"Vino sayang kan sama papa?" Pertanyaan yang sama diajukan pada sang anak laki laki.
"Sayang pa"
"Abang nggak jenuh kerja di sana?" Tanyanya.
"Belum pa"
"Papa pengen kamu jadi CEO diperusahaan papa. Papa yakin kamu bisa"
"Tapi pa"
"Berikan alasan jika kamu menolaknya" potongnya.
"Vino nggak pd pa"
"Papa yakin kamu bisa. Kamu saja bisa lulus S2 dalam 2 tahun, pasti hal sekecil ini mudah untukmu. Lagi pula cuma kamu harapan papa. Vio anak perempuan, suatu hari dia pasti akan hidup bersama suaminya. Tidak mungkin kan Vio akan tetap bersama kita?"
Vino membisu, otaknya masih berpikir keras.
"Jadi gimana keputusan kamu?"
"Vino mau pa" jawabnya.
"Kamu hanya sekedar pasrah atau ikhlas?" Desaknya lagi.
"Vino ikhlas pa, lagi pula inikan juga demi perusahaan keluarga kita"
Papa Rico mengangguk mengerti, ia tau putranya bukan orang yang gegabah.
Putranya tipe orang yang memikirkan segala sesuatunya baik yang terbaik sampai terburuk.
Dan satu yang membuat papa Rico percaya pada sang putra karna Vino adalah sosok yang sangat bertanggungjawab terhadap perilaku maupun ucapannya.
...
Dirumah Yulandres
"Qian, Nana!" Mami Ara berteriak dengan suara menggelegar membuat pemilik nama berlari mendekati sumber suaranya.
"Ada apa mi?"
"Ayo ke ruang keluarga semua!" Titahnya.
Dua anak itupun mengikuti perintah sang mami.
"Anna sini" papi Rifqi menepuk nepuk sofa sampingnya.
"Qian juga sini" ia menepuk nepuk sisi sebelahnya.
Dua anak itupun duduk disamping sang papi.
Papi Rifqi merangkul kedua anaknya agar merapat ke tubuhnya.
"Nana gimana? Suka suka nggak sama sekolah yang papi pilih?"
Gadis itu mengangguk
"Nana suka banget pi" gadis itu memeluk erat sang papi.
"Mami juga kesini dong"
"Mana muat pi sofanya" kesal mami Ara.
Papi Rifqi terkekeh mendengar gerutuan sang istri.
"Ya udah yuk pindah ke kamar" ajak papi Rifqi.
Semua berbondong bondong mengikuti langkah papi Rifqi.
Ada salah satu ruangan dirumah itu yang memiliki dua ranjang tidur dijadikan satu.
Setiap sebulan sekali, papi Rifqi dan mami Ara pasti mengajak anaknya untuk tidur bersama dalam satu ruangan.
Dan sejak 4 tahun terakhir yang melakukan itu hanya papi Rifqi, mamai Ara dan Nana saja karna Qian sedang diluar negeri.
Papa Rifqi memasuki ruangan itu,
Ia dan mami Ara berbaring paling pinggir tepat di sisi samping ranjang itu, sedangkan yang ditengah yaitu Qian dan Nana.
"Papi nggak nyangka anak anak papi udah pada gede. Padahal baru kemarin kalau pulang kerja pasti kalian pada ngerengek minta mainan" ucap papi Rifqi sambil mengusap kepala anak perempuannya.
