Badgirl Vs Ketos

Abu-abu.

Elang menatap langit-langit kamarnya yang terlihat monoton disertai warna hitam yang membuatnya semakin kelabu, dia tidak habis pikir mengapa dulu ia bela-belaan mengecat kamarnya sendiri agar terlihat semakin suram.

Elang berpikir sejenak, apa kehidupannya juga begitu? Monoton dan membosankan.

Sekolah, belajar dan anime. Hanya berputar di situ saja dan teman yang itu-itu juga membuatnya sadar dunia itu gak semenyenangkan cerita di novel, ataupun anime.

Elang beranjak menuju meja belajar dan membuka laptop. Beberapa anime sudah ia tonton namun tersisa satu lagi, Koe No Katachi. Jujur dia tidak begitu suka dengan genre romance namun apa salahnya menonton anime movie tersebut.

Sampai ending cerita tersebut, Elang mulai mengerti alur ceritanya. The shape of voice atau bentuk dari suara. Yah cerita yang menarik tentang seorang cowok yang selalu membully cewek yang–

Tunggu, bukankah itu seperti dia yang membully si cicak?

"Bodo, lagian kan si cicak gak bisu," batin Elang mengelak.

Sebuah notif muncul di layar persegi bertema darknight milik Elang, dibukanya chat dari jomblo pecicilan itu.

"Malming cuy, lo masih jomblo aja he he he." Elang mengunci kembali hp-nya tanpa membalas chat gak guna dari Nauval.

"Issh elang, bebeb mu mo curhat niee..."

Elang hanya melirik sekilas lalu mengetik dengan cepat.

"Jjk, sm mmh dedeh anjg."

Nauval menggembungkan pipinya karena balasan dari Elang memang biasanya pedas.

"Eh betewe gue malmingan sama Gabriel..."

Elang menautkan alisnya sebentar.

"Dmna?" ketiknya, oh sial... Ngapain dia nanya hal begituan pada Nauval yang mulutnya macam keran bocor. Udah read pula pasti ia akan berfikir yang iya-iya.

"Cieee kepo, tumben. Hhehe gue boong :p "

Sudah ditebak jika Nauval akan berbohong, karena cowok itu sering melakukannya dan merupakan calon penghuni kerak neraka.

"Lo... Suka Gabriel?"

Tulisan di layar itu membuat Elang terdiam, apa maksudnya Nauval menanyakan hal bodoh itu?

"G." balasnya lalu mengunci lagi ponselnya hingga sebuah chat Nauval masuk dan Elang dengan spontan membukanya.

"Gue suka dia..." Elang membaca teks itu dengan tak karuan.

"Dia gak suka gue 😂😂😂" Elang menarik sedikit bibirnya, temannya yang satu ini memang paling hebat dalam urusan ke-nge-ne-san.

Sering ditikung oleh Kiki, misalnya dia sedang menyukai adik kelas yang bening-bening maka Kiki akan jadi mak comblangnya. Namun sayang adik kelas itu malah sukanya pada Kiki dan Nauval bakal nangis di rumah Elang buat nonton spongebob.

"Cuman diread, gila! "

"Alay," balas Elang.

"Ciela biasa ketiknya 'aly' kemasukan apa si kunyuk?"

"Bosen."  ketik Elang, mungkin Nauval bisa ke rumahnya untuk sekedar membuat gaduh rumahnya saja.

"G, mls w krmh lo, lo j yg ksni "  balas Nauval mempraktekkan gaya penulisan Elang seperti biasanya.

"Kunyuk, gw krmah lo." Nauval mengerutkan dahi, bingung apa yang terjadi dengan sahabatnya ini. Sejak kapan Elang mau memakai embel-embel 'kunyuk'? Biasanya juga 'oi' itupun hanya dua kata tidak lebih tidak kurang.

×××

"Lo berubah, Lang," ucap Nauval tiba-tiba saat mereka sedang menonton film horror di tv, Elang menoleh sebentar dengan tatapan bodo-amat-njenk.

"Gak," jawab Elang kembali dengan layar tv.

"Elang, gue suka sama Ga-"

"Bilang, kalo jadian jangan lupa PJ-nya."

Jdaaarrr!!

"Ehh copot... copot!" latah Nauval.

Suara petir dari film yang mereka putar membuat Nauval terkedjoet, refleks memeluk Elang dengan kuat. Sialnya adik Nauval, Gienna Alfa Ariesta sedang berjalan menuju ruang tamu, tercengang dengan adegan yaoi di remang-remang tersebut.

"Anjir... Ini nih akibat kelamaan jomblo." Gienna masuk ke dalam kamar lalu sedikit berbisik.

"Mesranya di kamar aja, biar lebih kusyuk wkwkkw!" Gienna masuk ke kamar sambil cekikikan.

"YEH, AYA-AYA WAE SI MONYET! GUE SLEPET GIRANG LO!"

Refleks Nauval melempar adiknya dengan kulit kuaci di atas meja, sayangnya gak kena. Suasana kembali seperti biasa, Nauval yang cerewet dan Elang sebagai pendengar celotehan gak mutu dari Nauval.

Misalnya saja, Nauval mempermasalahkan kolor pesanannya yang dicuri Gienna berbentuk hello kitty dan kuda poni. Padahal dia sudah memesan itu jauh hari namun Gienna langsung memakai barang idaman Nauval tersebut.

"Kan unyu." bela Nauval saat Gienna meledeknya membeli kolor hello kitty, warna ungu pula.

Nauval sudah menceritakan hal itu pada Elang 5 kali, bahkan saat Nauval sedang boker ia bercerita panjang lebar sampai mulutnya berbusa dan Elang mendengarnya sampai tertidur di kamar Nauval.

Elang melirik jam hitam yang terpasang di tangannya, 22.40 malam dan tanpa pamit Elang beranjak keluar rumah lalu menyalakan motor.

"Ihh abang Elang, dedek gak mau ditinggal." rengek Nauval di ambang pintu,

memakai boxer bunga-bunga alay.

"Jijik."

Elang memacu motor dan meninggalkan Nauval yang tersenyum kecil melihat kelakuan Elang yang sangat mudah ditebak. Kali ini ia berjanji tidak akan membuat Elang jera seperti saat kelas satu SMP, ia berjanji akan mengembalikan senyumnya, senyum sahabat baiknya.

"Gue dipihak lo, Elang." Nauval menutup pintu dan kembali ke kamar.

×××

Elang melajukan motornya dengan cukup kencang hingga sampai di persimpangan jalan, ia melihat kerumunan orang sibuk menonton kecelakaan yang terjadi di tengah jalan.

Saat melewati jalan yang dipenuhi dengan kerumunan Elang tiba-tiba menghentikan laju motornya, menangkap sosok yang sangat familiar sedang tergeletak dengan darah yang mengucur cukup banyak.

Perasaannya kacau, bingung harus apa ketika melihat orang itu saat ini sedang dibawa masuk ke ambulance menuju rumah sakit.

Dengan cepat ia meninggalkan motor lalu ikut masuk ke dalam ambulance, namun salah satu petugas mencegalnya.

"Hei, jangan sembarangan masuk!" hardik lelaki tersebut.

"Gue temennya," ucap Elang sinis.

****