Khilaf Terdalam

Maaf sebelumnya 🙏🏻

Pada waktu saya promo novel ini di novel othor yang lain yang berjudul Cinta Terlarang Dengan Murid Ku sudah othor kasih tahu kalau cerita Danish dan Lula bisa bikin hati dongkol setengah mati.

Terus alurnya juga othor bikin beda, sudah biasa kan kalau novel yang menceritakan tentang teman si tokoh cewek suka atau cinta sama tokoh cewek itu, tapi di novel ini othor punya cerita yang beda dengan menjadikannya seorang gay, nanti kisahnya bakal ada lika liku kehidupan nya, di mana temen gay nya ini juga bisa sembuh akibat pemeran ceweknya juga.

Jadi bagi yang tidak suka dengan alur ceritanya mohon tidak usah komen yang bisa menurunkan rating, kalau mau keluar favorit langsung keluar saja, jadi kalau gak kuat bacanya langsung tinggalkan saja cerita Khilaf Terdalam ini. Atau bagi yang gak suka dengan cerita pelakor bisa mampir di karyaku yang lain yang berjudul.

Cinta Terlarang Dengan Murid Ku

BENCI JADI BUCIN

Mencintai Saudara Ku

Terima kasih 🙏🏻🥰

Happy Reading 😊

Seminggu kemudian.

Pagi ini Lula berangkat untuk memantau pembangunan proyek besar yang akan segera di bangun itu.

Setelah pertemuan terakhir kalinya dengan Danish malam itu Lula berasa di teror oleh musuh, setiap hari Danish selalu memberinya pesan romantis atau sekedar menyapa saja.

Tapi Lula tidak pernah membalasnya, setiap malam ketika mau tidur, Lula mematikan ponselnya agar Danish tidak menelponnya.

Sungguh benar-benar di luar dugaan Lula bahwa mantan suaminya itu bisa berubah 100 persen dari awal dulu mereka menikah.

Lula juga tidak tahu apakah ungkapan hati Danish malam itu benar-benar berasal dari lubuk hatinya yang paling dalam.

"Sweetie, kenapa melamun?" tanya Darren yang berada di kursi kemudi.

Lula menoleh ke arah sahabat nya itu dan tersenyum.

"Tidak apa-apa Darren, aku hanya memikirkan nasibmu yang masih juga belum sembuh itu, padahal aku kan mengajak mu untuk menikah," jawab Lula terkekeh.

Darren hanya memberengut mendengar jawaban wanita yang ada di sampingnya itu. Lula memang tidak serius untuk mengajaknya menikah, dia hanya ingin membuat status di depan Danish. Tidak tahu saja kalau pria yang Lula katakan sebagai calon suaminya itu adalah seorang gay, tapi Lula juga berharap bahwa suatu saat nanti Darren bisa sembuh dan menyukai lawan jenisnya.

"Tuan Danish sudah mengabariku kalau dia sudah berada di proyek sejak semalam, aku benar-benar beruntung bisa mendapatkan rekan kerja yang begitu kompeten dan bersemangat," ucap Darren.

"Yaya tentu saja, tuan Danish memang semangat kalau ada maunya," jawab Lula spontan.

"Apa maksudnya ada maunya?" tanya Darren penasaran.

Lula menutup mulutnya karena keceplosan, Darren memang belum tahu bahwa Danish adalah mantan suami Lula dulu.

Mungkin setahu Darren kalau memang Danish pria yang bertanggung jawab dan kompeten. Tidak tahu saja ada udang di balik bakwan.

Setelah menempuh perjalanan cukup lama yaitu satu jam, akhirnya mereka sampai di lokasi.

Darren dan Lula turun dari dalam mobil. Dari arah depan sudah terlihat Danish yang memakai kemeja navy dengan kacamata hitam bertengger di hidungnya.

Terlihat sangat tampan dan gagah, bahkan Darren sampai tidak berkedip saat menatap nya.

"Eghem, Darren air liurmu keluar," ucap Lula saat melihat Darren speechless seperti itu.

Sontak Darren langsung mengelap bibirnya tapi tidak ada apapun.

Lula tertawa karena berhasil mengerjai sahabatnya itu.

"Lula, awas saja nanti ya, kamu akan mendapatkan hukuman," ucap Darren menarik Lula dan menggelitik pinggang wanita itu.

Tentu saja Lula tertawa dan berusaha menghindar dari dekapan Darren itu. Dan adegan itu tidak terlepas dari pandangan Danish yang sudah mengeraskan rahangnya menahan amarah melihat pemandangan itu.

Tidak tahu saja Danish bahwa Darren sebenarnya itu mengagumimu, tapi kalau di lihat dari sisi luar memang tidak ada yang menyadari kelainan Darren itu.

"Selamat pagi nona Lula dan tuan Darren, saat ini kita sedang berada di lokasi proyek, jadi tolong lah bersikap profesional!" ucap Danish dengan mata menatap tajam ke arah dua orang itu.

"Iya, tuan Danish, maafkan kami, Darren memang selalu seperti ini kalau kita bersama," jawab Lula yang sudah bisa terlepas dari Darren.

Sedangkan Darren sendiri hanya meminta meminta maaf dan berjabat tangan dengan Danish.

Darren bisa melihat mata Danish yang begitu berbeda, ada tatapan cemburu dan cinta yang bercampur untuk Lula.

Seakan mengajak bicara lewat tatapan dan mengatakan bahwa dia sangat cemburu buta. Darren berganti menatap Lula yang sedang memalingkan wajahnya saat di tatap Danish seperti itu.

"Tuan Danish, mari kita langsung meninjau ke TKP saja," ucap Darren membuat Danish memutuskan pandangan nya ke arah Lula.

Akhirnya mereka bertiga mendatangi lokasi di mana akan di bangun beberapa villa di situ.

Sedangkan di Washington DC.

Angelica tidak ikut ke Florida bersama Danish karena kondisi nya kemarin malam sempat drop, tapi saat ini Angelica sudah di perbolehkan untuk pulang.

Angel tidak pernah mengerti kenapa dengan dadanya yang masih sering merasa sakit itu, dokter mengatakan bahwa tidak terjadi apa-apa, hanya bagian bekas operasi pengangkatan tumor nya yang dulu.

Angelica tidak menaruh curiga apapun, setahunya dia telah sembuh dari penyakitnya itu.

Saat ini dia telah berada di rumah Danish karena harus mengambil berkas penting yang berada di ruang kerjanya.

Di rumah itu ada dua orang pelayan dua security. Mereka semua sudah sangat hafal dengan Angelica yang terbiasa keluar masuk rumah Danish.

"Dasar Danish ceroboh, kenapa tidak di simpan di kantor saja sih, aku jadi harus mencari berkas-berkas itu sendiri!!" gerutu Angelica.

Setelah beberapa saat akhirnya Angelica berhasil menemukan berkas yang di carinya itu.

Kemudian wanita itu berjalan keluar dari ruang kerja Danish perlahan dan melewati sebuah kamar yang sangat rahasia menurut Angel.

Entah kenapa terbesit sebuah ide karena berhubung Danish tidak berada di situ.

"Bibi Ellen, tuan Danish menyuruhku untuk mengambil berkas yang berada di dalam kamarnya, tapi sepertinya kamar itu terkunci, apa bibi ada kunci cadangan?" tanya Angelica saat melihat asisten rumah tangga Danish kebetulan lewat di situ.

Bibi Ellen sempat bingung karena dia sudah di wanti-wanti agar tidak membukakan pintu kamar Danish meskipun papa atau kakaknya datang.

"Tapi Nona ... " ucap bibi Ellen belum selesai tapi sudah di sela oleh Angelica.

"Bibi tidak usah khawatir karena ini juga Danish yang menyuruh."

"Baiklah Nona Angel," jawab Bibi Ellen yang kemudian mengambil kunci di sakunya dan menyerahkan pada Angelica.

"Terima kasih bibi, nanti kalau sudah selesai langsung aku serahkan kembali kuncinya," ucap Angelica tersenyum.

Akhirnya dia berhasil menghilangkan rasa penasaran nya selama ini.

Perlahan Angelica memasukan kunci itu dan memutarnya. Entah kenapa rasanya begitu gugup saat Angel mulai melangkah masuk ke dalam kamar calon suaminya itu.

Aroma maskulin langsung menyeruak di indra penciumannya, kamar itu terlihat gelap karena seluruh korden di kamar itu tertutup rapi.

Angelica berjalan ke arah korden dan membukanya, sungguh kamar yang luas dengan ranjang king size-nya.

Tapi tiba-tiba Angelica mematung saat melihat sesuatu di atas ranjang king size milik Danish itu.

"Tidak mungkin, apa ini yang selama ini selalu di sembunyikan oleh Danish!!"

Bersambung..

Hai akak Reader tercinta 🥰🥰🥰 jangan sampai lupa untuk dukungannya ya 🙏 dengan cara like, vote dan bunga🌹🌹🌹

Agar othor lebih semangat lagi untuk up nya.

Terima kasih ❤️😘😘😘