NovelToon NovelToon
Malam Hangat Berselimut Cinta

Malam Hangat Berselimut Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Cintapertama
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Herka Rizwan

Aini mengira kedatangan keluarga Julian hendak melamarnya. namun ternyata, mereka malah melamar Sakira, adik satu ayah yang baru ia ketahui kemudian hari. padahal sebelumnya, Julian berjanji akan menikahinya. ternyata itu hanya tipuan untuk memanfaatkan kebaikan Aini.
Tidak sampai disitu, ayahnya malah memaksa untuk menjodohkan Aini dengan duda yang sering kawin cerai.
karena kecewa, Aini malah pergi bersenang-senang bersama temannya dan menghabiskan malam dengan lelaki asing. bahkan sampai hamil.
Lantas, bagaimana nasib Aini. apakah lelaki itu mau bertanggung jawab atau dia malah menerima pinangan dari pria yang hendak dijodohkan dengannya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herka Rizwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Satu bulan kemudian...

Pesta pernikahan Sakira dan Julian dilangsungkan dengan meriah. Acaranya mengusung tema garden party. Mengundang teman dekat dan juga rekan kerja orang tua Julian.

"Sayang, sudah lama aku tak melihat Aini. Di mana dia saat ini?" tanya Julian keheranan.

"Ngapain sih kamu nanyain dia?" Sakira nampak sewot. "Kamu kangen sama dia, hah?"

"Bukan begitu, sayang. Cuma, aku menyayangkan saja. Seharusnya, dia menyaksikan kebahagiaan kita hari ini. Pasti dia sakit hati dan iri, karena aku lebih memilih kamu dari pada dia."

"Hem, kamu benar juga sih. Aku gak tahu dia ada di mana. Yang aku dengar, dia juga sudah berhenti dari tempat kerjanya. Semoga saja dia menderita di luar sana."

Di saat mereka sedang serius berbicara, kedua orang tua Julian segera bangkit. Karena ada tamu undangan yang ingin menyalami mempelai.

"Hei, bukannya ini, pria yang waktu itu sama Aini. Kok dia bisa datang ke sini, Pa?" tanya Julian kepada ayahnya.

"Ya jelas karena dia diundang. Pria yang ada di sebelahnya itu adalah teman Papa. Namanya Pak Rama. Dan yang satunya lagi adalah Pak Arjun. Dia bos besar Papa," sahut Papa Julian, Irvan dengan senyum lebar.

Rama menyalami Irvan dan istrinya, mengucapkan selamat atas pernikahan putranya. Sedangkan Arjun, tampak dingin. Hanya bersalaman sekilas. Tatapannya juga terlihat tajam, serta tidak suka terhadap Julian dan Sakira.

"Ihh, kok auranya menyeramkan banget ya. Benar-benar menakutkan. Kenapa Aini bisa menyukai pria seperti itu," ujar Sakira sinis.

"Jangan keras-keras, Sayang. Dia merupakan Bos besar Papa aku."

"Masa sih?"

"Aku juga baru tahu. Mana lusa aku bakal kerja di perusahaan miliknya lagi."

"Hah, benarkah?" Sakira ternganga. "Aku kira, Papa kamu pengusaha, sayang. Ternyata, kerja di perusahaan orang ya."

"Usahanya belum begitu maju, Sayang. Sudahlah, gajinya besar kok. Lumayan buat kamu shoping."

'Hm, benar juga. Asalkan Aini sialan itu gak ada lagi di kota ini. Julian akan selalu menjadi milikku seutuhnya,' batin Sakira tenang.

***

"Uweek..."

Suara perempuan muntah itu terdengar di kamar mandi. Keadaannya lemas tak bertenaga. Bahkan, ia tak bisa melakukan aktivitas apapun hari ini.

"Aini, kamu kenapa, sayang. Dari pagi tadi, kayaknya kamu muntah terus."

Neneknya khawatir melihat kondisi Aini yang pucat. Sampai ia terpaksa menutup warung sembakonya.

"Masuk angin kali, Nek. Tadi, aku udah usap perut dan leher ku sama minyak kayu putih."

"Ya sudah, kamu istirahat aja. Nenek akan buatkan kamu bubur ya."

"Uhm, makasih ya, Nek."

"Ya, sayang."

Tak lupa, sang nenek menyelimuti Aini. Lalu beliau ke dapur untuk membuat bubur.

"Nek, hari ini kenapa gak jualan?" tanya tetangganya dari sebelah.

"Aini demam, jadi nenek libur dulu."

"Udah dibawa berobat?"

"Belum! Ini mau dibuatin bubur dulu. Aini itu susah makan. Makanya masuk angin."

"Dikerok aja, Nek. Biar anginnya keluar."

"Iya, nanti nenek bakal lakukan. Ya sudah, nenek masuk kedalam dulu ya. Mau bikin bubur dan juga memasak."

"Ya, Nek!"

Di kamar, Aini tidak bisa tidur. Dia masih merasakan perutnya yang belum nyaman.

Bertepatan dengan itu, Fena menelpon. Aini yang tak bertenaga, berusaha mengambil ponselnya.

(Halo, Fen.)

(Halo, Ai. Loh, kok suara kamu lemas gitu. Kamu sakit ya?)

(Iya, nih. Lemas karena muntah terus.)

(Hah, muntah. Kamu habis salah makan ya?)

(Gak tau nih. Kemarin, aku cuma makan seblak.)

(Nah, pasti kepedasan tuh. Tumben kamu makan seblak. Biasanya kan kamu gak doyan. Kayak orang lagi ngidam aja.)

(Kamu ada-ada aja. Mana mungkin aku...)

Tiba-tiba Aini terdiam. Mengingat sesuatu yang akhir-akhir ini ia lupakan.

(Ai, kok diam sih. Tau gak, aku ketemu siapa di kantor. Bikin bete tau gak...)

(Fen, udah dulu ya. Nanti aku hubungi kamu lagi.)

(Loh, Ai. Aku kan belum selesai ngomong...)

Tut.

Panggilan terputus. Aini bangkit dari pembaringan. Dia mulai sadar, kalau bulan ini, dia belum mendapatkan menstruasi sama sekali.

"Ya Tuhan, mengapa aku jadi teledor. Padahal tak pernah sekalipun si merah datang terlambat. Jangan-jangan..."

Aini mulai berpikiran buruk. Dia teringat, kalau sebelumnya pernah melakukan hubungan intim dengan bosnya. Saat itu ia mabuk dan menyebutkan ingin hamil.

"Mati aku! Aku tidak mau hamil di luar nikah! Tidak pernah mau!" pekiknya seraya berjalan keluar.

Gadis itu memutuskan untuk pergi ke apotek. Walaupun jaraknya tidak begitu dekat, tapi dia harus ke sana.

"Aini, kamu mau kemana. Bubur kamu udah hampir siap!"

"Mau beli obat dulu."

"Kamu bisa bawa motor?"

"Bisa, Nek. Aku akan pelan-pelan."

"Ya udah, kalau gitu hati-hati ya."

"Iya, Nek."

Aini terpaksa menguatkan dirinya. Demi mencari tahu, apakah benar dia memang hamil atau tidak.

Dia masih berharap, kalau itu hanyalah dugaannya saja. Karena sesungguhnya, Aini sangat tidak siap bila harus menjadi ibu tanpa suami.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya pegawai apotek ramah.

"Saya mau cari obat demam. Dan satu lagi, berikan saya alat tes kehamilan."

"Baiklah, tunggu sebentar ya!"

Detak jantung Aini seakan terus mengejar. Untuk menutupi identitasnya, Aini sengaja mengenakan masker.

Setelah mendapatkan barang yang ia inginkan, Aini pun bergegas pulang ke rumah. Tanpa menunggu waktu lagi, dia segera melakukan serangkaian tes kehamilan secara mandiri di kamar mandi.

Dengan membaca cara penggunaannya lewat petunjuk yang ada di bungkusnya, Aini pun mengikuti semua instruksi tersebut. Sampai beberapa menit kemudian, dia sontak terkejut melihat hasilnya.

"Tidak mungkin! Aku ha-mil?" ujarnya bergetar hebat. Gadis itu seketika syok dan lemas. Ini benar-benar di luar dugaan.

Tok tok.

"Aini? kamu sedang apa, Nak. Apakah kamu muntah lagi?" tanya nenek dari luar.

Seperti orang yang baru saja tersadar, refleks Aini menyembunyikan alat tes kehamilan itu. Perlahan ia mulai berjalan keluar. Agar tidak membuat neneknya curiga.

"Cucu nenek yang cantik. Kamu gak papa kan? Gimana, obatnya ada gak?"

Aini mengangguk lemah. Rasanya ingin menangis sejadi-jadinya. Mengapa hidupnya tak luput dari kemalangan.

"Ayo makan bubur dulu ya. Sehabis itu, minum obatnya dan langsung istirahat," ujar nenek lembut.

Namun, Aini sungguh tak kuat menyimpan hal ini hingga berlarut. Dia pun terisak dan memeluk nenek.

"Aini, apa yang terjadi, Nak. Apa buburnya gak enak atau nenek punya salah sama kamu?" tanya nenek kebingungan.

"Nek, maafkan aku...aku udah nyusahin Nenek!"

"Kenapa harus minta maaf. Nenek gak merasa kesusahan kok."

"Nek...A-ku...ha-mil!" ucapnya bergetar seraya menunjukkan alat tes kehamilan yang bergaris dua.

Sesaat, wanita renta itu terdiam. Menyaksikan alat pipih yang ada di tangannya saat ini.

"Ka-mu hamil? artinya Nenek bakal punya cicit ya?" sahutnya tanpa sadar.

"Hiks...hiks...aku gak mau anak ini, Nek. Dia adalah kesalahan yang tidak seharusnya aku lakukan..."

Dengan cepat, nenek memeluk Aini. Berusaha untuk menenangkan, jangan sampai gadis itu melakukan sesuatu diluar dugaan.

"Sabar, Nak. Jangan pernah menyalahkan keadaan. Sekarang kamu jawab pertanyaan nenek. Apakah kamu tahu, siapa pria yang sudah menghamili kamu?" tanya nenek lembut.

Aini pun mengangguk lemah."Dia adalah bosku, namanya Arjun..."

Bersambung...

1
Wayan Sucani
lanjut thor
Aiza Zayn: terima kasih udah mampir 🙏
total 1 replies
♥Kat-Kit♥
Keren banget! Aku nggak sabar nunggu babak berikutnya ⚡️
✨Wyn한✨
Mantap jiwa!
Ánh sáng
Aku suka banget sama karakter-karakternya 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!