Mantan pembunuh bayaran jadi pengasuh 4 anak mafia?
Selena Dakota, mantan pembunuh bayaran, mencoba mengubur masa lalunya dengan bekerja sebagai babysitter. Tapi pekerjaan barunya justru membawanya ke mansion Charlie Bellucci — mafia bengis yang disegani, sekaligus ayah angkat dari empat anak dengan luka masa lalu yang kelam.
Di balik peran barunya sebagai pengasuh, Selena harus berjuang menyembunyikan identitasnya. Namun semakin lama ia tinggal, semakin kuat tarikan gelap yang menyeretnya: intrik mafia, rahasia berdarah, hingga hubungan berbahaya dengan Charlie sendiri. Selena terjebak dalam dunia di mana cinta bisa sama mematikannya dengan peluru.
Bisakah Selena melindungi anak-anak itu tanpa mengorbankan dirinya… atau ia justru akan tenggelam dalam romansa terlarang dan permainan maut yang bisa menghancurkan mereka semua?
“Lakukan apa saja di sini, tapi jangan libatkan polisi.” Tegas Charlie Bellucci.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MMF — BAB 13
KETEGANGAN ANTARA SELENA DAN CHARLIE
Selena melajukan mobilnya saat dia melihat sebuah mobil hitam yang ia kenal milik Bellucci tepat di depannya. Selena menyalip beberapa kendaraan hingga berhasil di samping mobil yang ia incar dan membuka jendelanya.
“Shit!” umpat kesal Clara saat ia berhasil ditemukan oleh Selena.
Gadis itu tak sendirian, dia bersama dengan Alma sedangkan Damian bersama Miles pergi ke arah lain.
“CLARA!!! BUKA JENDELA NYA DAN BERHENTILAH!!” pinta Selena dengan berteriak tegas.
Jendela dibuka dan memperlihatkan Alma yang duduk santai di samping Clara seraya tersenyum kecil menikmati momen kejar-kejaran itu. Sedangkan gadis yang saat ini menyetir ugal-ugalan tadi, menatap tajam ke Selena sekilas. “PERGILAH DAN TINGGALKAN KAMI!!” kata Clara dengan kesal dan segera melajukan mobilnya dan berhasil meninggalkan Selena.
“Oh yang benar saja.” Gerutu Selena yang maj tak mau akhirnya dia lagi-lagi menggunakan taktik nya dulu. Ia melajukan mobilnya dan berhenti tepat di depan mobil Clara sampai tabrakan yang terjadi cukup keras.
Untungnya mereka sudah memasuki jalanan yang sepi yang berada di tebing.
Clara terkejut dan menganga menatap mobil hitam lainnya baru saja tertabrak mendadak.
“Alma.. Kau baik-baik saja?” tanya Clara menyentuh kepala anak itu.
Alma mengangguk kecil. “Itu Selena! Kita kalah!” katanya yang mana Clara memejamkan mata saat dia melihat Selena mengetuk kaca mobilnya.
Mau tak mau Clara akhirnya membuka pintu mobilnya dengan pasrah.
Bukannya marah, wanita itu malah menarik Clara dan memeluknya lega. “Oh... Astaga...kau membuatku jantungan.” Gerutu Selena yang melepaskan pelukan tersebut.
Clara menatapnya heran saat Selena juga memeluk Alma yang baru turun dari mobil.
“Itu tadi sangat berbahaya, tapi aku terpaksa melakukannya.” Kata Selena yang jujur saja, dia benar-benar tak berniat melukai siapapun, dia hanya ingin melaksanakan tugasnya sebagai pengasuh dengan tenang.
“Apa sebenarnya maumu? Kenapa kau tidak membiarkan kami bebas? Apa Charlie yang meminta hal itu?” kata Clara dengan kesal.
“Charlie? Kenapa dia memintanya? Okay, aku tidak tahu kenapa kalian sangat mengaitkan nya dengan Charlie. Tapi jika kau ingin kebebasan, katakan saja padaku... Aku juga tahu dan mengerti caranya membebaskan diri untuk sejenak. Itu tadi sangat berbahaya meski usiamu sudah 18 tahun.” Tegas Selena yang membuat Clara memutar malas bola matanya meski ucapan Selena tadi berhasil membuatnya berpikir-pikir.
“Ayo kita kembali.” Ajak Selena dengan lembut namun Clara hanya menatap nya saja.
“Kau bawa saja Alma bersamamu, aku tidak ingin kembali ke mansion itu. Aku tidak ingin kembali ke neraka!” kata Clara yang melenggang pergi meninggalkan tanda penuh tanya bagi Selena.
Bagaimana bisa anak itu mengatakan hal seperti itu. Bukankah seharusnya dia bersyukur karena orang kaya seperti Charlie mau mengadopsi nya? Apa Charlie sejahat itu?
“Sekarang kita harus apa?” tanya Alma yang menggandeng tangan Selena.
Hingga sebuah mobil hitam berhasil menghentikan langkah Clara. Tentu, itu mengejutkan Selena dan juga Clara sendiri. Saat jendela mobil terbuka dan memperlihatkan Charlie di dalamnya. Clara terdiam dan tak berani melangkah.
“Masuk!” pinta Charlie yang langsung dituruti oleh Clara
Gadis itu masuk dan duduk di kursi belakang dengan perasaan kesal namun tertahan. Dan kini Charlie menatap ke arah Selena, tatapan yang tegas dan tak ada kelembutan di dalamnya.
“Ayo!” ajak Alma yang berlari kecil menarik tangan Selena hingga membawanya ke mobil Charlie.
Selena duduk di kursi depan, sementara Alma bersama Clara.
“Syukurlah Anda datang Tuan, aku hampir kewalahan dengan me— ”
Selena menghentikan ucapannya saat Charlie menatap tegas dan langsung melajukan mobilnya.
Keadaannya cukup hening saat Selena merasa itu semua karena kehadiran Charlie diantara mereka. Memang benar, pria itu sepertinya harus dirubah juga. Pikir Selena.
“Kemana perginya Damian dan Miles?” tanya Charlie bernada dingin.
“I don't know. (Aku tidak tahu).” Jawab Clara yang masih menunduk. Selena dapat melihatnya saat dia menoleh ke belakang. Sungguh aneh.
“Mungkin mereka tidak jauh dari sini. Hanya berlawanan arah, kita bisa menemukannya. Tanpa ada kekerasan.” Kata Selena sedikit menyindir halus.
Charlie mendengarnya, namun pria itu masih fokus ke depan.
Sementara di arah lain, Damian baru saja menghentikan mobilnya saat dia sudah berada di kawasan aman. Sebuah tempat yang sepi dimana kanan kiri hanyalah sebuah ladang tandus. Mungkin hanya ada gudang-gudang tua dan kedai kecil-kecilan.
“Jika Charlie tahu, kita bisa dalam bahaya. bagaimana kalau pengasuh itu mengadu ke Charlie?” kata Miles yang khawatir sendiri.
“Jika dia melakukannya, dia juga akan kena hukuman. Atau Charlie yang tidak akan peduli. Dia hanya menjadikan kita sebagai anak buahnya Miles, Charlie tidak seperduli yang kau pikirkan.” Kata Damian dengan jujur. Karena memang itulah kenyataannya.
Miles terdiam dan masih berada di luar, sampai mereka sama-sama melihat sebuah mobil hitam melaju cepat ke arahnya.
“Sial! Ayo cepat masuk!” pinta Damian yang segera masuk ke mobil, begitu juga dengan Miles hingga mereka melaju pergi.
Dan benar, mobil itu memang mengejarnya karena Charlie sendiri yang menyetirnya. Namun Damian masih kukuh ingin kabur dari kejaran tersebut.
“Tolong berhati-hatilah Mr. Charlie...” Kata Selena yang ikut tegang sendiri saat Charlie semakin mempercepat mobilnya dan berhasil menyalip hingga berhenti tepat di depan mobil Damian yang akhirnya terhenti.
Brugh! “Fuck!” umpatnya seraya memukul satu kali ke setir mobil.
Melihat Charlie yang turun dari mobil, tentu keduanya terkejut dan langsung turun. Miles menunduk takut, sedangkan Damian juga sama, namun dia sesekali barani menatap Charlie.
Pria berkemeja hitam itu berjalan mendekat dan santai. “Kau sadar dengan apa yang kalian perbuat barusan?” tanya Charlie.
“Ya.” Jawab Damian dengan tegas.
“Good. Sekarang masuk ke mobil dan bawa saudaramu kembali ke mansion. Kita akan membahas hukuman untuk kalian.” Kata Charlie yang benar-benar tenang.
Clara dan Alma turun dari mobil Charlie, menatap ke Damian yang sama diamnya seperti mereka.
Brakk! “Aku akan mengawal mereka ” Kata Selena yang tiba-tiba ikut keluar.
“Isabelle akan datang dan mengawal mereka, ada sesuatu yang harus kita bicarakan.” Kata Charlie yang kini membuat Selena menelan ludah. Dia ikut berdegup dan cemas.
Saat mereka berempat masuk ke dalam mobil sambil menunggu kedatangan Isabelle. Selena dan Charlie masih berdiri di luar dengan jarak yang sedikit jauh dari mobil anak angkatnya agar tidak ada yang mendengar.
“Anda akan menghukum mereka?” Tanya Selena.
“Hm.” Jawab santai Charlie sambil menyalakan rokoknya dan merokok santai.
“Sebaiknya jangan hukum mereka. Mereka hanya butuh kasih sayang. Anda tidak pernah memberikannya?” kata Selena yang terus terang hingga Charlie menatapnya tajam.
Selena masih berani menatap balik bos-nya yang angkuh itu.
“Tidak ada kasih sayang dalam kamus ku. Dan berhentilah main-main jika ingin bekerja dengan baik. Kau hampir saja membahayakan nyawa mereka, apa kau sadar itu?” tegas Charlie yang membuat Selena terdiam beberapa detik.
“Tapi mereka merasa tersiksa di mansion Bellucci. Apa Anda juga sadar itu?”