NovelToon NovelToon
Perlindungan Anak Mafia

Perlindungan Anak Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:927
Nilai: 5
Nama Author: Himawari Daon

Jameson, anak Mafia yang hidup di Kanada. Dia terpaksa menculik Luna, seorang barista di Indonesia demi melindunginya dari bahaya.

Ternyata, Luna adalah Istri Jameson yang hilang ingatan selama 5 tahun dan perjalanan dimulai untuk mengembalikan ingatan Luna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himawari Daon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 : Rindu yang Tertahan

Welcome… 

...Happy Reading...

.... ...

.... ...

.... ...

Jameson menunggu Luna membersihkan dirinya di kamar mandi. Pria itu membuka album foto yang sempat dia berikan kepada Luna. Dia melihat-lihat kembali kenangan yang pernah ia alami bersama orang tersayang. 

Tidak lama, Luna keluar dan telah berganti pakaian. Pakaian yang dia kenakan sekarang adalah piyama tidur polos berwarna hitam. 

“Kau belum pergi?” tanya Luna menghampiri pria itu.

“Hmm, aku disini ingin melihatnya.” Jameson menutup kembali album foto tersebut. 

“Selain itu?” tanya Luna lagi kini dia duduk di samping Jameson. 

Jameson tersenyum, lalu dia mengambil sebuah bingkisan yang sudah disiapkan sejak tadi. 

“Tadi aku sudah berjanji denganmu kan?” 

Mata Luna berbinar, dia dengan cepat mengambil bingkisan itu dan membukanya. Dia mengeluarkan benda itu yang ternyata adalah handphone. 

Wanita itu dengan semangat mengecek kondisi handphone barunya. Handphone tersebut bermotif bunga matahari. Ternyata, Jameson khusus membuatkannya untuk Luna. 

Luna menyalakan benda itu dengan senyum lebar. 

“Kamu suka?” tanya Jameson memastikan  kalau wanita disampingnya menyukai handphone itu. 

Luna menoleh sekilas ke arahnya, dia mengangguk dengan semangat. “Aku sangat menyukainya.”

Jameson bernapas lega, dia menatap intens wanita itu. Dia berharap Luna akan terus tinggal bersamanya. Dalam hatinya, dia akan terus melindungi wanitanya. Dia tidak akan membiarkan siapa saja yang menyakitinya. 

“Jadi?” Jameson menatapnya penuh kerinduan. 

Luna menoleh, awalnya dia tersenyum lebar namun saat tahu pria di sampingnya itu menatapnya. Senyum itu memudar. 

Kini mata dua insan itu saling pandang. Beberapa saat mereka terdiam. Jameson seakan terbawa oleh arus yang sudah lama tidak mengalir. 

Mata pria itu beralih menatap secuil daging ranum di hadapannya. Tanpa ia sadari ia memajukan wajahnya, ingin sekali dia melahap bibir ranum itu. 

Saat bibir mereka hampir tidak ada jarak, Luna tersadar lalu mencoba menahan bibir di hadapannya. 

Jameson tersentak dan menatapnya penuh kesadaran. 

“Apa yang ingin kau lakukan, huh?” teriak Luna jengkel. “Kau kan sudah memelukku hari ini!” imbuhnya tanpa berani menatap Jameson. 

Dia mengalihkan kegugupannya dengan mengambil album foto itu. Lalu dia berjalan menyimpan benda itu ke dalam lemari. 

Jameson merasa sedikit bersalah, dia terburu-buru untuk meluapkan seluruh kerinduannya malam itu. Namun, ia tersadar akan penolakan dari Luna. 

Kemudian, dia beranjak pergi. Sebelum itu dia mengingat sesuatu. 

“Luna!” panggilnya lembut. 

“K-kenapa?” Mulutnya gugup, dia sebenarnya tak berani namun ia mencoba memaksakan matanya menatap pria itu. 

Jameson berjalan mendekati Luna membuatnya sedikit takut. Dengan sadar wanita itu memundurkan tubuhnya saat Jameson mulai mendekatinya. 

Pria itu mengeluarkan sebuah pil dari jas hitamnya. Ia meletakkannya di meja tepat di hadapannya. 

“Minumlah obat ini! Ingatanmu akan berangsur pulih!”

Luna menatap pil kecil berwarna pink itu dengan curiga. 

“Obat apa ini?” tanya Luna memicingkan matanya. 

“Obat agar kamu ingat kalau kamu adalah istriku,” jawab Jameson singkat. 

Luna menatap pil itu, ia tampak masih ragu. Dia memikirkan dampak ke dirinya setelah minum obat tersebut. 

Jameson yang tahu tatapan ragu dari Luna dia berkata, “Aku tidak akan memaksamu untuk meminumnya. Kamu boleh simpan obat itu dengan baik, mungkin suatu saat nanti kamu akan berubah pikiran untuk meminumnya.”

Luna terdiam, dia diambang kebingungan. Dia menatap Jameson lalu dia mengangguk. 

“Kalau begitu, aku pergi!” Jameson pun keluar dari kamar Luna. Saat itu juga, Seven sudah berada di sana. 

Dia meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat kemarin karena batal menemani Luna berkeliling rumah. 

“Kau tidak perlu minta maaf! Aku sudah menemaninya hari ini.” 

Lalu Jameson menyuruh Seven untuk datang ke ruang kerjanya. Dia ingin berbicara empat mata dengannya. 

“Kau sudah ada kabar tentang Pria Tua itu?” tanya Jameson menatap nya serius. 

“Kemarin salah satu bisnis Tuan Navarro dibakar oleh Kubu Red Dragon.”

“Red Dragon?” Jameson mengerutkan keningnya. 

“Red Dragon adalah Kubu yang setiap anggotanya memiliki tato Naga merah di lengannya,” jelas Seven. 

“Lalu bagaimana dengan pergerakan Pria Tua itu dengan bisnisnya yang lain?”

“Bisnis yang mana? Tuan Navarro memiliki banyak bisnis.”

“Bisnis Perdagangan Manusia, bisnis obat-obatan, bisnis pencucian uang!” Jameson tertawa, “Aku lupa, semua bisnis nya itu jahanam!”

“Tuan Navarro sekarang hanya berfokus pada bisnis Perdagangan Manusia. Oh iya, dia baru-baru ini bekerja sama dengan agen militer. Dia membangun sebuah bisnis senjata api untuk para militer dan polisi.” 

Penjelasan Seven membuat Jameson terbelalak, “Bagaimana dia bisa bekerja sama dengan militer dan polisi? Apakah bisnisnya itu termasuk legal?”

“Benar, Tuan. Bisnis tersebut diakui oleh negara karena memang menyediakan alat untuk keamanan negara.”

Jameson mengepalkan tangannya kuat, tidak bisa dipungkiri setelah mendengar hal itu. Dia sedikit merasa lega, namun tidak bisa menutupi fakta bahwa dia melihat dengan matanya kalau Ibunya dibunuh oleh ayahnya sendiri. 

Sudah 7 tahun yang lalu sejak kematian ibunya. Dia melihat ibunya telah bersimbah darah di ruang tamu. Di sana dia melihat Navarro sedang berdiri memegang sebuah pistol. 

Sejak saat itu, Jameson sangat membenci Ayahnya. Dan dia berjanji akan melindungi Luna, istrinya. Jameson tidak akan membiarkan dirinya kehilangan orang yang dia cintai. 

Jameson kembali lagi menemui Luna di kamar. Dia melihat wanita itu sudah tertidur pulas. Dia menghampiri dan duduk disamping Luna. 

“Aku harap, kamu minum pil yang aku berikan dan kamu dengan cepat mengingatku,” gumamnya lirih. 

Sebelum meninggalkan kamar Luna, Jameson mencium kening Luna dengan lembut. 

Setelah pergi, Luna tiba-tiba terbangun dan mengepalkan kedua tangannya. Sejak tadi, dia menyadari akan kedatangan Jameson namun dia berpura-pura masih tertidur. 

“Aku tidak terima! Besok, aku harus kabur dari sini! Aku sudah terlalu lama meninggalkan Panti Asuhan Mimpi!” tekadnya sudah bulat, Luna berencana untuk kabur dari sana. 

To be continued

1
Emmanuel
Bahasanya keren abis.
Himawari Daon: Hehe, terima kasih kakak 🥰 Ini juga baru belajar. Ditunggu bab selanjutnya ya 🤗
total 1 replies
Yoi Lindra
Author, tolong jangan biarkan saya menunggu terlalu lama, update sekarang juga!
Himawari Daon: hehe, siap ditunggu ya gaes😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!