Kisah seorang lelaki bernama Marvel Gaendra Pratama, lelaki bermata tajam, rahang tegas, dan bijaksana dalam geng motor nya, Argos Rozegeng atau sering disebut Argos.
Lelaki yang tidak pernah jatuh cinta bertemu dengan seorang gadis yang pernah ia sukai saat masa SMP. Akibat kecelakaan, ia hilang ingatan dan melupakan gadis tersebut. Kenyataan nya, semesta masih memberikan kesempatan untuk bertemu kembali dalam perjodohan dadakan, atas dasar perjanjian masa lalu antar keluarga.
Tentu saja, pada awalnya masih saling membenci. Tetapi, semakin berjalan nya waktu, timbul lah benih-benih cinta dalam hati lelaki itu.
Lalu, apakah lelaki itu akan berhasil melewati segala rupa rintangan demi mendapatkan gadis istimewa nya, atau malah sebaliknya?.
***
-cover by hihappiness
-typo dimana-mana!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yihana Gicel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
| Seorang ratu untuk marvel
Gesya berlarian melewati anak tangga, gadis tersebut merasakan bahagia yang mendalam. Karena malam ini, keinginan nya berkencan dengan pria yang sudah ia sukai akhirnya bisa tercapai sekarang.
Kesenangan nya berakhir saat ia tiba dan membuka pintu rumah untuk keluar dari rumah. Diluar suaminya sudah berdiri didepan pintu masuk dengan jaket kulit nya.
"Kamu mau kemana malam-malam begini? ". Tanya sang suami.
"A-aku mau mau kencan sama Harry".
"Nggak boleh! Mana pakai baju seksi kayak gitu".
"Aku mau pakai baju apa saja kan terserah aku, kamu siapa ngatur-ngatur? ". Gesya menyeringai.
"Aku ini suami kamu! Harus nurut sama suami".
"Ini juga ada lengannya! Hanya kelihatan leher sama pundak aja nggak terlalu terbuka juga! ".
"Kalau Harry apa-apain kamu gimana? Kalau dia ngajak kamu ke hotel setelah mabuk-mabukan gimana? Kamu udah punya suami jangan nge crush lagi".
"Aku nggak anggap kamu suami aku. Pokoknya kamu orang yang paling nyebelin sedunia.... minggir aku udah telat".
Marvel menahan lengan gesya sebelum gadis itu melewati nya. "Jangan terlalu percaya sama dia. Sekali lagi jangan percaya sama dia apalagi kamu jadi jatuh cinta terlalu dalam sama Harry".
"Memangnya kenapa kalau aku jatuh cinta sedalam-dalamnya sama Harry? Masalah buat kamu? Nggak ada urusan nya juga sama kamu, inikan kehidupan aku".
"Dia bukan cowok yang baik-baik, gesya".
"Ih, lepasin! Sakit tahu! ". Gesya menarik lengannya dari genggaman marvel, kemudian mengusap lengan yang mulai memerah. "Tuh kan jadi merah".
"Mana? Padahal tadi aku nggak pegang kuat-kuat, kok! ".
"Nggak kuat gimana?. Kamu nggak lihat ini sampai merah merona begini?".
"Lengan lo terlalu kecil".
"No problem, kok!. Walaupun body ku kayak tinggal tulang tapi enak dipandang. Udah ah buang-buang waktu aja, aku pergi yah? ".
Gesya berlari ke pintu gerbang, sementara marvel memerhatikan bajunya yang lumayan seksi.
"Lain kali jangan pakai baju begitu, mentang-mentang kulit putih bening kayak salju pakai baju seksi".
"Iya lain kali udah nggak! ".
Ketika gadis itu sudah keluar dari gerbang, marvel tiba-tiba punya perasaan untuk mengantarnya ke tempat janjian.
"Sya! Aku nggak anterin kamu? ".
"Nggak perlu! ".
Gadis itu benar-benar pergi dari kawasan rumah. Marvel menghela nafas menyadari semangat istri nya untuk berkencan dengan Harry, padahal malam itu ia ingin mengajak istri nya ke cafe.
Sementara itu, sesampainya gesya di cafe dekat laut. Ia bertemu dengan Harry yang menunggu nya di sebuah meja makan yang telah tersedia makanan enak.
Gadis itu tersenyum lebar saat Harry tak sengaja menatap nya. Mata Harry berbinar melihat kecantikan gadis itu, make-up yang sangat menyatu dengan warna kulit nya menunjukkan aura kesopanan, kecantikan.
Seperti nya jantung keduanya sama-sama berdetak kencang. Harry berusaha menahan gugup nya dan membalas senyuman gesya dari jauh. "Gesya! Disini. Ayo duduk aku sudah menyiapkan yang terbaik untuk kencan pertama kita".
Gesya berjalan dengan anggunnya, kecantikan nya yang menebar pesona menarik perhatian banyak orang.
Keduanya berpapasan, saling menatap. Harry baru menyadari betapa sempurna nya gadis yang ada dihadapan nya sekarang. Mereka bertatap cukup lama, lalu Harry perlahan membeli rambut gesya dengan lembut.
"Cantik.... ". Lirih lelaki tersebut.
Gesya tidak tahu harus berkata apa lagi saat itu, ia hanya ingin cepat-cepat mengakhiri semuanya karena tidak kuasa ditatap lelaki dihadapan nya semakin lama semakin dalam.
"E-eh, ko-kok malah mesra-mesraan disini. Ayo makan makanan nya, nanti jadi dingin".
"O-oh iya silahkan".
Harry dan gesya duduk berhadapan dan ditengah meja terdapat sekuntum mawar merah didalam vase.
"Maaf yah, pasti kamu udah nunggu lama".
"Santai, itu nggak masalah. Yang penting sekarang kita udah ketemuan".
"Hehehe iya. Aku tadi lagi dihalang sama marvel".
"Marvel suami kamu? ".
Gesya mengerutkan keningnya, bagaimana laki-laki itu bisa tahu?. Ia kembali berfikir keras.
"Aku udah tahu semuanya, soalnya di casing ponsel kamu ada foto pernikahan kamu sama marvel".
"Ha? Fo-foto pernikahan? ".
Ia membalikkan ponsel yang ia genggam dan mendapati sebuah foto pernikahan yang diambil saat baru pertama kali mampir kerumah baru. Gesya sedikit kaget, karena selama ini ia tidak pernah menaruh foto pernikahan nya dengan marvel di casing nya, foto pernikahan yang sudah dibingkai oleh keluarga nya saja ia letakkan dan gantungkan didalam kamar mandi.
"(I-ini kok bisa ada disini, yah?. Nggak salah lagi sih, pasti ini ulah marvel!) ".
Gesya dengan cepat memegangi tangan Harry, wajahnya khawatir. "Harry, tolong jangan bicarakan soal ini ke teman-teman yah?. A-aku dan marvel hanya nikah paksa, aku hanya anggap dia sebagai sahabat saja".
"Iya kamu tenang saja, aku nggak akan omongin ini sama teman-teman. Untuk apa juga kan? ".
"Terima kasih, yah? ".
"Sama-sama. Ayo dimakan makanan nya".
Mereka berdua menyantap pasta yang tersedia di meja. Setelah semuanya telah usai, Harry mengajak gesya ke salah satu pantai terdekat di cafe karena kebetulan cafe itu menghadap langsung ke pantai. Mereka berjalan beriringan.
"Cantik sekali kamu malam ini, aku jadi terpesona".
Gesya tersipu malu mendengar pujian dari Harry. "Kamu bisa aja!. Kamu juga ganteng kok hari ini".
"Makasih yah atas pujian nya?. Dari tadi aku salah fokus sama gelang warna hitam ditangan kamu, itu gelang apa? Kok aneh? ".
"(Perasaan gelang ini warnanya merah, kenapa dia bilang warna hitam?) ". Batin gesya kebingungan. "Tapi, har.... ini warna merah bukan hitam".
"Nggak, aku lihat nya warna hitam. Mungkin pengaruh cahaya kali yah? ".
"Mungkin, soalnya disini agak gelap".
"Apa marvel yang ngasih gelang itu? ".
"Bukan, aku di beri gratis sama nenek-nenek tua yang jualan didekat rumah sakit ujung kota sana. Aku udah berusaha lepasin gelangnya tapi nggak mau lepas, udah aku potong berkali-kali tapi nggak pernah putus".
Harry diam-diam menatap tajam gelang itu selagi gesya tidak melihat nya.
"Kamu udah pernah punya pacar? ". Tanya gesya.
"Udah, tapi semuanya pengkhianat".
"Kok mereka tega?. Kalau aku belum nikah pasti aku akan jadi pasangan yang baik untuk kamu.... ". Ucap gesya seraya tersenyum kearah Harry.
"Dan aku juga akan jadi orang yang terbaik untuk kamu. Kita terlalu lambat dipertemukan".
Gesya tertawa kecil, kemudian melihat keatas langit yang penuh bintang-bintang gemerlapan menengahkan bulan. "Bulannya indah yah? ".
"Indah, tapi memangnya ada yang bisa seindah kamu? ".
Gadis tersebut diam, pikiran nya beralih pada Marvel. Dimana, Marvel juga pernah mengatakan hal yang sama.
"Har... ".
"Yah? ".
"Kamu suka sama aku? ".
"Suka, suka banget!. Siapa yang nggak suka dengan gadis cantik seperti kamu? ".
Ia tersenyum, puas dengan jawaban Harry. "(Apa Marvel memiliki jawaban yang sama jika aku berkata demikian saat melihat kembang api kemarin?. Masih menjadi misteri jika marvel mengatakan sama seperti yang Harry katakan tadi, jadi apa kah marvel mempunyai rasa sama aku?) ". Gesya termenung.
"Kamu kenapa menghayal? Kamu nggak apa-apa? ".
"Nggak apa-apa, aku hanya kepikiran sama tugas-tugas sekolah yang menumpuk".
"Aku pikir kamu kepikiran sama marvel yang tinggal dirumah sendirian saat ini".
"Ah nggak mungkin!. Untuk apa coba? Dia sekarang pasti udah tidur diruang tamu".
"Kenapa kamu terlihat benci pada marvel?. Menurut ku marvel adalah lelaki yang sempurna, tidak main perempuan, dan terlihat bijaksana. Rasanya aku ingin mengetahui banyak hal tentang nya".
"Tentu saja tidak!, menurut ku marvel adalah orang yang menjengkelkan. Dirumah dia selalu membuat ku marah".
Harry tertawa sambil menunduk, kemudian menatap gesya. "Masa-masa itulah yang akan dirindukan. Umur tidak akan diketahui oleh siapapun kecuali pencipta, kita sebagai manusia harus bisa waspada".
Gesya heran, apa itu akan segera menjadi isyarat bagi hubungan nya dengan marvel?. Gadis itu malahan ingin sekali mengakhiri hubungan nya agar hidup nya tentram dan damai.
"Memang dinikahkan secara terpaksa itu membutuhkan waktu yang lama agar mampu membaur, percayalah bahwa perasaan jatuh cinta akan datang pada waktunya".
"Bukan perasaan cinta, Har.... tapi malah perasaan muak. Akhir-akhir ini wajahku terlihat keriput gara-gara sering marah".
"Terkadang marvel selalu membuat mu marah, cerita nya singkat namun melekat bukan kah begitu? Gesya.... ".
Gadis tersebut mengenal betul kata-kata yang barusan diucapkan oleh lelaki disamping nya. Perasaan nya dengan cepat beralih kepada marvel yang sering mengucapkan kata-kata itu padanya.
"(Kenapa tingkah Harry selalu membuat aku jadi keinget sama marvel? Apa aku udah ngalamin yang namanya cerita singkat tapi melekat? ) ". Gesya menggeleng keras, lalu tersenyum kepada Harry yang juga tersenyum padanya. "(Udah ih! Ngapain aku kebawa sama kata-kata marvel?. Ini kan hari yang paling berbahagia untuk aku dan Harry, aku kan jadi nggak nyaman karena keingat mulu sama marvel) ". Batinnya.
Harry kembali mengarahkan pandangan ke depan, ia tersenyum tipis menikmati angin sepoi-sepoi tetapi membuat buluk kuduk berdiri karena sudah mulai larut malam.
"Sudah larut, kamu mau aku antarkan pulang?".
"Eh nggak usah, aku udah pesan taksi online. Orangnya lagi nunggu didepan sana".
"Kamu nyuruh dia tunggu? ".
Gesya mengangguk pelan. "Iya, aku bayar lebih untuk itu".
"Kenapa kamu harus nyuruh dia tunggu? Kan aku bisa anterin kamu sampai dirumah".
"Aku takut merepotkan, makanya aku pesan taksi online".
Gadis tersebut berbohong akan hal itu, ia melakukan semua ini untuk menjaga identitas juga. Ia tak ingin banyak orang yang tahu dimana letak rumah nya, teman-temannya saja tidak ada yang mengetahui selain anggota geng dari suaminya.
Ia takut kalau banyak yang tahu akan ada yang usil. Terlebih khusus rumahnya terletak ditengah-tengah hutan dan agak sedikit jauh dari perkotaan.
"Mari aku antarkan ke taksi online nya".
Keduanya pergi ketempat dimana taksi online menunggu. Sesampainya disana Harry sigap membukakan pintu mobil untuk gesya, gadis itu tersenyum. Kalau bukan karena tempat umum dan kalau bukan didepan Harry mentah-mentah, mungkin dia sudah ber loncat-loncat kegirangan, siapa yang tidak salah tingkah bila crush nya sosweet seperti itu?.
"Hati-hati yah, cantik? ".
"Iya, kamu juga hati-hati bawa mobil nya".
"Mmm, kalau ada apa-apa hubungi aku yah? ". Matanya kemudian tertuju pada sopir yang hendak mengemudi. "Pak, cantik nya aku jangan sampai lecet yah? Harus sampai dengan selamat".
"Siap, kak! ".
Harry melambaikan tangan kepada mobil yang meninggalkan nya. Setelah itu barulah ia melakukan perjalanan pulang kerumah nya.
Tanpa ia ketahui, ada seseorang berjubah hitam yang mengawasi serta mengintai mereka selama ia dan gesya berkencan. Siapakah dia?.
****
Singkat cerita, gesya sudah sampai kerumahnya. Benar saja, marvel sudah tertidur di sofa ruang tamu ditemani televisi yang menayangkan acara drama korea.
"Kebiasaan banget tidur di sofa, mana televisi masih dinyalakan. Nggak heran kalau belum satu bulan pulsa lampu sudah pada habis, keluarga berencana nya saja begini kerjaan nya setiap malam".
Ketika gesya menaruh sepatu hak tinggi nya kembali ke tempat rak sepatu, marvel tiba-tiba jatuh dari sofa. Tentu saja gesya sontak kaget, jantung nya berdebar kencang dengan pikiran ada sesuatu benda yang sengaja dijatuhkan oleh seseorang karena suaranya cukup keras.
Tanpa berfikir panjang, gesya berlari kearah marvel yang mulai terbangun dari alam mimpi nya.
"Heh! Lu bikin kaget aja!. Gue pikir tadi ada orang jahat yang nyelinap masuk terus jatuhin harta dan benda dirumah ini".
"Aku dimana? ".
"Dirumah lah! Mau dimana lagi?. Ayo duduk".
Gesya membantu marvel duduk dilantai, kelihatan nya marvel masih kebingungan jiwa-jiwa nya sebagian masih ada dialam mimpi.
"Bukannya aku tidur di sofa yah tadi? ". Tanyanya seraya memegangi kepalanya yang ke jeduk lantai saat terjatuh tadi.
"Kamu jatuh tadi, makanya jangan kebiasaan tidur di sofa. Untung kepala kamu nggak ke jeduk keras, kalau ke jeduk keras bisa-bisa bakalan buat kamu hilang ingatan! ".
"Kamu nggak pergi ke bar kan? ".
"Engga, aku hanya ke cafe yang dekat pantai itu saja. Habis jalan-jalan bentar baru pulang kesini. Lagian kenapa kamu sering melarang aku untuk pergi ke bar? ".
"Orang-orang yang pergi kesana kebanyakan orang yang nggak benar. Kamu mau dijuluki sebagai orang yang nggak benar juga? ".
"Kamu terlalu menjaga image! ".
"Cukup aku aja yang yang dijuluki anak nggak benar, aku akan menjaga image kamu biar tidak seperti aku".
Mulut gadis itu terkunci. Memang marvel dijuluki sebagai orang yang tidak benar, dan itu benar-benar terjadi. Terkadang seseorang menyudutkan kebaikan orang lain, seringkali topik pembicaraan mereka adalah kejahatan orang lain dan tidak pernah memperhitungkan kebaikan nya. Itu nyata, seakrab-akrab nya kita dengan seseorang pasti mereka juga pernah membicarakan kejahatan kita. Bukan hanya mereka, bahkan kita sendiri saja pernah melakukannya tanpa ada sebuah kesadaran.
"Ada apa? Kok diam? ".
Gadis yang lumayan lama melamun mencari alasan untuk lari dari ocehan ocehan suaminya nanti. Kalau sudah bicara seperti itu, topiknya nanti akan itu-itu terus ia sampai pusing mencari cara untuk mengobati nya.
"Ehh, aku pergi ganti baju dulu yah? ". Ucapnya sambil berjalan menuju tangga dengan langkah hati-hati.
"Sebentar balik kesini lagi yah? ".
"Iya! ".
Lelaki tersebut ingin berdiri, tiba-tiba kepalanya terasa berat, tubuh nya mulai melemah. Ia merasa ada sesuatu yang keluar dari hidungnya, saat mengelap memakai tangannya, ternyata yang keluar dari hidung nya adalah sebuah darah segar. Pandangan nya mulai mengabur disebabkan oleh kepala yang terasa berat saat itu.
"(Ada apa lagi ini? Apa yang harus aku terima untuk kesekian kalinya? Apa umurku ditakdirkan sampai ditahun ini saja?. Tolong, Desember masih sangat lama) ". Batinnya.
"Marvel! ".
Mendengar namanya dipanggil oleh istrinya serta suara langkah kaki yang menuruni tangga, ia dengan cepat mengambil tisu lalu mengelap darah merah segar dari hidungnya beserta darah yang ada ditangannya.
"Marvel". Panggil nya lagi setelah berada dibelakang sofa.
"Aku dengar".
"Kalau dengar kenapa kamu nggak samperin aku ke rooftop? ".
"Sorry aku dengarnya waktu kamu udah sampai di tangga selain itu aku nggak dengar apa-apa".
"Nasib banget punya rumah gede, kalau mau manggil susah, mau nyapu susah, yang mudah pekerjaan nya mungkin hanya nyuci piring doang.... ".
"Jangan mengeluh, seharusnya kamu bersyukur udah dibelikan rumah sebesar ini sama ayah bunda kamu".
"Aku bersyukur, tapi aku lebih bersyukur nya kalau rumah ini disewakan enam puluh tiga pembantu".
"Untuk apa? Nggak ada pembantu itu lebih baik".
"Menurut aku, punya pembantu akan lebih membantu. Harga sewanya gak mahal, ayahku kan punya ratusan pembantu dikasih gaji sepuluh juta perbulan untuk masing-masing pembantu. Murah kan? ".
"Sumpah sih, aku nggak ngerti sama orang kaya".
"Udah lah! Ayo aku mau nunjukin sesuatu ke kamu".
"Nunjukin apa? ".
"Tidak usah banyak tanya! Ayo cepetan".
Gesya menarik paksa tangan marvel, marvel terpaksa berdiri. Kalau bukan karena gesya yang mengajak marvel tidak mau berdiri dulu, karena takut darah segar akan keluar dari hidungnya lagi. Marvel tidak ingin gesya melihat nya.
Jangan tanya bagaimana pandangan marvel ketika berdiri, pandangan nya ber kunang-kunang. Marvel merasa ia tidak mampu berjalan, melangkah kaki saja terasa begitu berat.
Marvel kembali duduk ke sofa, hal tersebut menciptakan sebuah keheranan terhadap gesya.
"Hey? Ada apa? ". Tanya gadis itu, ia berlutut dibawah tempat marvel duduk.
Suaminya hanya menggeleng, wajahnya mulai terlihat pucat. "Jangan berlutut begitu". Ucapnya dengan nada pelan.
"O-oh i-iya sorry". Gadis itu kemudian duduk disamping suaminya. "Kamu nggak apa-apa? Kok pucat begitu? Kamu sakit?".
"Tidak, aku tidak sakit".
Lagi-lagi darah segar mulai keluar dari hidungnya nya. Melihat hal itu gesya menghadap kan wajah marvel kearah nya, gesya terlihat khawatir melihat itu.
"Kalau nggak sakit, terus ini apa? ".
Gesya mengambil tisu dan mengelap darah yang mulai menetes.
"Tidak perlu, aku bisa mengelap nya sendiri".
"Biat aku aja!. Kita ke rumah sakit yah? ".
"Jangan, ini sudah larut malam. Ini pasti efek dari kecapean saja, kamu tidak perlu khawatir".
"Untuk apa aku khawatir? Aku hanya takut terjadi apa-apa sama kamu".
"Apa bedanya dengan khawatir? ".
"Aku juga nggak paham". Gesya menyeringai, bibir nya sedikit menunjukkan senyuman tulus.
Marvel tersenyum lebar, ia menggendong tubuh istrinya dan berjalan menuju tangga. Gesya memberontak, ia takut lelaki itu akan menjatuhkan nya jika menggendong nya dalam keadaan sakit.
"Argh! Marvel! Lepaskan! ".
"Nggak akan! ".
"Ih katanya lagi sakit! ".
"Udah berpegangan aja, kalau nggak aku jatuhin kamu ditangga ini".
"Argh! Marvel psikopat! ".
Dikamar, marvel menaruh gesya diatas ranjang. Gesya menarik baju marvel untuk duduk disamping nya. "Kamu hanya berpura-pura tadi".
"Tadi sungguhan, tapi saat melihat kamu senyum itu membuat aku sembuh".
"Gombal! Lain kali jangan lakukan lagi. Aku sangat khawatir".
"Tidak masalah aku hanya ingin membuat alur cerita yang singkat tetapi melekat".
"Aku nggak tahu sudah berapa kali kamu mengatakan itu, marvel?. Apa tujuannya? ".
"Kamu benar-benar ingin tahu? Bukannya aku sudah pernah mengatakan tujuan nya?".
"Mmm, aku sudah melupakan itu".
"Kata-kata itu seperti memori nanti kalau kita sudah pisah, kamu akan terus mengingat kata-kata itu. Selain itu, dia mempunyai makna sebagai pengingat hal-hal indah yang pernah terjadi dalam kehidupan kita. Dibalik cerita indah tersebut, bisa saja bukanlah komitmen tetapi hanya momen".
"Itu sangat mengharukan. Kelihatannya kamu begitu yakin kalau suatu saat nanti kita akan berpisah, ucapan itu sebuah doa kalau kamu tidak ingin kita berpisah jangan katakan kata itu lagi".
"Diamlah! Ini adalah mulut ku, terserah aku mau bicara apa saja". Timpal marvel.
"Kamu memang sulit diatur. Oh ya, tadi saat berkencan aku sangat tidak nyaman".
"Apa yang dia lakukan kepada mu? ".
"Dia hanya menyebutkan sebuah kata-kata. Sudah beberapa kali dia mengingat kan ku sama kamu yang lagi ada dirumah".
"Berarti dia sedang berusaha menyuruh mu pulang. Dia saja tahu kalau suamimu ini rindu dan takut sendirian dirumah".
Gesya tersenyum menyeringai memegangi kedua pipi suaminya. "Seorang marvel rindu? Aku pikir marvel hanya tahu menjahili istri nya".
"Aku juga bisa menjadikanmu seorang ratu".
"Oh yah?. Bagaimana itu bisa terjadi? Kamu saja tidak kuat untuk tidak menjahili ku setiap hari".
"Sini. Aku akan menceritakan bagaimana cara aku menghargai kamu seperti ratu".
Dua suami istri itu bersandar ke dinding, dengan sang istri yang yang menikmati dekapan suaminya.
"Yang ke satu, aku selalu membuat mu marah".
"Apa itu bentuk menghargai untuk seorang ratu? ".
"Benar, karena seorang ratu selalu marah-marah kepada rakyatnya. Lihat siapa kah ratu yang tidak pernah marah? ".
Gesya tertawa kecil, matanya mulai sayup-sayup. "Terus? ".
"Yang ke dua, aku selalu meninggal kan kamu untuk berjalan kaki menuju sekolah".
"Dan itu sering! Aku rasa ratu tidak diperlakukan seperti itu! ".
"Sebentar, aku ingin menjelaskan nya. Begini, biasanya seorang ratu mendahulukan rakyat nya agar rakyat nya selalu aman disisinya".
"Tunggu! Ini perlu diluruskan. Mana ada seorang ratu di terbelakangi oleh rakyat nya? Seharusnya raja dan ratu harus diluan baru menyusul rakyat nya". Protes gesya.
"Iya itu kalau ada rajanya. Kali ini tentang ratu saja, karena kamu tidak anggap aku sebagai raja".
"Baiklah, terserah kamu saja. Aku ingin bertanya apakah kamu yang menaruh foto kita di casing ponsel ku? ".
"Iya siapa lagi kalau bukan pelaku keluarga berencana yang menaruh nya? Tidak mungkin foto itu yang berjalan ingin menampakkan diri di casing ponsel kamu".
"Tapi kenapa? Tadi Harry tidak sengaja melihat nya".
"Lalu apa katanya? Apa dia akan tetap merebut ratu ketua geng ini? ".
"Cobalah mengerti. Aku hanya menganggap nya sebagai sahabat, itu saja. Walau aku suka padanya, aku tidak mungkin memberi kan diriku kepadanya".
"Yang terpenting sekarang adalah kewaspadaan kamu. Ingat kamu sudah menikah, jangan terlalu dekat dengan lelaki lain. Kalau ada sesuatu yang terjadi, jangan salahkan aku".
"Tenang! Aku jamin semuanya akan baik-baik saja. Aku percaya kepada Harry".
"Baiklah, sudah jam berapa ini? Ayo tidur besok kita harus pergi ibadah. Beberapa minggu ini kita sudah tidak pernah ibadah".
"Oke".
Bagaimana menjadi seorang raja yang benar?. Seorang raja dan ratu tidak selamanya memiliki tahta. Sebuah pasangan juga bisa menjadi pasangan nya sebagai raja dan ratunya.
Seorang raja tidak akan membiarkan ratunya di aniaya oleh seorang pun, apalagi sampai menurunkan mahkota yang dimiliki ratunya. Seorang ratu tidak pantas menunduk kan kepala untuk sesuatu yang tidak ia anggap benar.
Seorang raja harus menjaga harga diri ratunya, bukan malah merusak harga diri ratunya. Seorang ratu tidak berhak mendapatkan kehancuran akan masa depannya hanya gara-gara dituntut untuk berlutut.
_______________________________________
*Apakah Harry akan mendukung hubungan marvel dan gesya, atau malah menghancurkan hubungan mereka?🤔