NovelToon NovelToon
Kesempatan Kedua Untuk Mencintaimu

Kesempatan Kedua Untuk Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Percintaan Konglomerat / Romansa
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Ben Wang hidup kembali setelah kematian tragis yang membuka matanya pada kebenaran pahit—kekasihnya adalah pengkhianat, sementara Moon Lee, gadis sederhana yang selalu ia abaikan, ternyata cinta sejati yang tulus mendukungnya.

Diberi kesempatan kedua, Ben bertekad melindungi Moon dari takdir kelam, membalas dendam pada sang pengkhianat, dan kali ini… mencintai Moon dengan sepenuh hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

“Kenapa aku bisa tidur di sini?” tanya Moon dengan nada gugup. Tangan Ben masih melingkari pinggangnya, menahan tubuh gadis itu agar tidak jatuh ke bawah.

“Seharusnya aku yang bertanya padamu,” balas Ben santai. “Begitu aku bangun, kau sudah tidur dalam pelukanku. Moon Lee, jangan-jangan kau memang ingin tidur di pelukanku dan memanfaatkan kesempatan saat aku mabuk?” godanya dengan senyum tipis.

“Tidak! Aku ingat jelas semalam aku tidur di sofa. Tidak mungkin aku masuk ke kamar ini,” bantah Moon cepat.

Ben menatapnya tajam, senyum nakal masih menghiasi wajahnya. “Melihat pria tampan sedang tidur, wanita mana yang bisa menahan diri untuk tidak menggodanya?” bisiknya pelan, membuat wajah Moon memanas.

‘Ada apa dengan orang ini? Kenapa tiba-tiba berubah?’ batin Moon gelisah. ‘Selama ini dia selalu dingin padaku, tapi dua hari ini... rasanya seperti orang yang berbeda.’

“Lepaskan tanganmu dulu,” pinta Moon sambil berusaha menjauh.

“Setelah mengambil kesempatan atas diriku, kau mau kabur begitu saja tanpa tanggung jawab?” tanya Ben dengan nada menggoda.

Moon mendengus kesal. “Aku ini gadis, yang rugi jelas aku, bukan kamu! Pria mana mungkin bisa rugi!”

Ben terkekeh pelan. “Kalau begitu, karena kau sudah suka, bagaimana kalau kita tidur lagi? Kali ini biar aku yang memelukmu.”

“Tidak perlu!” sahut Moon cepat sambil menarik diri. “Cepat bangun dan pulang ke rumahmu!”

Moon segera melepaskan tangan Ben, wajahnya memerah karena malu dan marah bercampur, lalu berlari keluar dari kamar dengan langkah tergesa.

Ben tersenyum tipis melihat gadis itu yang buru-buru kabur dari kamar.

“Moon Lee, kau sungguh menyenangkan,” gumamnya pelan. “Bersamamu, aku tak merasa terbebani sama sekali. Setidaknya aku diberi kesempatan untuk merasakan semua ini… Aku hanya berharap, kita bisa tetap bersama,” batin Ben dengan tatapan lembut.

Beberapa saat kemudian—

Aroma bubur hangat memenuhi ruangan. Moon menata meja makan dengan dua mangkuk bubur dan cakwe yang masih hangat.

“Aku tidak tahu apakah kau suka bubur,” katanya sambil tersenyum canggung. “Tapi aku memang biasa makan ini. Kalau tidak suka, aku bisa beli makanan lain di luar.”

Ben menatap gadis itu sejenak sebelum tersenyum. “Aku suka buburnya. Terima kasih,” ucapnya, lalu mengambil cakwe dan mencampurkannya ke dalam bubur.

Moon memperhatikan sekilas, lalu bergumam pelan dalam hati, “Suka bubur? Setahuku dulu dia tidak suka bubur.”

Ben menatapnya sekilas sambil menyendok bubur lagi. “Aku memang tidak suka bubur,” batinnya, “tapi karena kau yang memasaknya, aku suka semuanya.”

Beberapa saat hening sebelum akhirnya Ben membuka suara.

“Bagaimana dengan Wilson Fang,” ucapnya santai, “apakah kau sudah mengenalnya lebih jauh?”

Moon menoleh, sedikit terkejut. “Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?”

“Hanya ingin tahu,” jawab Ben tenang. “Sudah sejauh mana hubungan kalian.”

Moon tersenyum tipis. “Aku sudah tahu cukup banyak—tentang pekerjaannya, pergaulannya, juga keluarganya.”

Ben meletakkan sendoknya perlahan. “Kalau misalnya… dia masih memiliki mantan yang dekat dengannya, apakah kau akan tetap berada di sisinya?”

Moon menatap Ben, sedikit terdiam sebelum menjawab lembut, “Kami hanya berteman, belum pacaran. Aku tidak peduli kalau dia punya mantan. Kalau memang mereka berjodoh dan kembali bersama, aku akan merestui mereka dengan senang hati.”

“Moon Lee, kau tidak menyukainya?” tanya Ben dengan nada datar, meski matanya menatap tajam.

“Suka!” jawab Moon tanpa pikir panjang, sambil terus menyantap sarapannya.

Ben diam, menahan rasa yang mulai membuncah di dadanya. Sendok di tangannya berhenti bergerak.

“Baru kenal, kau sudah bilang suka? Apa kau benar-benar serius?” tanyanya lagi, kali ini dengan nada yang lebih dalam.

Moon mengangkat wajah, menatapnya polos. “Apa salahnya kalau suka dengan lawan jenis? Tuan Wang, anda pun bersama Viona karena suka, kan? Jadi tidak ada yang aneh.”

“Jangan panggil aku Tuan Wang!” potong Ben dengan suara tegas.

“Baiklah… Direktur,” jawab Moon pelan, sedikit bingung dengan perubahan sikap pria itu.

“Moon Lee…” ucap Ben lagi, kali ini suaranya lebih rendah, matanya menatap lurus ke arah gadis itu.

Moon mengerutkan kening. “Bukankah sudah biasa aku memanggilmu seperti itu? Kau kan atasan aku.”

“Di luar perusahaan, tak perlu panggil aku seperti itu,” ujar Ben perlahan, matanya tak lepas dari wajah Moon. “Panggil saja namaku.”

“Aku… butuh waktu untuk terbiasa,” jawab Moon gugup, mengalihkan pandangan.

Tiba-tiba Ben menahan lembut bagian kepala Moon, membuat jarak di antara mereka semakin dekat. Napas hangatnya terasa di wajah gadis itu.

“A–ada apa?” tanya Moon dengan nada terbata.

“Coba panggil namaku,” bisik Ben.

Moon menatapnya gugup. “Be… Ben,” ucapnya lirih.

Ben tersenyum tipis, menatap gadis itu dalam-dalam. “Tetap seperti ini saja. Kecuali saat di perusahaan. Aku tidak ingin mereka membuat gosip yang tidak perlu.”

Moon mengangguk pelan. “Iya, aku mengerti.”

Beberapa saat kemudian.

Moon tiba di rumah sakit dan menuju bagian administrasi untuk mengambil obat dan vitamin miliknya. Setelah menerima paket obat, ia segera menemui dokter yang menanganinya.

“Dokter Fan, mengapa tiba-tiba obatnya berbeda dari sebelumnya? Dan kenapa sekarang ada tambahan vitamin?” tanya Moon sambil duduk di hadapan dokter.

Dokter Fan tersenyum ramah. “Nona Lee, ini kebijakan dari pihak rumah sakit. Direktur rumah sakit kami memutuskan untuk memberikan perhatian lebih pada pasien-pasien tertentu, termasuk Anda. Jadi, mohon rutin datang untuk pemeriksaan dan jangan lupa minum obat serta vitaminnya tepat waktu.”

Moon mengangguk pelan. “Ternyata begitu… Terima kasih, Dokter. Tapi akhir-akhir ini lambung saya sering terasa perih.”

“Jangan sekali pun minum minuman keras lagi, hindari makanan pedas, dan jaga pola makan Anda. Jangan sampai telat makan, karena itu bisa memperparah kondisi lambung,” ujar Dokter Fan dengan nada tegas namun lembut.

Moon tersenyum kecil. “Baik, Dokter. Terima kasih atas perhatiannya.” Ia pun beranjak dari kursi dan meninggalkan ruangan.

Begitu pintu tertutup, Dokter Fan menghela napas pelan dan bergumam sambil tersenyum, “Sepertinya gadis itu sangat berarti bagi Tuan Wang. Demi dirinya, beliau bahkan rela menyumbang dana besar untuk peralatan medis dan obat-obatan.”

Tak lama kemudian, Moon menuju ruang perawatan neneknya. Ia menemui Dokter Fu, yang bertanggung jawab atas perawatan sang nenek.

“Dokter Fu, maaf… saya ingin menanyakan sesuatu. Siapa yang sudah melunasi biaya pengobatan nenek saya?” tanya Moon dengan hati-hati.

Dokter Fu menatap Moon sambil tersenyum hangat. “Itu berasal dari seorang dermawan yang bekerja sama dengan rumah sakit. Beliau membantu menanggung biaya pasien-pasien yang sudah lama dirawat di sini, termasuk nenek Anda.”

Moon menunduk, merasa haru. “Kalau begitu… bolehkah saya tahu siapa orang itu? Saya ingin berterima kasih secara langsung.”

Dokter Fu menggeleng lembut. “Beliau tidak ingin identitasnya diketahui. Katanya, bantuan ini dilakukan dengan tulus. Yang penting, nenek Anda segera sembuh.”

Moon tersenyum tipis. “Terima kasih, Dokter.”

Saat Dokter Fu mencatat sesuatu di berkas pasien, ia tanpa sadar berkata, “Oh, ya, mengenai obat nenek Anda—akan kami ganti dengan merek yang kualitasnya lebih tinggi, sesuai permintaan Tuan Wang.”

Moon membeku seketika. “Tuan Wang?” ulangnya pelan. Matanya perlahan membesar. “Apakah… dia yang membayar semua biaya pengobatan nenek saya? Dan Tuan Wang yang mana?"

1
Qyzz🇲🇾
maksudnya?moon mengalami regresi juga?
⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
alhamdulillah suka cerita nya
perahu kertas
😳😳😳😳 what
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Lina Hibanika
terlalu lama melewati kematian untuk sadarnya,, klo ga gitu mana sadar kau Ben 😡
Bu Kus
udah gak sabar liat moon ketemu kedua orang tua nya sebenarnya
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
merry
itu viona mah jgn di usir donk psti bkln bls dendam tu mn trm dia kehilangan kemewahan y dan kehilangan si ben itu,, yg ada ngincar moon le trss tu,,
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Bu Kus
lanjut lg dong thro makasih
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
merry
viona klo gk dihukum gk bklnn kapok yg ada dendamn bgtt sm moon
Bu Kus
lanjut
Bu Kus
tegang banget semoga Ben cepat datang
Bu Kus
itu sih akal akalan sih ben
Bu Kus
lanjut
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
merry
viona psti cari kesempatan tuu untuk jthuinn moon tp tenang di ben ben kn ud tau dr suara jam yg terhubung ituu
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
partini
ehhh apa nanti ga salah faham lihat viona terluka karena moon Lee tuh ortunya viona
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!