NovelToon NovelToon
DIKHIANATI OLEH JANJI DIBANGKITKAN OLEH AI

DIKHIANATI OLEH JANJI DIBANGKITKAN OLEH AI

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Sistem / Kehidupan di Kantor / Romansa / Menjadi Pengusaha
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

Nayla dan Dante berjanji untuk selalu bersama, namun janji itu pudar ketika Nayla mendapatkan pekerjaan impiannya. Sikap Nayla berubah dingin dan akhirnya Dante menemukan Nayla berpegangan tangan dengan pria lain. Hatinya hancur, tetapi sebuah kecelakaan kecil membawanya bertemu dengan Gema, kecerdasan buatan yang menjanjikan Dante kekayaan dan kekuasaan. Dengan bantuan Gema, Dante, yang sebelumnya sering ditolak kerja, kini memiliki kemampuan luar biasa. Ia lalu melamar ke perusahaan tempat Nayla bekerja untuk membuktikan dirinya. Dante melangkah penuh percaya diri, siap menghadapi wawancara dengan segala informasi yang diberikan Gema.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Amarah seorang pengecut

Nayla menatap Bram, senyumnya terasa begitu hambar. Dia menarik tangannya perlahan dari genggaman Bram. Dia merasakan ada jarak yang begitu jauh di antara mereka, jarak yang tidak bisa dia jelaskan. Sikap Bram yang dominan dan ambisius terasa sangat asing baginya.

Dia teringat saat-saat ia masih bersama Dante, saat di mana janji-janji sederhana terasa begitu nyata. Dia memejamkan matanya, berusaha mengusir kenangan itu. Dia mengingat hari itu, di mana mereka duduk berdua di sebuah bangku taman, di bawah rindangnya pohon yang sejuk. Dante memegang tangannya, tatapannya begitu lembut saat dia mengucapkan janji untuk selalu setia.

"Apapun yang terjadi," kata Dante saat itu, suaranya terdengar begitu tulus, "aku akan selalu ada untukmu."

Nayla dulu menganggap janji itu sebagai sebuah pelukan yang hangat, sebuah jaminan bahwa ia tidak akan pernah merasa sendirian. Namun, kenangan itu kini terasa seperti pisau yang menusuknya, sebuah pengkhianatan yang ia lakukan dengan sadar.

Dia membuka matanya, menatap Bram yang sedang sibuk dengan ponselnya. Nayla merasakan kepedihan yang dalam. Bram tidak pernah memberinya janji apapun. Dan ia menyadari, betapa dia merindukan saat-saat di mana ia hanya bersama Dante.

Tiba-tiba, ponsel Bram berdering. Dia mengangkatnya dengan cepat, wajahnya yang semula santai kini berubah tegang. Setelah beberapa saat berbicara, Bram menatap Nayla dengan tatapan dingin dan menusuk.

"Kau tahu Dante? Si insinyur IT yang baru itu," katanya, suaranya penuh amarah. "CEO Freya baru saja menolak permintaanku untuk memecatnya. Bahkan, dia akan mengajaknya makan malam."

Nayla terkejut. "Apa maksudmu?" tanyanya, suaranya bergetar. Dia merasa jantungnya jatuh ke perutnya.

"Ia menolak permintaanku! Dia menganggap Dante lebih penting dariku!" teriak Bram, ia tidak peduli ada orang lain yang memperhatikan mereka. "Aku ingin menyingkirkannya! Tapi Freya justru melindunginya."

"Apa hubungannya denganku, Bram? Itu urusanmu dan Dante," Nayla mencoba menenangkan diri. Ia merasa tidak nyaman.

"Tentu saja ada hubungannya! Bukankah kau yang meninggalkannya karena dia tidak punya apa-apa?" Bram membentak Nayla. "Dan sekarang dia justru mendapatkan perhatian dari CEO! Dia membuatku terlihat bodoh di mata semua orang!"

"Dia tidak membuatmu terlihat bodoh. Itu adalah kesalahanmu sendiri," jawab Nayla, ia sudah muak dengan sikap Bram. "Kau yang selalu memandang rendah orang lain. Kau pikir kekuasaanmu bisa membeli segalanya, tapi kau salah."

Wajah Bram memerah karena marah. "Jadi kau membelanya? Kau masih mencintainya?!" tanyanya, suaranya meninggi. "Setelah semua yang kulakukan untukmu, kau justru membela pria yang tak punya apa-apa itu!"

"Dia punya kehormatan, Bram!" balas Nayla, ia tidak bisa menahan emosinya lagi. "Sesuatu yang tidak pernah kau miliki!"

Pertengkaran itu semakin memanas, menarik perhatian orang-orang di sekitar. Nayla tidak peduli lagi. Semua kenangan tentang Dante, semua penyesalan yang ia pendam, seolah meledak menjadi satu. Ia kini menyadari, betapa besar kesalahan yang telah ia lakukan, dan betapa ia tidak bisa kembali lagi.

Nayla mendorong tubuh Bram menjauh dengan kedua tangannya, lalu berbalik tanpa berkata apa-apa. Dia tidak peduli dengan tatapan Bram yang dipenuhi amarah. Dia hanya ingin menjauh. Setiap langkahnya terasa berat, namun ia terus berlari, air mata mulai mengalir di pipinya. Ia berlari sekuat tenaga.

Bram tidak percaya Nayla akan pergi begitu saja. Ia mengejarnya, berusaha meraih Nayla. Nayla tidak ingin disentuh. Dengan gerakan spontan, ia melepaskan diri dari Bram, dan secara tak sengaja tangannya menyentuh pipi Bram. Bram, yang terkejut dan marah, membalasnya dengan sebuah tamparan. Tangannya mendarat di pipi Nayla, meninggalkan bekas merah yang perih.

Nayla menunduk, ia merasakan rasa sakit yang luar biasa. Ia tidak menyangka Bram akan melakukan hal ini. Tangisnya pecah, air mata mengalir membasahi wajahnya yang terasa perih. Dia berbalik dan pergi, meninggalkan Bram yang berdiri terpaku. Dia berlari sekuat tenaga, ingin segera pergi dari sana.

Nayla terus berlari, air matanya tak kunjung berhenti. Namun, ia tiba-tiba berhenti. Jantungnya terasa berhenti berdetak saat ia melihat sosok yang paling tidak ia harapkan. Di hadapannya, berdiri Dante. Wajahnya terlihat datar, namun tatapannya dingin, menusuk hingga ke relung hatinya.

Dante melihat pipi Nayla yang memerah dan basah oleh air mata. Dia menatap Nayla, lalu berkata. "Apa itu sakit, Nayla?"

"Lebih sakit hatimu yang ku khianati, Dante," balas Nayla, suaranya bergetar.

Nayla tidak menunggu jawaban. Ia berbalik dan pergi, meninggalkan Dante dan Bram, yang masih berdiri di belakang. Mereka sama-sama melihat Nayla pergi, namun dengan perasaan yang berbeda.

Dante melangkah maju dan mendekati Bram yang masih membeku di tempatnya. Dante menatap Bram, tatapannya tidak menunjukkan emosi, tetapi ada sesuatu yang jauh lebih tajam dari amarah yang terlihat di matanya.

"Aku membenci Nayla," kata Dante, suaranya pelan dan terkendali, tetapi setiap kata seolah dipenuhi oleh racun. "Aku membenci pengkhianatannya. Aku membenci setiap janji yang ia ingkari. Tapi, bahkan aku, yang membencinya, tidak akan berani menyentuhnya dengan tanganku."

Bram tidak menjawab. Ia hanya menunduk, merasa malu.

"Laki-laki sejati tidak menggunakan tangannya untuk menyakiti wanita," lanjut Dante, tatapannya kini berubah menjadi jijik. "Itu adalah perbuatan pengecut."

Dante membiarkan kata-katanya menggantung di udara, lalu ia berbalik dan pergi, tanpa melihat ke arah Nayla lagi. Ia berjalan menjauh, meninggalkan Bram yang masih terdiam dalam kehampaan.

"Kau pikir kau bisa menguasai dunia, Bram?"

Suara itu mengagetkan Bram, membuatnya menoleh ke belakang. Matanya membelalak, terkejut melihat Freya berdiri di sana, tak jauh dari tempatnya. Wajah Freya terlihat dingin dan kecewa.

"Kau ada di sini?" Bram bertanya, suaranya bergetar. Dia tidak menyangka Freya akan melihat semua ini.

Freya mengangguk, ia melipat tangannya di dada. "Aku mendengar semuanya. Aku melihat semuanya." Freya berkata, suaranya rendah dan penuh ketegasan. "Dan aku tidak percaya dengan apa yang baru saja kulihat, Bram. Kau tahu, aku mempekerjakanmu bukan karena kau hebat, tetapi karena aku percaya kau bisa menjadi seorang pemimpin. Tetapi, apakah pantas seorang pemimpin memperlakukan asistennya, bahkan kekasihnya, dengan cara seperti itu?"

Bram merasa bersalah, ia menunduk. Ia tidak bisa membalas perkataan Freya. Semua ambisinya, semua kebanggaannya, seolah runtuh. Ia tidak bisa membantah. Ia memang seorang pengecut.

Freya melihat tatapan Bram yang penuh penyesalan. Dia menghela napas. "Meskipun aku membenci sifat pengecutmu itu, aku masih percaya kau bisa berubah."

Freya berjalan menjauh, memberikan ruang bagi Bram untuk merenung. Bram melihat Nayla yang berlari menjauh, lalu ia menoleh ke arah Freya yang semakin menjauh, lalu Bram berbalik dan mengejar Nayla.

1
Ariski
bagus thor. lanjutkan thor jngn lama lama up nya
Was pray
Lucas terlalu hebat buat dante, ibarat anak TK melawan profesor... ambisi yg tak terkontrol menghilangkan kewaspadaanmu dante
Was pray
dante masih kalah jaaauuuuuh sama Lucas, dalam tekhnologi dan strategi, nyatanya komunikasinya disadap sama Lucas saja tidak tahu padahal dulu sebelum freza ke Amerika, udah ada keterlibatan Lucas dengan bima sebagai bidaknya utk menghancurkan xy grup, trs kasus kecelakaan dante juga Krn Lucas ,tapi sampai detik ini gak ada tindakan dante terhadap tindakan lucas
Was pray
dante gak dikasih tau sama gema soal Lucas yg menargetkan freza-?
Was pray
Lucas itu sebenarnya dendam dengan dante apa sama freza sih? jadi di sini yg jadi korban itu dante apa freza?
Was pray: waduh.... othor nih .. malah main rahasia rahasian .. kan jadi pinisirin...
total 2 replies
Was pray
jangan janji dante tapi berusaha , karena janji itu berat, seberat rindu... kata Dylan... 🤭🤭
Khusus Game: Ebuzet....🤣
total 3 replies
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Khusus Game: hadir ka. aman..
total 1 replies
Was pray
Nayla sumber masalah, kalau sumber duit sih menguntungkan... lah ini sumber masalah ya bikin buntung bukan untung.... 😄😄😄
Khusus Game: Punya mantan ke gini ribet juga ya🤣
total 1 replies
azizan zizan
ada kejanggalan bila baca(SUARA AKU KEMBALI TERDENGAR) apa tu... ini seolah-olah kau buat cerita tentang diri kau sendiri Thor.. kalau Gini yah sudah lah jadi hilang serinya aku buang aja lah dari rak baca ku...cisss hilang semangat terus mau baca...
Khusus Game: Oke k. makasih informasinya.👍🙏
total 1 replies
azizan zizan
ngapain emosi sama perempuan jalang itu malah gama yang di tengking nya.. apa kau lupa masa kau terpuruk gama yang bantuin kamu.. dasar lupa daratan...
azizan zizan
memerhati dahulu...
Khusus Game: siapp.. KA.. akoh siap dihujat🤣
total 1 replies
azizan zizan
hmmm... ini berkisarkan kehidupan dengan sistem ya... aku harap si ATHOR bijak mengolah alur ceritanya ya.. jangan jadi seperti novel2 yang sama seperti ini.. kebanyakkan mc jadi tolol tidak pernah belajar dari kesilapan... walaupun ini berkisahkan fantasi biar alurnya agak berlogokan lah gitu...
Was pray
freza selamat karena keberuntungan kan? orang yg merasa dirinya sukses biasanya akan hilang kewaspadaannya. termasuk dante juga. kejadian ini moga aja menyadarkan freza dan dante bahwa dirinya masih jauh dari zona aman sehingga jangan terlalu nyaman
Khusus Game: setuju, betuy cekali
total 1 replies
Was pray
bram lebih cerdas dari freza, strategi bisnis memang freza cerdas, tapi strategi dalam trik trik menghadapi kasus kejahatan Bram lebih cerdas, hanya keberuntungan yg bisa nenyelamatkan freza
Was pray
moga dante tetap rendah hati dengan keberhasilannya dan tidak mudah berpuas diri
Was pray
mawar 🌹 sudah diluncurkan... up nya tambah rajin Thor...
Was pray
akan lebih baik jika yg dilakukan dante bukan untuk pencitraan, tapi Krn ketulusan , hasilnya akan lebih bagus dan lebih mulia karena pencitraan itu kesannya penipuan secara terselubung, kelicikan berbalut kebaikan
Khusus Game
oke KA langsung revisi
Was pray
maaf Thor, kurangi penggunaan kosa kata "ini baru permulaan dan ini baru mulai" banyak sekali penggunaan kosa kata tersebut dalam tiap bab
azizan zizan: setuju yang itu... ini boleh melemahkan alur cerita dan boleh membosankan para pembaca untuk membaca..
total 1 replies
Was pray
dante lupa siapa yg membantu dikala kesulitan. tanpa gama kamu hanya pria bodoh, galau boleh tapi akal sehat gunakan, kepribadian mu me... nge... ce... wa... kan.. itu yg bisa ku ungkapkan atas sikapmu terhadap gama
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!