Sepasang kekasih yang bernama Arabella dan barra. sepasang kekasih yang sudah menjalin cinta dari masa sekolah harus kandas karena restu sang orang tua.
orang tua barra yang tak mau anak nya menjalin hubungan dengan seorang wanita miskin, meminta sang gadis itu pergi meninggalkan putra nya, dengan embel-embel akan memberikan nya uang sebesar 100milyar.
"Pergi,dan tinggal kan putra ku, aku akan memberimu uang 100milyar tapi jangan memanggangu putra ku lagi. kau hanya lah wanita miskin yang tak pantas bersanding dengan putra ku," ucap seorang wanita tua.
yukk mampir jika ingin tau kelanjutannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deby cahya Karmila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kegilaan barra.
Ara pun melangkahkan kan kaki nya masuk ke dalam kamar itu.
Wanita itu benar benar tercengang melihat, keindahan kamar itu, sungguh Ara benar benar takjub melihat ini semua,
"Apa kau suka,"ucap Brian.
"Tentu saja tuan, ini sangat indah. Tapi apa tidak apa-apa saya tidur di sini? Jangan sampai ada yang marah jika saya di tempat kan di sini,"ucap Ara.
"Tidak akan ada yang berani marah, ini adalah keinginan ku, jika mereka ingin marah itu sama artinya jika dia ingin di keluarkan dari rumah ini,"ucap Brian.
Brian membaringkan tubuh Bilal di atas ranjang besar itu, setelah itu keluar dari kamar.
----------------
"Tidakkkkk!!
"Ibu tidak Sudi memiliki cucu dari wanita itu,"ucap nyonya Melia.
"Ibu, tapi ini kenyataan nya, Bilal adalah putra ku dengan Ara,"Ucap barra.
"Barra, kau sudah gila, kenapa kau ingin meniduri wanita murahan itu,"ucap nyonya Melia.
"Karena aku mencintainya ibu, aku ingin menikahi nya, tapi ibu sama sekali tak memberikan restu padaku dan Ara,"ucap barra.
"Siapa yang tak memberikan mu restu hah? Bukan nya dia pergi meninggalkan mu dan lebih memilih uang 100jt yang aku tawarkan,"ucap nyonya Melia lagi.
"Aku tidak percaya Ara mengambil uang itu cuma cuma, pasti ibu telah mengancam nya kan,"ucap barra.
"Barra, sampai kapan kamu mau seperti ini hah? Sampai kapan kamu mau di bodohi oleh wanita itu,"ucap nyonya Melia.
"Ibu, jika memang Ara memilih uang itu karena keinginan nya sendiri, tidak mungkin uang itu masih utuh sampai saat ini,"ucap barra.
Deg
Nyonya Melia terdiam.
"Jika Ara memang mengambil uang itu karena dasar keinginan nya, kenapa dia tak menggunakan nya sepeserpun, dan malah memilih Bekerja di rumah Brian sebagai seorang pembantu,"ucap barra.
"Eh soal itu, eh ibu tidak tau,"
"Mungkin saja itu hanya akal akalan busuk wanita murahan itu saja, agar kamu percaya padanya,"ucap nyonya Melia.
"Ara tidak berbohong ibu, ATM itu ada di tangan barra, dan barra sudah mengecek nya, uang itu masih utuh tanpa kurang sepeserpun,"ucap barra lagi.
"Sekarang lebih baik ibu jujur saja, apa yang ibu katakan pada Ara hah,"
"Barra, kenapa kamu selalu saja membela wanita murahan itu ketimbang ibu hah? Aku ini ibumu, wanita yang sudah melahirkan mu, apa karena Ara sialan itu, kau tega menyakiti hati ibu,"ucap nyonya Melia bersedih.
"Kau benar benar tega barra, hiks hiks hiks.
Nyonya Melia pergi meninggalkan barra seorang diri.
Barra yang melihat ibu nya pergi begitu saja merasa sangat bersalah.
"Apa aku terlalu berlebihan pada ibu,"batin barra.
"Tapi di sisi lain aku juga belum bisa melepaskan Ara, apalagi mengingat dia telah melahirkan anak untuk ku,"
Barra benar benar pusing memikirkan ini semua, dia juga tak tau apakah Ara masih mencintai nya
Apalagi diri nya yang sudah terang terangan menghina wanita itu.
"Aku harus mendapatkan Ara kembali, aku harus menikahi nya, dia pasti masih mencintai ku,"ucap barra yakin.
setelah mengatakan itu barra pun keluar dari rumah nya dan menaiki mobil nya menuju kediaman Brian.
hari ini dia akan membawa Ara bersama nya, dia akan membawa Ara pergi jauh dari kota ini dan menikahi wanita itu.
"Kita akan hidup bahagia Ara, percaya lah, aku akan membahagiakan mu dengan Bilal.
Tak berselang lama barra pun tiba, tanpa pikir panjang, pria itu langsung masuk dan mencari keberadaan Ara.
"Ara, Bilal, di mana kau,"teriak barra.
"Bilal, ini ayah nak,"ucap barra lagi.
Tapi bukan Ara yang keluar, melainkan Brian dan nyonya Kinan.
"Untuk apa kau datang ke sini hah?"ucap Brian.
"aku ingin menjemput Ara,dan Bilal. aku ingin membawa nya pergi dari kota ini, aku akan menikahi nya,"ucap barra.
Brian yang mendengar nya seketika mendidih.
"Tidak ada yang boleh membawa Ara dari rumah ini, dia tidak boleh pergi ke mana pun,"ucap Brian.
"Kenapa? Apa hak kak Brian melarang ku untuk membawa Ara? Dia adalah ibu dari anak ku,"ucap barra.
"aku akan mencari nya, aku akan membawa nya,"ucap barra.
"Araaaaaaaa.!!!"
"Bilal.!!
"Barra, apa aku tidak punya sopan santun hah? ini bukan rumah mu, kau tidak boleh seenaknya berteriak di rumah orang,"ucap nyonya Kinan.
"Aku tidak peduli padamu, yang aku inginkan hanyalah Ara, aku ingin menjemput nya dan membawa nya pergi dari sini,"ucap Barra.
karena mendengar keributan dari arah bawa, Ara pun turun.
"Ara, akhirnya kau turun juga sayang, ayo kita pergi dari sini, aku akan membawamu dan Bilal pergi dari sini, kita akan menikah kita akan membangun rumah tangga yang bahagia,"ucap barra.
"Ara, kau masih mencintai ku kan? Ayo kita pergi sayang, ayo kita mulai lembaran baru bersama Bilal,"ucap barra mendekati Ara.
belum sempat memegang tangan Ara, tubuh barra di hadang oleh Brian.
"Jangan dekati Ara lagi, apa kau belum puas menghina nya?, "ucap Brian.
"Lebih baik kau pulang dan menikah dengan pilihan ibumu saja,"ucap Brian.
"Aku tidak peduli pada pilihan ibu, yang aku inginkan hanyalah Ara, aku ingin menikah dengan Ara,"ucap barra.
"Tapi aku tidak mau menikah dengan mu barra,"ucap Ara.
barra terdiam, dia menatap wajah Ara begitu dalam, ada rasa sakit di hati nya ketika wanita itu mengatakan tak mau menikah dengan nya.
"Kenapa?"ucap Barra.
"Apa kau mau menggoda Brian, maka nya kau tidak mau menikah dengan ku?"ucap barra.
"Kau sudah benar-benar berubah barra,"lirih Ara.
"sekarang kau lebih sering menghina ku,"lirih Ara.
"Aku punya alasan kenapa tak mau menikah dengan mu barra.
"Aku punya alasan. bukan karena aku ingin menggoda tuan Brian,"ucap Ara marah.
"Ibu mu tak mau aku jadi menantu nya, bahkan ibu mu berkali kali menghina ku, bahkan dia menawarkan ku uang 100jt agar aku meninggalkan mu, dia tak Sudi memiliki menantu seperti ku yang tidak tau asal usul nya dari mana, bahkan dia tidak mau memiliki menantu yang miskin seperti ku,"ucap Ara mengeluarkan semua isi hati nya.
Mata wanita itu sudah mulai berkaca-kaca, sungguh dada nya terasa sesak sekali.
"Benar sekali"ucap seseorang.
semua orang menoleh, menatap ke arah pintu masuk.
"Kau ternyata sudah sadar Ara. Kau sudah sadar kau tak pantas bersanding dengan putra ku,"ucap wanita itu.
"Ibu,"lirih barra.
"Kenapa? Kenapa kalian menatap ku seperti itu?,"ucap nyonya Melia.