NovelToon NovelToon
Cinta Di Dalam Cerita

Cinta Di Dalam Cerita

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Cinta Beda Dunia / Mengubah Takdir / Romansa / Idola sekolah / Ruang Ajaib
Popularitas:120
Nilai: 5
Nama Author: Eireyynezkim

Alseana, penulis muda berbakat yang masih duduk di bangku SMA, tak pernah menyangka kehidupannya akan berubah hanya karena sebuah novel yang ia tulis. Cerita yang awalnya hanya fiksi tentang antagonis penuh obsesi, tiba-tiba menjelma nyata ketika Alseana terjebak ke dalam dunia ciptaannya dan menjadi salah satu tokoh yang berhubungan dengan tokoh antagonis. Saat Alseana masuk kedalam dunia ciptaannya sendiri dia menjadi Auryn Athaya Queensha. Lebih mengejutkan lagi, salah satu tokoh antagonis yang ia tulis menyadari rahasia besar: bahwa dirinya hanyalah karakter fiksi dengan akhir tragis. Demi melawan takdir kematian yang sudah ditentukan, tokoh itu mulai mengejar Alseana, bukan hanya sebagai karakter, tapi sebagai penulis yang mampu mengubah nasibnya. Kini, cinta, kebencian, dan obsesi bercampur menjadi satu, membuat Alseana tak tahu apakah ia sedang menulis cerita atau justru sedang hidup di dalamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan bertemu lagi!

Sudah hampir melewati satu hari untuk Erzabell berpikir tentang apa yang diucapkan oleh Auryn.

Dia tidak percaya namun ia terus terngiang dengan apa yang diucapkan oleh Auryn.

"Tidak mungkin Haizar orang sekejam itu, dia adalah orang yang hangat tapi di depannya saja ia terlihat sangat cuek." Gumamnya.

Ia menjadi mengingat pertemuan dirinya dengan Haizar ketika dia SMP dulu.

Bruk!

Tabrakan antara tubuh seorang gadis dan dengan seorang cowo di koridor sekolah terjadi begitu saja.

Erzabell yang sedang menangis karena baru saja dikabarkan oleh ayahnya jika ibunya koma menjadi sangat sedih dan ingin ke rumah sakit pada waktu itu juga.

"Kamu kenapa? jangan menangis, apa kau baik-baik saja?" Cowo itu mencoba membantu Erzabell berdiri yang masih menangis.

"T-tidak, A-aku pergi dulu." Ucap Erzabell dengan nada sesaknya karena masih berduka dan berlari keluar sekolah.

Anak cowo tersebut hanya melihat saja dari belakang saat Erzabell pergi.

Dua hari berlalu begitu saja, Erzabell sudah mulai membaik atas duka yang diterimanya karena saat itu juga mamanya dinyatakan meninggalkan dan ia baru masuk ke sekolahnya lagi sejak itu.

Dia masih berduka dan memilih untuk menyendiri di taman sekolahnya, namun ternyata seorang cowo menghampirinya dan langsung duduk di sampingnya tanpa meminta izin terlebih dahulu.

"Kau masih menangis juga? kenapa kau mendung terus padahal cuaca sangat cerah hari ini?" Senyum cowo tampan tersebut tercetak jelas di mata Erzabell.

Saat melihatnya, Erzabell juga ikut tersenyum walaupun matanya tak bisa bohong jika ia sedang bersedih.

"Katanya jika sedih permen coklat bisa memperbaiki mood yang jelek. Ini terimalah." Cowo itu memberikan Erzabell permen coklat tiga buah.

"Namaku Haizar? namamu?"

"Erzabell, terimakasih coklatnya." Ucap Erzabell tersenyum dengan tulus.

"Nama yang cantik seperti orangnya."

"A-aku cantik?"

"Ya, apalagi pipi gembul menggemaskan ini bikin tambah cantik." Ucap Haizar sambil mencubit pelan pipi Erzabell.

Erzabell yang diperlakukan seperti itu tentu saja ia ngeblush dan salting.

"Aku pergi dulu ya cantik, jangan bersedih lagi okey?"

Erzabell mengangguk kaku dan menggenggam permen coklat tersebut erat.

Saat itulah pertamanya ia mengenal Haizar, Haizar yang baik yang humoris yang masih peduli dengannya.

Hingga suatu kejadian menimpa dirinya, kejadian yang tak terbayangkan yang membuatnya harus trauma sampai sekarang pada semua pria kecuali Haizar.

Haizar adalah pelitanya namun ia tak tahu kenapa ia berubah saat mereka lulus SMP, padahal ia merasa tak melakukan kesalahan apapun pada Haizar atau membuatnya marah.

Tapi ia selalu berpikir positif jika Haizar masih peduli dengannya dan ia pasti akan membalas perasaannya.

"Tapi apakah aku harus menemui Auryn? Tapi untuk apa? bukankah Auryn hanya mengucapkan omong kosong?." Ucap Erzabell, ia akhirnya memilih untuk tidak datang.

......................

Auryn kini sedang menunggu kedatangan Erzabell untuk membuktikan jika Haizar adalah pria sebrengsek itu.

Sedikit jauh di depannya adalah sebuah Club malam dan ia sedang berada di resto samping Club tersebut.

Club tersebut sering dikunjungi oleh geng Stofor untuk bersenang-senang dan bermain dengan wanita, menjijikkan bukan? tapi kenapa mereka menjadi pusat perhatian ceritanya?

Karena Auryn berpikir tak semua orang bersih, kehidupan kelam pada pemain ikut peran dalam ceritanya bahkan sang tokoh utama pria adalah sang pecandu.

Lucu memang tapi itulah kenyataannya, kehidupan anak muda kota dan kaya memanglah sebebas itu.

"Sudah hampir jam sepuluh apakah dia tak akan datang?" Gumam Auryn.

Ia menyeruput habis jus jeruknya dan mulai meninggalkan resto itu karena sudah lama ia disini.

Hari ini adalah malam minggu, banyak anak muda yang datang ke club. Ia yang hanya menggunakan hoodie kebesaran dan celana legging hitam hanya lewat tak peduli dengan mereka hingga tubuhnya menabrak seseorang karena ia hanya melihat ke jalan tidak ke depan.

"Aduh." Ucapnya saat dahinya terbentur dengan dada kuat seseorang.

Dengan reflek ia mengangkat kepalanya yang menggunakan tudung Hoodie tersebut.

Matanya melebar kala melihat siapa yang tadi ia tabrak.

Kenapa hari ini ia sial sekali harus bertemu dengan Fredo disini!

"Lo?"

Sebelum Fredo mengucapkan kalimat yang ingin ia ucapkan Auryn langsung berlari untuk menuju ke tempat taxi yang sudah ia pesan.

Namun ternyata Fredo mengejarnya dan menangkan tangannya dengan kuat hingga ia tertarik ke belakang.

"Kenapa lo kabur?!" Tanya Fredo dengan nada dinginnya.

"Eh em, aku buru-buru, iya aku buru-buru!" Ucap Auryn dengan segera dan tak berani menatap langsung mata sang lawan karena begitu takut.

Fredo menaikkan alisnya.

"Lo yang kemarin peluk gue kan?!" Tuduhnya langsung.

Deg!

Jantung Auryn berdetak sangat kencang.

Apa antagonis ini akan memutilasinya hari ini karena dengan berani memeluknya?!

"T-tidak bukan aku." Ucapnya bohong.

Dia sangat takut sekarang bahkan rasanya ia ingin pipis dicelana saking takutnya mengingat betapa kejamnya pria ini dalam ceritanya, ia tak ingin menjadi korban selanjutnya.

"Lo berbohong, hm?" Ucapnya dengan senyum miring dan nada dinginnya yang membuat Auryn makin bergetar.

"T-tidak, k-ku mohon lepaskan aku. Maafkan aku, aku tak bersalah. Maafkan aku, aku tak akan mengulanginya lagi." Ucap Auryn dengan reflek mengucapkan aku bukan gue karena terlalu takut dan memang sebenarnya ia terbiasa menggunakan aku dan kamu di dunianya karena ia bukanlah anak muda jakarta yang selalu bilang lo gue dalam bahasanya.

Fredo yang mendengar panggilan berubah menjadi sedikit melonggarkan cekalan tangannya, karena ia terkejut baru pertama kali orang asing baginya menyebut kata aku kamu dalam pembicaraan.

Melihat cekalan melonggar, Auryn tak membiarkan kesempatan itu sia-sia. Ia segera melepaskan paksa tangan Fredo yang masih memegangnya namun tak kuat dan lari kencang menuju mobil taxi tersebut.

"Pak cepat jalan pak!" Ucap Auryn dengan tergesa-gesa yang membuat supir taxi tersebut ikut panik karena Auryn seakan dikejar oleh seorang pembunuh.

Taxi tersebut segera melajukan mobilnya dengan cepat.

Fredo yang tak sempat mengejar menjadi kesal.

"Sial! siapa gadis itu? gue harus cari tahu siapa dia." Gumamnya dengan mengepalkan tangannya lalu pergi menjauh dari tempat itu.

Auryn yang melihat Fredo tak mengejarnya menjadi sangat lega, ia bersyukur kali ini ia selamat.

Ia sangat ketakutan saat Fredo mengenalinya.

"Apa dia membuat perhitungan padanya karena tidak terima ketika aku memeluknya?" Gumamnya dengan menggigit jarinya dengan gemetar ketakutan.

Sepertinya ia harus menghindari kantin dan tempat yang ia ketahui adanya Fredo disana saat di sekolah, ia harus selamat dari antagonis itu setidaknya sampai ia lulus SMA nanti karena tak mungkin ia pindah dari sekolahnya sendiri karena orang tuanya pasti akan melarangnya dengan keras.

"Jangan sampai kita bertemu lagi, jangan biarkan keburukan menghampiriku." Gumamnya.

......................

"Tadi siapa? lo ada masalah dengan seorang wanita? tumben sekali seorang Manfredo mau berhubungan dengan seorang wanita." Ucap Dax pada Fredo.

Mereka saat ini sedang menikmati malam minggu di sebuah Club mewah di jakarta.

"Bukan urusan lo." Ucap Fredo dengan dingin.

"Ck, lo sangat membosankan. Cewe tadi pasti gak betah sama lo jadinya ia memilih kabur kan?" Dax terkekeh.

Fredo tak menanggapi ucapan dari Dax tersebut dan memilih meneguk vodka di gelas miliknya.

"Oke, mari kita membahas masalah bisnis kali ini." Ucap Dax dengan serius.

Mereka di ruang VVIP Club ini bukanlah untuk bersenang-senang dengan alcohol saja ataupun dengan wanita, namun mereka disini untuk membahas bisnis yang merea jalankan bersama.

"Masalah bisnis narkoba kita, ada orang yang ingin memesan dua puluh kilo. Cukup fantastis bukan? tapi kita harus mengirimkannya ke singapura karena konsumen kita orang asal singapura, kendalanya adalah proses pengirimannya hingga tak ketahuan oleh pihak pemeriksaan." Ucap Dax dengan serius.

Mereka memang sudah menjalankan bisnis ini lebih dari satu tahun yang lalu, bisnis ini berkembang cukup pesat sehingga Fredo yang memang memiliki problem dengan keluarganya bisa lepas dari mereka dan mencari uang sendiri walaupun bukan dengan cara yang halal.

"Serahkan itu ke gue, tapi bagaimana dengan perusahaan yang kita rintis? apakah sudah dalam lima puluh persen pembangunan?" Tanya Fredo, karena selain bisnis gelap, Fredo dan Dax nyatanya berniat membangun perusahaan otomotif guna untuk kelanjutan hidup mereka.

"Ya, sekitar tiga bulan lagi perusahaan akan selesai." Ucap Dax.

Uang yang mereka dapatkan dari balap motor dan uang hasil narkoba yang mereka jual memang sebagian masuk untuk pembangunan perusahaan ini.

Pembuatan perusahaan ini dilandaskan oleh alasan yang kuat, yaitu mereka tak ingin hidup dengan uang orang tua mereka terlebih Fredo.

Bahkan untuk bertemu dengan pria yang ia sebut sebagai ayah saja ia sudah tidak sudi, begitupun Dax walaupun mereka berbeda masalah namun mereka sama-sama dari keluarga broken home.

"Baguslah, gue akan segera lulus dan menghandle itu semua." Ucap Fredo dengan datar.

"Ya, tapi apa lo gak kuliah?" Tanya Dax.

"Kuliah, namun itu bukan prioritas pertama." Ucap Fredo dengan seakan tak peduli dengan pendidikannya.

"Baguslah, otakmu jenius sangat disayangkan jika hanya sma saja." Ucap Dax.

Namun Fredo tak membalas ucapan dari Dax, ia lebih memilih bermain dengan ponselnya.

Mereka berdua menikmati dunianya masing-masing, dengan Dax yang bermain dengan wanita dan merayunya dan Fredo sedang fokus dengan ponselnya.

Ia sangat penasaran dengan gadis tadi hingga ia mencari di seluruh sosial media dengan clue anak pemilik sekolah.

"Auryn Athaya Queensha?" Gumamnya sambil tersenyum miring.

......................

"Kenapa bulu kuduk ku tiba-tiba merinding?"

"Nona sudah sampai." Ucap supir taxi tersebut pada Auryn saat sudah sampai di mansion milik keluarganya.

"Eh iya pak, berapa?" Tanya Auryn.

"Seratus dua puluh nona." Ucap supir taxi tersebut dan ayana langsung mengangguk dan mengeluarkan uang tiga lembar lima puluhan dan memberikan kepada supir taxi tersebut dan langsung keluar tanpa menunggu kembaliannya.

Ia segera masuk ke dalam dan ia berharap papanya sudah tidur karena ia takut papanya yang seperti kutub es itu akan marah saat tahu jika dirinya berada diluar selarut ini.

Saat ia masuk lampu ruang utama sudah mati, ia yang melihat itu sedikit lega.

Ia segera mengendap-endap bahkan melepaskan sandal yang ia pakai agar tak bersuara namun saat ia mengendap-endap hingga hampir menginjak tangga pertama tiba-tiba lampu ruang utama menyala.

Ia yang terkejut langsung melihat ke belakang.

"P-papa?!" Ucapnya dengan terkejut.

"Darimana?" Tanya pria itu dengan dingin pada anak semata wayangnya.

"Hehehe, tadi Auryn keluar sebentar." Ucap Auryn sambil menampilkan gigi rapi dan putihnya pada papanya tersebut.

"Apa kau tahu kesalahanmu?" Tanyanya dengan dingin.

"Maaf papa, Auryn tidak izin tapi Auryn pulang dengan selamatkan? ini masih jam sepuluh belum terlalu malam bukan?" Ucap Auryn dengan nada bersalahnya.

"Kau seorang gadis, tak baik keluar malam apalagi tidak izin denganku atau mamamu? apa kau tak berpikir jika ada orang jahat yang berbuat sesuatu denganmu?" Ucap Tuan Marava dengan nada tegas dan dinginnya, ia terlihat marah pada Auryn karena keluar tanpa seizin nya bahkan tanpa ditemani oleh pak anton supirnya.

"Maaf papa." Ucap Auryn sambil menundukkan kepalanya.

"Jika kau ulangi lagi jangan salahkan papa jika kau akan diiikutioleh beberapa bodyguard yang papa kirimkan."

Auryn yang mendengar itu sontak langsung melihat ke arah papanya, ia menggeleng keras.

"Tidak pa, jangan kirimkan bodyguard. Auryn tak suka privasi Auryn terganggu." Mohon Auryn karena ia harus menjalankan beberapa misi, jika ada bodyguard tentu saja pergerakannya akan terganggu.

"Jika kau ulangi lagi perbuatanmu maka kau tak bisa menolak ucapanku." Ucap tuan Marava dan langsung pergi dari sana.

Auryn yang melihat itu hanya menghela nafasnya pelan. Dia pun langsung masuk ke dalam kamarnya dan membersihkan diri kemudian menggunakan baju tidurnya.

Besok adalah hari minggu, ia akan dirumah saja untuk menikmati waktunya.

Ia merebahkan dirinya di kasur lalu memandang langit-langit kamarnya kemudian merenung.

"Jika Erzabell tak datang dan tak percaya, jadi adegan akan tetap sama? huft, padahal aku sudah ingin menolongnya namun cintanya lebih besar daripada logikanya. Semoga semua akan baik-baik saja." Gumam Auryn.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!