Juanda Mahessa, 32 tahun, wajah tampan, dingin, tertutup serta kejam. ia adalah CEO muda Mahessa grup sekaligus pewaris tunggal. Prestasi yang luar biasa dan reputasi tanpa cela, membuatnya menjadi panutan dikalangan pebisnis dan wanita kalangan atas. Atas desakan sang kakek Solmon Mahessa yang mengharuskan juanda untuk segera menikah sebelum diusianya yang ke 32 tahun.
" Menikahlah dengan ku " kata Juanda, suaranya tenang namun penuh penekanan
" Apa kau mabuk? " Arumi Calista
" Aku serius, aku akan memberi mu uang 20 juta per bulan nya. kau hanya perlu menikah dengan ku " juanda Mahessa
Arumi tau ini gila, tapi ketika pilihan antara bertahan dalam kemiskinan atau mengambil kesempatan gila ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lembayung pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab12
Dan keesokan harinya...
Arumi malas bertemu dengan Juan, ia masih sebel jika teringat Juan mencium nya dengan paksa.
"Mau kemana kamu" tanya Juan saat mereka ber pas-pasan
"Kemana lagi kalau bukan kerja" jawab nya terdengar ketus
"Apa dia masih marah" gumam Juan
"Kenapa tidak buat sarapan"
"Kau kan bisa sarapan di luar"
"Terus, apa gunanya kamu jadi istri aku"
"Kamu lupa ya, kita kan nikah cuma diatas kertas. Terus kita udah ada perjanjian tidak akan mencampuri urusan pribadi. lupa"
"Tapi tugas mu tetep aja sama, harus melayani ku. ingat lah, beberapa hari lagi kita akan mengadakan resepsi pernikahan. Dan saat itu kamu tidak akan bisa berbuat apa-apa lagi"
"Maksud kamu apa. Juanda... " teriak nya karena Juan pergi begitu saja
"Apa maksud dari ucapan nya itu ya" oceh nya bertanya sendiri
Saat dikantor, Arumi bekerja seperti biasanya. Namun hari itu sungguh tak biasa. Karena Ratih dan kedua teman nya mulai membully Arumi
Arumi dicegat saat ia akan mulai bekerja
"Heh dungu, lo mau cari muka ya" sisi menyenggol lengan bahu nya Arumi
"Ada apa ini. Mengapa kalian menghadang jalan ku"
"Lo itu udah berbuat salah" sisi kembali menunjuk bahu Arumi dengan jari nya
"Salah, emang apa salah ku. Perasaan aku ngga ada masalah sama kalian semua" Arumi mencoba dimana letak kesalahan nya
"Lo tuh kalau mau sok pahlawan mendingan pergi ke panti asuhan, tolongin tuh semua orang" sambung dewi menimpali
"Udah ya, aku nggak ngerti sama kalian. Kalau sekiranya kalian mau ribut sama aku, aku terima. Tapi tunggu sampai aku selesai kerja, kita main di luar"
Setelah mengatakan itu, Arumi langsung pergi begitu saja tanpa memperdulikan bagaimana reaksi mereka semua
"What??" ucap sisi heran
"Gue nggak salah dengar kan" Ratih seperti tak percaya kalau ada yang berani melawannya
"lo yakin mau ngelawan dia" dewi yang sedikit oon pun bertanya kepada Ratih
"Kita lihat aja nanti"
Ceritanya keluarga Lukman
Setelah kejadian beberapa waktu yang lalu. kini Lukman membawa keluarga nya tinggal di rumah kontrakan yang sedikit kecil
"Bu, kenapa sih kita harus tinggal dirumah ini. Udah lah kecil, sempit, bau lagi" bela sedikit mengomel karena ia tinggal dirumah sempit
"Kamu nih ya, masih untung kita bisa sewa rumah meskipun kecil. Dari pada kita tinggal luntang lantung di luaran sana, mau kamu" Anita berusaha menjelaskan kepada bela meskipun pada dasarnya ia juga merasa tak suka tinggal dirumah tersebut
"Bu, aku minta uang nya dong. Aku mau main sama teman nih. Masak iya aku ngga punya uang" pinta agung kali ini
"Kamu juga, tau nya uang uang dan uang terus. Pusing jadinya kepala ibu" Anita jadi marah-marah
"Kalau bukan karena ulah kamu, kita pasti tidak akan tinggal disini" sambung Anita
"Terus mau sampai kapan kita tinggal di sini bu. Aku malu sama teman-teman ku. Kalau mereka tau aku tinggal disini gimana bu" rengek bela
"Iya bu aku juga malu" sambung agung
"Akh..,. sudah lah. kalian bikin kepala ibu semakin tambah pusing tau"
Sebenernya Anita juga sudah tak kuat dengan kehidupan nya seperti ini. Namun ia hanya bisa pasrah dengan keadaan. Karena tak mungkin juga ia meninggalkan Lukman, sementara hanya Lukman seorang lah yang menjadi tulang punggung di keluarga itu..Meskipun bela dan agung sudah bisa bekerja mencari uang sendiri. Namun kenyataan nya mereka hanya dua orang anak yang hanya bisa mengandalkan orang tua nya saja. Berbanding terbalik dengan Arumi, yang sememang nya pekerja keras.
"Loh, ada apa ini. mengapa wajah kalian semua seperti itu" tanya Lukman yang baru saja pulang dari bekerja
Bela langsung menghampiri sang ayah tirinya dan memeluk manja lengan ayah nya
"Nah, kalau udah gini pasti ada maunya, iya kan" tanya Lukman yang sudah paham dengan perangai anak gadisnya itu
"Yah, kapan sih kita bisa punya rumah bagus lagi. Aku malu tau kalau harus tinggal dirumah kecil seperti ini" tanya bela langsung tanpa basa basi
Lukman mengelus lembut rambut anaknya dan berkata "sabar ya, nanti juga kita pasti bakal pindah kok dari rumah ini"
"Beneran yah"
"Iya, ayah janji sama kalian semua kalau kita akan kembali kerumah lama" jawab Lukman meyakinkan anak nya
"Benar kah apa yang dikatakan Lukman tadi" monolog Anita dengan bersedekap dada
Entah dasar keyakinan apa Lukman bisa mengatakan kalau mereka akan kembali lagi kerumah lamanya
"Awas saja kamu Arumi. kalau aku sampai menemukan mu, akan aku buat kau membayar semua harga penderitaan ini" gerutu Lukman dalam hatinya
*****
Dan di saat jam pulang kerja, Arumi sedang berjalan dengan seorang cowok yang juga merupakan salah satu teman kerja nya juga yaitu Andika. Andika yang telah menaruh rasa suka terhadap Arumi, diam-diam ia trus ajaa berjuang agar mendapatkan cinta nya Arumi.
Dan kebetulan hari ini Andika membawa motor nya. Dan ia ingin mengajak Arumi untuk pulang bareng dengan dirinya
"Arumi" tanya Andika
"Hm" jawaban singkat dari Arumi
"Hari ini aku antar kamu pulang ya"
"Tapi rumah Kita kan tidak searah"
"Nggak apa-apa, aku antar kamu dulu baru aku pulang"
"Beneran nggak apa-apa nih"
Arumi yang sudah merasa senang karena ia akan diantar pulang bareng Andika. karena dalam diam, Arumi juga menyukai andika. Karena menurutnya Andika adalah tipe cowok yang sangat lembut dan penyayang. Tidak seperti juanda sang suami, yang selalu saja main kasar dan tak memiliki rasa sayang sama sekali
Namun disaat Arumi telah mengiyakan tawaran Andika, tiba-tiba saja juanda muncul di hadapan nya. Meskipun Juan berada dalam mobil, namun sorot matanya begitu tajam dan terlalu dingin, sampai membuat seluruh tubuh Arumi menggigil ketakutan.
Sambil nyengir kuda, arumi pun berkata "Hehe... kayak nya aku hari ini nggak bisa deh ka, tiba-tiba aku kepikiran mau pergi ke makam ibu ku. Udah lama aku nggak datang berziarah" itu lah alasan yang bisa arumi katakan saat ini
Tanpa menaruh rasa curiga sedikit pun, Andika masih tetap berusaha untuk mengantar arumi
"Ya udah kalau gitu biar aku antar kamu ke makam. Sekalian aku juga mau ke makam"
"Hah kamu mau ziarah juga, tapi siapa? ibu kamu atau ayah"
Dengan senyum segaris, Andika juga menjawab "Ibu ku. ibu ku udah lama pergi meninggalkan kau sejak aku berusia lima tahun"
"Terus, kamu sekarang tinggal sama siapa, ayah kamu" dan entah mengapa Arumi semakin ingin tau kisah kehidupan nya Andika
"Tidak, kau tinggal sama nenek"
"Terus ayah kamu kemana perginya"
"Ayah telah menikah lagi. dan aku tidak mau tinggal bersama ayah"
"Aduh... sorry deh, bukan maksud ku mau membuka luka lama. Tapi ---"
"Nggak apa-apa arumi, aku udah terbiasa dengan semua ini"
Andika menarik nafas dalam lalu membuangnya
"Ok, gimana sekarang. apa kamu mau aku antar" tanya Andika lagi masih berharap
"Nggak usah deh lain kali aja ya" tolak arumi lembut
"Ya udah deh, tapi lain kali bener ya" ucap Andika sembari mengangkat jari telunjuk nya
"Iya aku janji" jawab arumi menurunkan jari telunjuk Andika
Andika tersenyum
"Ya udah kalau gitu aku pulang duluan ya"
"Iya"
"Kamu hati-hati dijalan"
"Iya iya... "
"Ya udah kalau gitu aku jalan duluan"
"Iya, bye... "
Di apartemen juanda
Dengan berjalan mengendap-endap, arumi mencoba masuk kedalam. Mata nya celingukan ke kanan dan kiri
"Kok sepi amat, kemana perginya siluman rubah" gumam nya heran
"Apa mungkin dia belum sampai ya" sambung nya lagi
"Bodo ah, ngapain juga aku mikirin dia"
Maka dengan santainya Arumi berjalan menuju kamar nya. Alangkah terkejutnya ia saat ia dapati juanda telah berada di kamarnya dengan bertelanjang dada.
"Akh.... " teriak Arumi sembari menutup kedua matanya dengan tangan
Juanda yang mendengar arumi berteriak langsung mendekati nya.
Aroma sabun masih bisa tercium oleh arumi
"Apa yang akan siluman itu lakukan, kenapa dia mendekati ku terus" gumam nya
Spontan kedua tangan Arumi memegang dada bidang nya juanda yang tak memakai baju karena baru selesai mandi. Namun masih dengan mata yang terpejam. Niat nya sih menghalang agar jangan mendekat. Tak ada niat lain
Juanda mengangkat sebelah sudut bibir nya
"Mau apa kamu di kamar ku"
Nemu lagi bela ketiga.
ini udah bela ketiga yang ku temukan sifatnya menjengkelkan.
yang satu, sok polos, yang satu nganu, yang ini lagi minta tas baru.
beli sendiri/Right Bah!/