NovelToon NovelToon
OBSESSION

OBSESSION

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Obsesi / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Jelitacantp

"Endria hanya milikku," tekannya dengan manik abu yang menyorot tajam.

***

Sekembalinya ke Indonesia setelah belasan tahun tinggal di Australia, Geswa Ryan Beck tak bisa menahan-nahan keinginannya lagi.

Gadis yang sedari kecil ia awasi dan diincar dari kejauhan tak bisa lepas lagi, sekalipun Endria Ayu Gemintang sudah memiliki calon suami, di mana calon suaminya adalah adik dari Geswa sendiri.

Pria yang nyaris sempurna itu akan melepaskan akal sehatnya hanya untuk menjadikan Endria miliknya seorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jelitacantp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Makan malam pt2

Hari sudah sore, matahari tampak perlahan menenggelamkan diri ke ufuk Barat. Burung-burung berterbangan ke arah berlawanan, seakan-akan mereka akan pulang ke rumah masing-masing setelah berkeliaran seharian untuk mencari makan.

Setelah beberapa jam memanjakan tubuh Endria di salon. Akhirnya mereka bisa sampai di mansion dengan selamat.

Terlihat di ambang pintu, sudah ada Utami dan satu asisten rumah tangga tengah menunggu kedatangan mereka. Ya, mungkin hanya Utami sang nyonya besar yang ingin menunggu kedatangan calon mantunya di teras rumah.

Endria turun dari mobil setelah Gatra membukakan pintu untuknya. Lalu gadis itu dengan heboh berlari menghampiri Utami.

"Mama!" teriak Endria lalu memeluk wanita paruh baya itu.

Meskipun kurang dari seminggu pertemuan terakhir mereka, tetapi rasa rindu itu tak pernah terbendung dengan baik. Apalagi Utami adalah sosok yang baik dan sangat menyayangi Endria.

Utami melepas pelukan mereka, ia mencubit pelan pipi Endria yang tembem. "Ih, anak gadis mama kok baru datang?" Maksudnya Utami, ia tak keberatan kalau Endria tiap hari datang ke sini, apalagi wanita paruh baya itu sudah membatasi dirinya untuk berpergian untuk mengurus semua bisnisnya.

"Iya nih Ma, aku pusing banget ngurus skripsi. Jadi akhir-akhir ini aku sibuk banget," keluh Endria dengan raut wajah cemberut.

Utami merespon dengan mengelus-elus pelan kepala gadis yang sudah lama ia anggap sebagai putrinya sendiri. Ia bersyukur Endria tidak jatuh ke tangan laki-laki lain, dan ia sangat senang sebentar lagi Endria akan menjadi menantunya.

Utami menggandeng tangan Endria untuk ia ajak masuk, tanpa memedulikan sang anak bungsu juga sedang ada dan berdiri di belakangnya.

"Ini kenapa gue ngerasa, gue yang jadi mantu?" gumam Gatra sambil mengeleng-gelengkan kepalanya.

"Bagus itu Den, calon mantu-mertua akur, jadi nantinya nggak ada drama deh," kata bi Rani yang usianya berada di atas Utami, ya, salah satu pengasuh Geswa dan Gatra, ya, wanita paruh baya itu sangat dihormati di sini.

Gatra pun tertawa senang, dia tak sabar menikahi Endria, menjadikan Endria miliknya, seutuhnya. Kemudian pria itu menggandeng tangan bi Rani. "Hari ini bibi ngapain aja?" tanyanya perhatian, membuka topik seraya berjalan masuk mengekori Endria dan Utami.

Sementara itu, tanpa seorang pun yang sadar, ada Geswa yang berdiri tak jauh dari teras mansion. Mendengar dan melihat semua gerak-gerik mereka dengan tatapan tajam.

Dengan celana pendek selutut, dilengkapi dengan kaos oblong polos berwarna putih yang mencetak otot-ototnya. Pria itu habis berlari sore di pinggir pantai sambil menjernihkan pikirannya dari Endria. Dan memikirkan langkah apa yang selanjutnya harus dia lakukan.

Namun, saat dia melihat senyum dan tawa Endria yang tertuju pada laki-laki lain (walaupun pada saudaranya sendiri) telah berhasil menyulut api emosi yang sudah lama tertanam di hatinya, dia tak terima, dia cemburu dan rasa ini harus segera diakhiri dengan cara memiliki Endria hanya untuk dirinya sendiri.

***

Saaat Endria berkunjung ke kediaman Beck family, gadis itu beserta Utami selalu memasak atau membuat kue. Namun, dibeberapa kesempatan, mereka berdua bersantai di halaman belakang seraya menceritakan banyak hal, bercanda, dan mencoba beberapa makanan enak yang dipesan secara online.

Namun, karena kedatangan Endria dan Gatra ke mansion hampir jam makan malam. Maka Utami pun mengajak Endria untuk memasak bersama-sama, jujur saja, wanita paruh baya itu menyukai rasa masakan buatan Endria yang memiliki ciri khas tersendiri.

Endria tak menolak, bahkan gadis itu dengan senang hati menerima ajakan Utami. Hitung-hitung ia memamerkan keahliannya untuk kesekian kali pada orang-orang di rumah ini.

Maka menu makan malam hari ini, ialah masakan rumahan khas Indonesia. Yaitu, sayur sawi campur buncis ditumis, tempe kecap (salah satu makanan favorit Endria), ikan bakar, dan kali ini gadis itu juga mencoba membuat telur balado. Tentu saja semua menu makan malam ini dibuat ramai-ramai (tiga orang) agar bisa selesai tepat waktu.

Setelah semua menu makanan selesai dimasak, Endria lagi-lagi bergerak membantu untuk menghidangkannya, kali ini gadis itu benar-benar rajin. Padahal kalau Endria ingin duduk-duduk santai sambil memainkan handphone pun Utami tak akan berkomentar. Namun, ini kemauannya sendiri, ia juga tak disuruh atau dipaksa untuk melakukannya.

Antonello yang terlebih dahulu masuk ke ruang makan, pria itu baru saja pulang dari kantor saat Endria datang, jadi mereka tak saling menyapa. Walaupun sudah menyatakan untuk pensiun, pria paruh baya itu sesekali ke kantor hanya untuk mengecek saja, sekaligus mengawasi Gatra apakah anak bungsunya itu sudah siap untuk memimpin perusahaan yang ada di sini.

"Selamat malam, Pa," sapa Endria kaku, gadis itu berdiri sambil menunduk, Antonello tak seperti Utami, ia tak terlalu dekat dengan pria paruh baya itu.

Pembawaan Antonello yang dingin, tak banyak bicara dengan tatapan yang selalu mengintimidasi membuat Endria tak berani untuk dekat-dekat. Untung saja Utami memaksanya untuk memanggil Antonello dengan sebutan papa, dan Antonello juga tak keberatan.

Antonello berdehem, karena kaget Endria ternyata juga berada di sini. "Sudah lama?" tanyanya tak jelas sambil mendudukkan diri di kursi paling ujung meja makan.

Walaupun pertanyaan Antonello bagi beberapa orang itu tak jelas, tapi Endria bisa mengerti karena sudah terbiasa. "Udah dari tadi sore, Pa," gumam gadis itu, masih di posisi yang sama.

Antonello menghela napas, ia sangat tahu bahwa saat ini Endria tidak nyaman hanya berdua dengannya. "Kenapa kamu cuma berdiri? Ayo duduk," kata Antonello ingin mencairkan suasana.

"Kamu kelihatan takut sama papa, kenapa?" tanya Antonello membuka obrolan sambil menunggu istri dan kedua putranya datang.

Buru-buru Endria melambai-lambaikan kedua tangannya di depan dada untuk menyangkal, jangan sampai karena sikapnya membuat Antonello tak nyaman.

Lantas Endria memasang senyum cerahnya. "Nggak kok Pa, aku ngerasa sungkan aja, hehe...," jelas Endria dengan kekehan canggung diakhir.

"Kalian lagi ngebahas apa?" Tiba-tiba Utami menimpal dari belakang, di kedua sisinya ada Geswa dan Gatra berdiri bak bodyguard yang sedang mengawal nyonyanya.

Antonello menggeleng tak ingin menjawab, tetapi Utami beralih menatap Endria untuk meminta jawaban.

Dengan menggaruk alisnya yang tak gatal, Endria pun menjawab. "Oh jadi gini, Ma, kata papa aku kelihatan takut kalau papa ada di sini, padahal nggak gitu kok," jawab Endria kelewat jujur, Antonello hanya menghela napas.

Utami tertawa kecil. "Oh gitu. Iya kamu nggak usah takut, papamu itu emang udah dari lahir sifatnya kayak gitu, plek ketiplek sama Geswa sifatnya, heran," kata Utami ikut meroasting putra sulungnya.

Geswa yang sedari tadi hanya diam saja sambil memandangi Endria dari belakang (diri gadis itu bagaikan magnet untuknya), hanya bisa merotasikan kedua bola matanya malas, sang ibu mulai lagi membandingkan mereka berdua.

Endria tersenyum. Lucu juga, melihat Ni Nyoman Sri Utami yang cerewet berpasangan dengan Antonello Reans Beck yang kelewatan pendiam.

Mereka berdua tak sengaja bertemu di Bali selama masa liburan Antonello, lalu berlanjut di Jakarta di mana Utami secara kebetulan menjadi sekretaris sementara untuk Antonello. Bahkan dulu, Utami memiliki panggilan legend untuk suaminya, yaitu bos kamprett.

1
Kiyo Takamine and Zatch Bell
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!