Menyukai seseorang tanpa tahu balasannya?
tapi dapatku nikmati rasanya. Hanya meraba, lalu aku langsung menyimpulkan nya.
sepert itukah cara rasa bekerja?
ini tentang rasa yang aku sembunyikan namun tanpa sadar aku tampakkan.
ini tentang rasa yang kadang ingin aku tampakkan karena tidak tahan tapi selalu tercegat oleh ketidakmampuan mengungkapkan nya
ini tentang rasaku yang belum tentu rasanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asrar Atma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hujan
Pov Daniza
Hari semendung ini,tapi aku memaksakan diriku agar tetap berangkat. Apa alasannya? pertama karena aku akan cemas bila absen akan tetapi bukan berarti aku tidak pernah absen, terkadang aku juga mengambilnya untuk menghindar dari guru atau suatu pelajaran yang sulit atau karena alasan remeh, mendadak malas, tapi itu dulu waktu SD saat aku belum menyukai Haneul.
Dan saat aku mulai menyukai Haneul itu adalah alasan kedua kenapa aku semangat sekolah dan akan rindu bila tanggal merah ataupun liburan sekolah.
Aku kayuh sepeda ku lebih cepat agar aku cepat sampai ke sekolah dan tidak kehujanan di perjalanan.
"Stop di lapak itu aja Dan..."teriak Lani didepan ku, aku mengiyakan.
Sebentar lagi pikirku saat hampir sampai dijalan kotak hilir mudik tapi secepat itu pula hujan tiba-tiba turun dan kami harus berteduh jika tidak mau basah kuyup. Maka aku tepikan sepeda ku didekat lapangan pasar dan berhenti disalah satu lapak yang memiliki atap untuk bernaung.
Melihat hujan yang semakin bertambah lebat, aku jadi memikirkan kata Ayah dan Mama.
"Ngga usah turun, Nak. Bentar lagi hujan"
"Tapi gimana kalo ada tugas tiba-tiba dan ada yang penting disekolah tapi aku ngga tahu" itu jugalah alasan kecemasan ku biasanya,bila absen bukan untuk menghindari apa-apa.
"Gurunya belum tentu turun, apalagi kalo mikir muridnya juga bisa ngga turun." Mama yang tengah menyuapi Delia juga ikut bersuara lalu aku melihat pada Verrel dan Vano kedua orang itu juga sudah siap sepertiku
"Aku ngga sekolah, kakak Van juga ngga usah sekolah biar kita main" Vino yang baru bangun tidur merayu Vano yang masih makan.
"Kamu gimana Ver ?"aku beralih melihat pada Verrel yang baru selesai meneguk air
"Aku tetap sekolah,hari ini ada ulangan harian" dan mendengar jawaban itu semakin beranilah aku memutuskan untuk sekolah hari ini.
"Kenapa Dan, ngelamun?" aku menoleh pada Lani, dia tengah membuka tas selempang nya.
"ngga papa, cuma keingat, tadi disuruh dirumah aja" aku pun mengambil duduk disalah satu kursi panjang. Melihat sekelilingku sepertinya tempat kami singgah adalah lapak penjual jajanan lapis legit- ibu nya Ali.
"Kamu menyesal Dan, sekolah hari ini? aku malah bersyukur loh Dan, kamu sekolah biar aku ada temannya" Lani ternyata memakai jas hujan nya
"Ngga kok, aku memang mau sekolah hari ini" mataku kemudian beralih di lapak sebarang,cukup jauh dari posisi ku sekarang-lapak tukang jual sepatu sendal. Membuatku jadi teringat dengan Haneul dan tiba-tiba jadi rindu padanya.
"Aku yang doa in kamu buat sekolah loh Dan"Aku kembali melihat pada Lani yang kini duduk disamping ku lengkap dengan jas hujan nya" Jadi karna doa mu ternyata, sekarang ngerti kenapa aku gelisah kalo ngga turun. Lani tertawa lalu mengulurkan jas hujan plastik padaku
"Pakai Dan, aku sengaja bawa dua. Tahu kamu belum punyakan Jas hujan"aku mengambilnya seraya tersenyum, dirumah cuma ada satu jas hujan dan itu biasanya buat dipakai Ayah kerja
"Makasih loh"tanpa meletakkan tas, aku segera memasukkan diriku kedalam jas hujan.
"Ini juga Dan"kali ini lani menyerahkan kresek , aku mengambilnya dan segera melepaskan sepatu beserta kaos kaki lalu memasukannya ke dalam kresek.
Barulah setelah nya, kami bersiap menembus hujan dan angin kencang membawa sepeda kami dengan kecepatan biasa tanpa takut basah sambil tertawa penuh kesenangan.
"Aku piket, aku piket...."sambil tertawa kami berdua berlari-an disepanjang koridor.
"Aku bantu, aku bantu...."Kami berceloteh asal karena perasaan bahagia yang dibawa oleh hujan.
"Aku angkat kursi Dan"
"Iya"aku mengangguk lalu mengeluarkan sepatuku dari kantong kresek, dan meletakan nya di rak sepatu yang masih kosong melompong.
Rupanya baru kami berdua Lani saja dari kelas kami yang sampai, yang lainnya tidak tahu. Apakah Absen atau bagaiamana? terserah saja yang lain asalkan teman-teman ku, dan yang penting Haneul turun hari ini. Jika tidak maka hari ini akan membosankan, kebahagian yang tadi, akan terasa tidak lengkap. Lalu kami masuk, dan aku letakan tas ku disandaran kursi sementara jas hujan Lani aku letakan dikolong meja.
"Besok saja aku kembalikan Lan, jas hujan nya " Lani mengangkat jempolnya lalu barulah kami bekerja membersihkan ruang kelas.
****
"Hari ini pelajaran penjas nya mencatat saja" Gato datang membawa informasi dari kantor, dan salah satu siswa protes "Kenapa ngga usah belajar saja, gurunya juga ada Gat" Gatot mendelik,menyuruh semua orang duduk mencerminkan seorang ketua kelas yang tegas
"Aku menyesal memilihmu menjadi ketua kelas, kukira karena kita dekat kita bisa jadi sekutu tapi kamu tenyata tidak seperti yang aku kira. Kamu adalah kamu yang tidak ada siapa pun bisa hasut, aku menyesal keriting. Maafkan aku diriku, telah membuatmu dalam kesulitan lain kali tidak akan ku ulang. Bertahan lah sampai dua tahu lagi kita akan berpisah dari ketua kelas ini dan melanjutkan hidup dengan lebih baik" Gato menepuk pungung Dimas dengan buku ditangannya
"Drama sekali, gara-gara ngga ada Han, dia kumat" aku menelungkupkan kepalaku dimeja merasa bosan dan malas,yang hanya bisa melihat orang-orang disekitar ku.
Hari ini Haneul tidak turun. Aku jadi tidak bisa melihatnya dan itu merugikan sekali.
"Kenapa Dan?"Winda menaruh punggung tangannya didahiku
"Ngga panas kok"Winda bicara pada Lani yang menghadap ke arah kami "Aku ngga apa-apa kok, cuma bosan"jawabku lalu bersandar dikursiku
"Kirain sakit karena hujan-hujanan"
"Happy nya udah diambil pagi tadi, makanya sekarang baterai nya perlu di charging lagi"
"Banyak juga hari ini ngga sekolah, Aca juga termasuk "kataku menatap sekeliling, hanya sisa sekitar 12 orang dari 22 orang.
"Aca lagi ada urusan katanya dichat, jadi aku ngga ada mampir kerumahnya"
"Tapi memang yah, kalo hari hujan begini atau cuma mendung gerimis dikit pasti banyak yang nggak masuk sekolah"kami masih menyempatkan mengobrol sebelum Gato mulai mendikte
"Benar kalo gitu, kata Ma-"Ucapanku terhenti tak kala Rina masuk ke kelas dengan terburu-buru dan langsung menyambar tasnya
"Aku izin mau ke rumah Haneul, dia habis kecelakaan, kata Ali"sontak saja aku berdiri mendengar berita itu Lalu sedetik setelahnya tersadar.
Respon terkejut ku terlalu berlebihan melihat sekelilingku masih duduk dengan tenang dikursinya, mereka hanya terdiam sebentar lalu mulai mengobrol dengan sekitarnya sambil membahas berita itu. Aku pun kembali duduk mencoba bersikap biasa.
"Gato ayo kita jenguk Han!"Dimas sudah memasang tasnya tapi berhenti karena ucapan Gato
"Nanti setelah pulang sekolah, sekarang lanjut belajar"
"Tega kau Gat"
"Seketaris...tulis bolos pada keterangan Rina"
"Estafet adalah salah satu cabang olahraga lari dalam kategori atletik yang dilakukan secara beregu dan setiap pelari harus menempuh jarak yang telah ditentukan sebelum memberikan tongkat penyambung ke teman satu tim yang berada didepannya" lalu, pelajaran tetap berlanjut seperti biasa dan aku mencoba fokos,mendengarkan dengan baik dan menuliskan nya dibuku tulisku.
aaaaaaa aku tak sanggup menungguuuu