Tang Qiyue adalah seorang pembunuh bayaran nomer satu, dijuluki "Bayangan Merah" di dunia gelap. Di puncak kariernya, dia dikhianati oleh orang yang paling dia percayai dan tewas dalam sebuah misi. Saat membuka mata, dia terbangun dalam tubuh seorang gadis desa lemah bernama Lin Yue di Tiongkok tahun 1980.
Lin Yue dikenal sebagai gadis bodoh dan lemah yang sering menjadi bulan-bulanan penduduk desa. Namun setelah arwah Tang Qiyue masuk ke tubuhnya, semuanya berubah. Dengan kecerdasannya,kemampuan bertarungnya, dan insting tajamnya, dia mulai membalikkan hidup Lin Yue.
Namun, desa tempat Lin Yue tinggal tidak sesederhana yang dia bayangkan. Di balik kehidupan sederhana dan era yang tertinggal, ada rahasia besar yang melibatkan keluarga militer, penyelundundupan barang, hingga identitas Lin Yue yang ternyata bukan gadis biasa.
Saat Tang Qiyue mulai membuka tabir masalalu Lin Yue, dia tanpa sadar menarik perhatian seorang pria dingin seorang komandan militer muda, Shen Liuhan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayucanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12: Bayangan dari Masa Depan
Lin Yue merasa aneh selama beberapa hari terakhir. Sejak insiden dengan Jenderal Gao selesai, ia seharusnya bisa merasa lega. Namun, kegelisahan yang tak ia mengerti terus membayanginya.
Ada sesuatu yang mengganggu nalurinya sesuatu yang datang bukan dari dunia ini.
Pagi itu, Xu Ming datang membawa laporan terbaru."Komandan, ada orang asing mencurigakan berkeliaran di sekitar pasar kota. Cara bicaranya.... aneh. Dialeknya tidak sesuai dengan orang lokal."
Shen Liuhan menatap tajam. "Apa ciri-cirinya?"
Xu Ming membuka catatan."Pria, kira-kira tiga puluh lima tahun. Rambut agak panjang, cara jalannya tenang tapi posturnya seperti petarung."
Lin Yue yang duduk di samping Shen Liuhan langsung menegang.
"Ada bekas luka di pelipisnya?" tanyanya cepat.
Xu Ming mengangguk. "Benar, Nyonya Shen."
Wajah Lin Yue langsung mengeras.
Dia.
Pria itu adalah salah satu pemburu bayangan dari masa depan. Orang yang dulunya pernah menjadi rekan satu tim Lin Yue dalam organisasi rahasia.
Namanya Qin Mo.
Dan jika Qin Mo ada di sini... itu hanya berarti satu hal mereka mencarinya.
Malam itu, Lin Yue keluar sendirian. Ia tahu Qin Mo tidak akan sembarangan menyerang. Orang itu menunggu Lin Yue mendekatinya terlebih dahulu.
Di sebuah jembatan tua yang sepi, Lin Yue menemukan Qin Mo berdiri dengan santai, tangan dimasukkan ke dalam saku celananya.
"Kau sudah terlalu jauh dari rumah, Qin Mo," sapa Lin Yue dengan dingin.
Qin Mo tersenyum kecil."Atau mungkin... aku sedang membawamu pulang."
"Aku tidak akan pulang," jawab Lin Yue tegas.
Qin Mo menghela nafas."Lin Yue, kita tidak boleh tinggal di sini. Ini bukan dunia kita. Kau melanggar aturan. Kau akan mencampuri sejarah."
"Lalu siapa yang menetapkan aturan itu? Mereka?" Lin Yue mengepalkan tangannya. " Aku sudah menemukan alasanku hidup di sini. Aku tidak akan kembali."
Qin Mo menatapnya dalam. "Mereka akan mengirim lebih banyak orang. Mereka tidak akan membiarkanmu mengubah alur waktu."
Lin Yue tersenyum miris. "kalau begitu... aku akan melawan mereka. Seperti aku yang selalu melawan segalanya."
"Apa karena pria itu? Komandan Shen?" tanya Qin Mo tajam.
Lin Yue tak menjawab, tapi tatapannya cukup menjadi jawabannya.
Qin Mo menggeleng pelan. "aku mengerti. Tapi aku akan tetap membawamu pulang, Lin Yue. Dengan paksa, jika perlu."
Qin Mo berbalik dan menghilang ke dalam gelap malam.
Ketika Lin Yue pulang, Shen Liuhan sudah menunggunya di depan rumah dengan wajah serius.
"Kau bertemu dengannya," tebak Shen Liuhan.
Lin Yue menghela nafas. "Dia dari tempatku berasal. Dan dia datang untuk membawaku pulang."
"Kalau aku memintamu untuk tetap tinggal?"
Lin Yue menatapnya dalam. "Aku akan tetap di sini. Denganmu."
Shen Liuhan berjalan mendekat dan memegang pundak Lin Yue erat."Kalau begitu... Kita akan menghadapi mereka bersama."
Lin Yue tersenyum samar."Kau tahu ini bukan musuh biasa, kan? Mereka mungkin membawa teknologi yang bahkan kau tak mengerti."
"Aku tak peduli. Aku hanya tahu satu hal aku tidak akan membiarkan siapa pun mengambilmu dariku."
Lin Yue tertegun. Kata-kata Shen Liuhan selalu sederhana, tapi mengandung kekuatan yang mampu membuat tembok di hatinya runtuh.
"Jika aku harus melawan seluruh dunia, maka aku akan melakukannya. Karena di sini... aku punya rumah."
Dan di sini perang mereka... baru saja dimulai.
