Alvaro Neo Sandler adalah pria kaya raya yang memiliki kerajaan bisnis di dalam negri maupun di luar negri, saat ini Alvaro sudah berusia 28 tahu.
Dulu Alvaro menikah di usia 18 tahun setelah lulus SMA, saat itu ia menikah karena di jodohkan oleh orang tuanya karena balas budi.
tapi pernikahan itu tidak tahan lama karena Alvaro mengalami kecelakaan yang mengakibatkan Kedua orang tuanya meninggal sedangkan ia lumpuh dan di nyatakan mandul.
disaat terpuruk sang istri justru menghina dirinya yang cacat serta mandul, lalu memberi surat perceraian.
Tiara Puspa, gadis cantik dan juga baik hati yang baru saja menginjak usia 17 tahun dan duduk di kelas tiga SMA. Tiara adalah anak yatim piatu, kedua orang tuanya sudah meninggal tujuh tahun lalu akibat kecelakaan.
Ia di jadikan pembantu di rumahnya sendiri oleh dan Tante yang menumpang hidup padanya. hingga hampir di jual karena akan di jadikan alat pembayar hutang.
ingin tau kisah keduanya ayo mulai mengikuti kisah mereka berdua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 Setuju
Siang harinya setelah kejadian tadi pagi, Al menemui mama dan papanya. Ia sengaja datang di siang hari karena ingin memberi waktu bagi kedua orang tuanya untuk istirahat dan mendinginkan pikiran.
Saat ini Al sudah berada di dalam kamar kedua orang tuanya, Candra ke kantor sedangkan Tiara sudah Al antar untuk ke kampus.
"Kok diam saja katanya mau bicara, tapi kok dari tadi gak bicara-bicara, kalau gak jadi sana keluar dada mama sakit mau istirahat" ujar mama Nara yang berakting sakit dan kecewa pada Al
Mama melakukan itu demi Al, mama ingin putranya itu bahagia dan tidak terus menerus merasa bersalah pada kedua orang tua kandungnya.
Mama juga yakin Al sehat dan bisa punya anak, mama ingin Al membuktikan pada mantan istrinya jika Alvaro tidak mandul serta Al bukan Alvaro yang dulu.
Mama ingin mantan istri Al yang kejam itu menyesal karena telah membuang Al dengan kejam.
Dan mama yakin jika Tiara lah jodoh yang tepat untuk Alvaro.
Kembali ke Al
"Pa.... Mama sakit, sakit apa? kenapa tidak ke dokter?" tanya Al khawatir.
"Pagi ini setelah dari kamarmu, mama tiba tiba mengeluh jantungnya sakit, dokter sudah datang tadi dan bilang mama hampir terkena serangan jantung. Mungkin karena shock" jawab papa meyakinkan Al
Al yang mendengar itu sangatlah kaget, ia merasa bersalah pada mama yang begitu menyayanginya seperti mama kandung.
"Ma.... maafkan Al, Al tidak ada maksud melawan mama tapi ma, Tiara putri angkatku, bagaimana bisa Al menikah dengan Tiara begitu saja. Al juga tidak mau merusak masa depan Tiara yang harus menikah dengan pria mandul seperti Al ma, Tiara pantas bahagia dengan pria sempurna tidak seperti Al" jawab Al sembari menunduk.
Ada kesedihan di setiap ucapan Al pada sang mama, mama pun mengerti lalu memeluk Al.
"Nak mama mohon percayalah pada mama, mama yakin jika Tiara adalah jodoh terbaik untuk kamu, mama juga yakin jika kamu itu sehat tidak mandul. Bisa jadi hasil itu palsu atau di palsukan. Jadi coba pikirkan baik baik" ujar mama
"Al menurut papa apa yang di katakan oleh mamamu itu benar, apa kau tidak sayang pada Tiara, apa kau bisa menjamin kebahagiaan dirinya jika bukan bersama mu, lalu bagaimana caramu menjaganya jika dia menikah dengan pria lain." sambung papa
"Apa kau rela melihat Tiara menikah dengan pria lain jika iya papa akan meminta Candra untuk menikah dengan Tiara" ujar papa dan itu membuat jantung Alvaro berdetak tak menentu
Perasaannya campur aduk saat ini, ia bingung harus mengambil keputusan yang bagaimana.
"Pikirkan baik baik apa yang papa dan mama katakan, sekarang keluarlah mana beri waktu sampai malam ini, jika tidak mama dan papa akan meminta Candra menikahi Tiara" ujar papa dengan tegas.
Al masih belum beranjak ia masih menunduk disana, ia sedang berpikir dengan keras. Keputusan apa yang harus ia ambil saat ini.
Tapi bayangan saat Tiara berada di pelaminan dengan Candra dan akan satu kamar dengan Candra, bagaimana Candra serta Tiara saling bermesraan membuat Al sangat resah dan sakit hati.
Al tidak bisa merelakan Tiara pada orang lain.
"Baik pa... ma, Al mau nikah dengan Tiara tapi cukup akad dulu resepsi nanti saja saat Al benar benar terbukti tidak mandul. Al tidak mau membuat Tiara malu" jawab Al tiba tiba dan itu membuat mama dan papa bahagia lalu memeluk Al.
"Terima kasih nak, baiklah mama akan siapkan semua, besok hari kamis kan jadi kita masih bisa daftarin pernikahan kamu" ujar mama senang lalu papa menelpon kebalanya.
"Semua serahkan pada kami dan sekarang tugas mu adalah meyakinkan Tiara untuk mau menikah dengan mu, sana cepat pergi" ujar mama sembari mendorong Al keluar kamar.
"Tapi ma... Al takut, takut jika Tiara menolak" ujar Alvaro bingung
"Kalau belum di coba mana tau cepatlah sana" ujar mama lalu menutup pintu
Sedangkan Alvaro kebingungan lalu ia kekamar mengambil kunci mobil dan menggunakan maskernya untuk keluar menjemput Tiara.
Tiara sendiri saat ini berada di kampus ia masih ada kelas dan sebentar lagi selesai.
Dan benar saja kelas hari ini selesai,
dosen pun sudah pamit keluar begitu juga sebagian murid hanya tinggal 4 orang disana.
Tiara dan ketiga sahabatnya, mereka bertemu saat awal masuk kuliah, mereka juga anak orang kaya tapi menutupi indetitasnya.
Mereka anak anak yang baik dan selalu peduli pada Tiara. Mereka juga tau siap Tiara, tapi di setiap ada yang baik pasti ada yang jahat juga, ada beberapa yang iri dan syirik pada kecantikan dan juga kepintaran Tiara.
Apa lagi Tiara menjadi rebutan bayak pria disana, salah satunya Arjuna. Pria yang di sukai oleh salah satu sahabatnya yang bernama Tika,
"Ra kamu kenapa kok dari tadi seperti banyak pikiran sih, apa masalah di lapangan, jika kamu suka ya terima saja Ra jangan pikirkan aku, aku cuma kagum saja bukan berarti terobsesi" ujar Tika dengan tulus
"Bukan Tika, mana ada aku mikirin itu, ini hal lain yang lebih besar" jawab Tiara
"Hal lebih besar.... Apaan itu ?" tanya Tika, Tari dan Tara
Mendengar pertanyaan itu Tiara mulai menceritakan apa yang terjadi dari malam hingga pagi tadi.
Ke tiga sahabat Tiara menunjukkan berbagai expresi sampai tertawa terbahak karena mendengar cerita Tiara.
"Hahaha.... Kamu ini polos atau bodoh sih, mana ada orang ciuman jadi gak perawan dan bersalah pada calon suami. Malu maluin saja, hahahha" tawa Tara
"Ya bagaimana pun kan itu yang pertama dan aku juga gak pernah memikirkan itu dan mencari tau hal begituan. Jadi wajar awam" jawab Tiara yang tidak mau di salahkan.
"Kau ini ada ada saja, lalu bagaimana apa kalian jadi menikah?" tanya Tari
"Gak tau... Emang boleh menikah dengan papi?" tanya Tiara
"Tentu boleh" jawab mereka bertiga kompak.
"Kok bisa boleh?" tanya Tiara.
"Ya ampun.... kamu ini adalah murid terpintar di kampus tapi kok gak ngerti hal ginian. Gini ya sayangku, kalian bukan ayah dan anak kandung gak sedarah, belum lagi usia kalian hanya beberapa tahun bukan, jadi ya masih ok lah" jelas Tara.
Tiara terdiam dengan penjelasan sahabatnya, tapi tiba-tiba terdengar dering telpon milik Tiara membuat mereka kaget.
"Ngagetin aja sih suara deringnya" Kesal Tari
"Maaf biasa kak Can emang usil, suka ubah suara hpku gini, eh tunggu wajah kak Can mirip kamu Lo Tara, jangan jangan jodoh, dia juga cerewet kayak kamu" ujar Tiara lalu mengangkat panggilan telepon.
Tiara : " Assalamualaikum, halo Pi, Ada apa?"
Alvaro : "Waalaikumsalam salam, Tiara apa kelasnya sudah selesai, jika sudah keluarlah papi ada di parkiran jemput kamu"
Mendengar itu Tiara terkejut lalu menatap ketiga sahabatnya dan itu membuat ketiganya bingung.
Bersambung