Raihan dan Syakilla menikah karena perjodohan. Demi mewujudkan amanah orang tua Syakilla yang menitipkan anaknya kepada orang tua Raihan. Padahal saat itu Raihan sudah memiliki kekasih yang bernama Syila.
Raihan tak pernah menjalankan tugasnya sebagai seorang suami yang baik, Raihan kerap membuat Syakilla menangis dengan menyakit hatinya.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka dengan adanya orang ketiga di tengah-tengah mereka? Jalan apa yang Syakilla tempuh? Bertahan dengan suami yang tak pernah mencintainya ataukah lebih memilih berpisah dan mencari kebahagiaan sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hamil
"Ayo kita langsung berangkat saja, biar tak terlalu siang!" ajak Syila. Karena orang tua Syila sudah mengatur rencana di sana. Orang tua Syila tampak bersemangat mendukung anaknya menikah dengan orang kaya, terlebih Raihan pemilik perusahaan tempat Syila bekerja. Meskipun nantinya hanya menikahi anaknya secara siri.
Killa mencoba menghubungi suaminya, tetapi tak di angkat. Karena Raihan memilih mendiamkannya. Dia khawatir, kalau Killa akan menyuruhnya untuk pulang kembali, dan tak mengizinkan dia untuk pergi. Yang ada nantinya akan membuat Syila marah, kalau dia tak mewujudkan keinginannya.
Kini Syila dan Raihan sudah dalam perjalanan menuju Bandung. Ternyata Killa tak patah semangat, dia masih terus menghubungi Raihan. Perasaannya semakin tak tenang, rasa khawatirnya kepada sang suami semakin menjadi.
"Sini, ponsel kamu! Aku matikan saja! Ganggu saja," ucap Syila ketus.
"Sudah diamkan saja! Nanti dia bertambah curiga. Kalau enggak, sebentar deh aku angkat dulu. Penasaran aku, sebenarnya dia mau apa. Soalnya aku sudah bilang, kalau aku mau ada kerjaan di Bandung," ujar Raihan. Hingga akhirnya Raihan memutuskan untuk menepikan mobilnya dulu.
Raihan meminta Syila untuk diam dulu. Agar Killa tak merasa curiga.
"Assalamualaikum, akhirnya kamu angkat juga Mas telepon dari aku. Kamu dimana?" tanya Killa lembut di panggilan telepon dengan suaminya.
"Waalaikumsalam. Kamu ini gimana si? Aku 'kan sudah bilang sama kamu, kalau aku mau ke Bandung. Mengapa masih tanya aku dimana? Sudah ya, jangan ganggu aku dulu! Aku sedang dalam perjalanan ke Bandung," cerocos Raihan. Raihan langsung mengakhiri panggilan dengan Killa, tanpa menanyakan terlebih dahulu, mengapa dia menghubunginya. Hal itu membuat Killa merasa kecewa dengan sikap suaminya.
"Kamu kok begitu sih Mas? Padahal, aku menghubungi kamu karena aku merasa khawatir dengan kamu. Aku takut terjadi sesuatu sama kamu. Aku belum selesai bicara, kamu sudah mengakhiri panggilan," ucap Killa. Dia terlihat kecewa di wajahnya.
Kini mereka berdua sudah sampai di rumah Syila. Raihan terkejut melihat rumah Syila yang ramai dengan banyak orang. Kedatangan mereka langsung disambut keluarga besar Syila.
"Sebenarnya ada apa sih? Mengapa rumah Syila ramai banget?" Raihan bermonolog.
"Mas, ayo dong! Kok malah bengong sih? Ayo kita masuk, aku mau kenalkan kamu sama keluarga besar aku," ujar Syila.
"Akhirnya, aku bisa membuat kamu tak bisa lepas lagi dari aku," ucap Syila dalam hati. Syila tersenyum licik.
Raihan akhirnya mengikuti keinginan Syila untuk berkenalan dengan semua keluarganya.
"Syila, calon suami kamu ganteng banget," puji Bi Isah, adik dari ayahnya Syila.
"Iya dong, Bi. Siapa dulu? Syila ...," sahut Syila dengan bangganya. Syila memperkenalkan Raihan dengan keluarganya satu-satu.
Ini adalah hal pertama kali bagi Raihan untuk bertemu dengan orang tua Syila beserta keluarganya. Ada perasaan canggung berada di tengah-tengah keluarga Syila. Terlebih statusnya yang sudah menjadi suami orang, tetapi ingin menikahi wanita lain.
"Mengapa Syila mengundang semua keluarganya? Padahal hanya untuk acara pertemuan keluarga saja. Sebenarnya ini ada apa?" Raihan bermonolog. Raihan melihat sekeliling, orang-orang terlihat sibuk menyiapkan acara, aneka makanan terlihat sudah tersedia. Pakaian tamu undangan yang datang pun, terlihat rapi.
Tanda tanya Raihan semakin besar. Padahal yang dia pikirkan hanya pertemuan dengan kedua orang tua Syila, untuk membicarakan rencana pernikahan mereka.
"Apa semuanya sudah siap, Yah?" tanya Syila kepada sang ayah.
"Sudah, hanya tinggal akad nikah saja. Ya sudah sana, ganti baju dulu. Nak Raihan juga ajak," ujar Ayahnya Syila.
Syila mengajak Raihan masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian. Kini mereka berdua sudah berada di dalam kamar.
"Akad nikah? Akad nikah apa si maksudnya? Aku masih enggak paham deh maksud percakapan kamu sama ayah kamu?" tanya Raihan kepada Syila.
"Akad nikah kita. Kita akan menikah sekarang. Sudah, lebih baik kita segera ganti pakaian kita!" titah Syila membuat Raihan melongo. Terkejut mendengar penuturan Syila.
"Tujuan kita kesini untuk membicarakan pernikahan kita, mengapa sekarang aku malah di suruh nikahi kamu. Kamu gimana si? Kenapa enggak bilang dari awal sama aku?" Raihan masih tidak terima dengan apa rencana Syila.
"Kenapa masih diam? Ayo! Waktu kita enggak banyak. Aku pikir, tak perlu lamaran ataupun pertemuan. Lebih baik kita langsung nikah saja, tak ribet. Kalau aku bilang dari awal, pasti kamu bilang inilah itulah, pasti ada saja alasannya," sahut Syila.
Meskipun Raihan sempat merasa kesal dengan apa yang dilakukan Syila, dia akhirnya mengikuti keinginan kekasihnya.
Di tempat yang berbeda, Killa sedang mengalami mual dan muntah. Perutnya sejak tadi serasa di aduk-aduk. Sudah berkali-kali dia memuntahkan isi perutnya. Tiba-tiba saja kepalanya terasa pusing.
"Ya Allah, jangan sakit dong! Sepertinya aku masuk angin. Karena akhir-akhir ini Mas Raihan, selalu menyuruh aku untuk tidak mengenakan pakaian kalau tidur," ujar Killa.
Killa memilih membaringkan tubuhnya di ranjang, dan memijat keningnya yang terasa sakit. Saat itu dia hanya sendiri, karena dia hanya menggunakan ART yang pulang pergi. Sesuai perintah dari Raihan.
Baru saja dirinya hendak beristirahat, dia mengalami mual kembali, hingga akhirnya memuntahkan kembali. Tubuh Killa merasa gemetar, keringat dingin membasahi wajah dan tubuhnya. Wajahnya terlihat pucat.
Killa merasakan perubahan di tubuhnya sendiri. Dia hanya diam sendiri di rumah. Suaminya justru saat ini sedang mengucap ijab kabul, menikahi Syila. Raihan dan Syila telah resmi menjadi pasangan suami istri.
"Akhirnya, Mas Raihan sudah resmi menjadi suamiku. Satu langkah untukku, untuk merebutnya dari istri sahnya. Aku akan memiliki dia seutuhnya," ucap Syila, senyuman licik terukir di wajahnya.
Raihan tampak memakaikan cincin di jari manis Syila, kemudian Syila mencium tangan laki-laki yang sudah resmi menjadi suaminya. Raihan pun memberikan kecupan di keningnya.
Untungnya, sang ibu mertua datang ke rumahnya. Bunda Bunga terkejut saat melihat wajah menantunya yang pucat saat membuka pintu pagar, saat dia pulang.
"Killa, kamu sakit Nak? Mengapa wajah kamu pucat sekali?" tanya Bunda Bunga.
"Iya Bun, sepertinya aku masuk angin. Sejak tadi aku muntah-muntah terus, perutku serasa di aduk-aduk, kepalaku juga pusing," jelas Killa.
"Raihan mana? Apa dia kerja?" tanya Bunda Bunga lagi.
Killa mengatakan kalau Raihan, tadi pagi berangkat ke Bandung. Ada pekerjaan di sana. Bunda Bunga memaksa Killa untuk ke dokter tetapi Killa tak mau. Bunda Bunga curiga kalau saat ini menantunya sedang hamil.
"Coba kamu tes ya, pakai alat testpack. Jangan-jangan kamu saat ini sedang hamil. Bunda keluar dulu ya beli ke apotek atau mini market di luar komplek," ujar Bunda Bunga.
"Iya Bun, makasih ya Bun sudah merepotkan," ucap Killa.
Bunda Bunga pergi kembali mengendarai mobilnya, untuk membeli testpack. Setelah Bunda Bunga sampai di rumah, Killa langsung melakukan pengecekan. Killa meneteskan air mata penuh haru, saat melihat dia garis merah yang menunjukkan kalau dia saat ini sedang hamil. Kemudian dia keluar, menunjukkan alat testpack itu kepada ibu mertuanya.
"Akhirnya Sayang, Bunda senang sekali. Pasti Ayah sama Raihan senang, kalau tahu kamu sedang hamil," ucap Bunda Bunga.
Abaikan perasaan Raihan...biar dia merasakan akibat perbuatannya selama ini terhadap killa...
hayyuk thor..lanjut...
okay...lanjut thor....
begitu juga perasaan killa saat kau menolaknya dulu.. impas yaaa..
ga sabar mau lihat dimas menikah sama killa..
menjemput bahagia tdk harus kembali bersama mantan...apalagi mantan yg suka selingkuh dan celap celup.. menjijikkan...
puas aku thor...jngn kasih Raihan balikan sama killa thor...
thor..bikin raihan menderita sampai pembaca puas ya...please../Pray/
selingkuh itu sprti penyakit yg ga ada obat..
dasar lelaki bejat ga tau malu...
biar makin panas tuh si mantan...jngn ada kata balikqn sama mqntan ya thor...ga rela killa mendeeita lagi dan lagi...biar killa bahagia sama dimas aja...