Pernikahan karna sebuah perjodohan membuat Aurora tak mengenal betul sosok sang suami yang menikahinya tersebut.
Pria yang di anggapnya baik itu memang terkesan dingin seakan menyembunyikan banyak hal, termasuk wanita lain yang baru di ketahui Aurora tanpa di sengaja.
Mampukah ia menerima nasibnya yang,
"Ternyata, bukan istri pertama?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta pertolongan.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Semenjak kejadian di Resto tak ada yang berubah dari hubungan Leo dan Aurora, semua nampak sama mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Pergi tanpa sarapan dan pulang dengan perut kenyang.
Tidur pisah kamar pun masih mereka lakukan bahkan obrolan hanya tentang tanya jawab sekedarnya, jika Aurora bertanya tak sering pria berstatuskan suami itu akan balik bertanya pada istrinya. Seperti pagi ini, segelas kopi yang disodorkan Aurora hanya diminumnya seteguk tanpa ada pujian sama sekali.
"Terimakasih," ucap Leo sambil meletakan gelas keatas meja.
"Mas gak mau sarapan? aku bikin bubur kacang hijau bisa bikin hangat tubuh habis hujan gini, atau mau ku bekalkan?" tawar Aurora tanpa bosan meski tak terhitung berapa kali ia mendapat penolakan.
"Tak perlu, aku buru-buru," jawab Leo yang sudah bisa ditebak oleh Aurora.
Wanita cantik itu hanya mengangguk paham, tapi setelahnya pandangan kedua mata Aurora beralih pada ponsel suaminya yang bergetar tepat disebelah cangkir kopi yang baru diletakkan.
Leo dengan cepat meraih si benda pipih tersebut, dahinya mengkerut dengan wajah tegang saat melihat deretan nama yang terpampang jelas tapi sedikit samar bagi Aurora.
"Hallo," sapa Leo setelah ia menggeser icon berwarna hijau.
"Apa?, saya kesana sekarang!" pekiknya seperti orang kaget karna sambil bangun dari duduk.
Tanpa pamit, Leo langsung keluar begitu saja dari Apartemen meninggalkan istrinya. Aurora hanya bisa tersenyum getir dengan satu tetes air matanya yang jatuh ke punggung tangan yang terletak diatas pahanya.
' Kenapa masih saja menangis, bukankah sudah biasa selalu diabaikan?' bathin Aurora.
Ia bangkit sembari mengambil cangkir kopi suaminya yang masih penuh, diletakkannya lebih dulu ditempat pencucian piring kotor sebelum akhirnya ia melangkah menuju kamar.
Ditepi ranjang Aurora duduk dengan tangan bergetar, ia bingung harus berbuat apa sedang nalurinya sebagai istri sangat mengkhawatirkan suaminya yang kini entah kemana dan ada masalah apa.
Lama ia diam dan terus memohon petunjuk lewat aduannya pada sang Pencipta usai menunaikan ibadah sunnahnya.
'Baiklah, hanya diam menunggumu tak pernah ku temukan jawabannnya selama ini, akan ku cari tahu kemana imamku pergi' bathin Aurora sambil menghapus air matanya.
Aurora bergegas merapihkan diri dengan memasang cadar hingga kain panjang itu menjuntai sampai ke dada, kini hanya mata lentiknya saja yang terlihat dari seluruh indahnya tubuh yang wanita solehah itu miliki.
.
.
Derap langkahnya sedikit menuai perhatian saat Aurora langsung masuk menuju ruangan sang manager Resto milik suaminya.
Berkali kali ia mengetuk pintu sampai akhirnya benda bercat coklat itu pun terbuka.
"Assalamu'alaikum, bisa kita bicara?"
"Nyonya, ada apa?" tanya Indra kaget dan bingung.
"Bisa kita bicara?" Aurora justru mengulang keinginannya.
"Tentu, mari silahkan masuk," ajak Indra yang menggeser berdirinya setelah ia membuka lebar pintu ruang kerjanya.
"Maaf, bisa kiat bicara di luar saja, saya tak ingin berdua dalam ruangan tertutup dengan Anda," ucap Aurora yang tegas menolak.
"Ah, iya. Maaf"
Aurora memutar tubuhnya, ia berjalan menuju salah satu meja kosong diantara pengunjung yang lain, tentu ini untuk menghindari fitnah diantara mereka yang tentu buka muhrim.
"Ada yang bisa saya bantu?"
"Tentu, kurasa kamu sangat bisa membantuku. Karna jika kalau tidak, aku tak mungkin kemari meminta tolong padamu," jawab Aurora.
"Jika saya bisa, tentu saya akan bantu," balas Indra yang sudah tak enak hati.
.
.
.
Jawab pertanyaanku, siapa Ameena?
vote✌🏼
lanjut Thor 🙏🏼
Mang Udin nya ngadu tuh 🤣🤣