Azzam Bernabas Dirgantara, seorang Milyader berhati dingin. Bagi Dirga, hatinya sudah lama mati. CEO dari Dirgantara Group tersebut sudah mengubur dalam cintanya bersama sang tunangan yang pergi untuk selama-lamanya.
Lalu tiba-tiba muncul wanita seperti alien yang mulai mengusik kedamaian Dirga. Apa Dirga akan bertahan menjadi perjaka tua sampai akhir hayat karena cintanya yang sudah mati? Atau jangan-jangan pria seperti kanebo kering itu malah berpindah haluan, ketika hidupnya diusik sosok gadis yang sama sekali tidak akan membuatnya jatuh cinta lagi.
Dirga berani bersumpah, ia akan membujang selama-lamanya. Percaya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GENGSI
Dinikahi Milyader Bagian 12
Oleh Sept
Rate 18 +
Kecewa, mungkin itu satu kata yang pas dan sangat cocok untuk menggambarkan apa yang dirasakan Dirga malam ini. Baru juga ingin memulai, dia seperti didorong dari tepi tebing yang curam dan tejerembab jatuh di jurang paling dasar.
Tidak mau melihat pemandangan yang mengusik hati dan matanya, Dirga memutuskan putar balik, ia tidak jadi menemui Levia lagi. Mungkin ucapan dokter Robert salah, gadis itu bukan obat untuknya. Tapi malah racun, lihat dirinya yang sekarang. Melihat Levia hatinya malah sakit. Bukannya sembuh, Dirga malah merasa sesak di dadanyaa semakin dalam.
Dengan jiwa yang diselimuti kekalutan dan kegalauan yang meresahkan, Dirga meluncur kembali, ia menginjak pedal gas. Meninggalkan kediaman Levia. Bersama kepingan hati yang tercacar tak berarti. Pria itu pergi bersama kekecewaaan yang mengelayuti hatinya malam ini.
***
Sementara itu, di depan pagar rumahnya. Levia mengucapkan terima kasih pada Zio. Karena pria itu sudah mau mengantar dirinya.
"Makasih, Tuan Zio." Levia membungkuk, mengucap rasa terima pada pria tersebut.
"Dan ini ... kamu sudah memakainya. Ini milikmu!" Zio mengulurkan sebuah bungkusan dress yang semula dikembalikan oleh Zia.
Pulang kerja tadi, Levia berniat mengembalikan dress dan juga jas milik Zio. Tidak sengaja Zio melihatnya di lobby hotel. Dengan semangat, Zio menghampiri. Dan malah mengajak Levia makan sushi.
Awalnya jelas Levia menolak. Namun, Zio pandai sekali memainkan kata-kata. Sehingga Levia mau ikut. Levia juga berterima kasih karena tidak dilaporkan pada atasannya.
Setelah makan bersama itu, keduanya sempat berbincang sebentar. Dari sana, entah mengapa malah pembicaraan mereka nyambung. Zio yang memang humble, dan hanya dingin pada gadis-gadis yang mendekatinya, malah terkesan sangat ingin tahu banyak hal tentang Levia.
Mungkin karena Levia selalu menjaga jarak dengannya. Dan kalau diajak bicara selalu menghindar. Padahal, jika ditanya pada ratusan wanita di luar sana, pasti malah antri ingin dekat dengannya. Zio penasaran, mengapa Levia bahkan sama sekali tidak meliriknya.
Mulai dari sana lah, Zio merasa senang saja. Sekedar bicara dengan gadis yang tidak mengejar-ngejar dirinya itu. Ia tidak risih dan malah merasa penasaran dan makin penasaran. Sebenarnya Levia itu gadis seperti apa.
Apalagi sekarang, dikasih baju mahal. Levia langsung menolak. Padahal, hampir semua wanita yang pernah ia kenal, itu adalah matre semua. Mendekati dirinya hanya karena kekayaan yang ia miliki. Levia benar-benar berbeda dari banyak wanita yang ia kenal. Wanita unik yang membuatnya sedikit tertarik.
"Aku tidak mungkin memakainya, dan tidak mungkin juga menjualnya lagi. Ambil saja, ini juga pas saat kamu gunakan!"
Levia kembali menggeleng.
"Tidak, Tuan. Terima kasih."
Zio tidak pantang menyerah. Ia menarik tangan Levia dan menyerahkan benda tersebut.
"Masuk lah, sudah malam!"
Zio memegang kedua bahu Levia, memutarnya dan menyuruh Levia masuk ke gerbang.
Karena Zio terus memaksa. Akhirnya Levia pun ikut saja. Ia mengucap kata terima kasih lagi kemudian masuk ke dalam rumah.
Zio lantas masuk ke dalam mobil, sambil bersiul. Entah mengapa, hatinya merasa sedikit senang. Biasanya hari-harinya hanya di sisi dengan kerja, kerja dan kerja. Angenda meeting yang menumpuk, berkas ini itu, sesuatu yang kadang menguras pikirannya. Hingga ia lupa, untuk mencari pasangan.
Tiba-tiba, saat sudah duduk di kursinya, bibirnya mengulas senyum. Ditatapnya rumah Levia sebentar. Rumah yang beda dengan yang dulu Levia tunjukin. Puas menatap rumah Levia, Zio menyalakan mesin mobilnya. Pria itu kemudian pergi dan balik ke mansion mewah miliknya.
***
Satu minggu kemudian
Klinik pribadi dokter Robert.
"Aku tidak bisa meresepkan obat melebihi dosis lagi."
Dokter Robert melipat tangan, menatap wajah Dirga yang lusuh.
"Ayolah, Dok!" Dirga memaksa.
"Semalam tidur berapa jam?" tanya dokter Robert tanpa basa-basi.
Dilihatnya kantung mata Dirga seperti binatang panda yang menjadi iconic negara tirai bambu tersebut.
"Entahlah ... ini lebih parah. Berikan resep lagi saja!"
"Apa anda mau klinik saya ditutup karena mall praktek?" terang dokter Robert dengan kesal. Namun, ia hanya bercanda. Tidak kesal betulan.
Dirga menghela napas dalam-dalam, kemudian mengusap wajahnya yang kusut. Pria itu kemudian berbaring di sofa lagi. Sebuah sofa yang akan membuatnya rileks saat sesi terapi. Ya, dia akan dihipnotis dan mengatakan apa yang sebenarnya tersimpan dalam hati dan pikiran, yang membuatnya tidak bisa bebas menikmati hidup.
Setelah Dirga sudah siap, dan matanya perlahan terpejam. Dokter Robert kembali memulai sesi hipno terapi.
"Apa yang menganggu pikiranmu saat ini?"
Dirga diam tidak menjawab.
"Apa kamu kembali memimpikan tragedy kecelakaan lagi?" tanya dokter Robert lagi.
"Tidak."
"Lalu apa, apa yang membuatmu sulit untuk tidur seperti orang lain?"
"Gadis itu."
"Siapa? Apa kekasihmu yang lama mati!"
"Bukan, dia masih hidup."
Dokter Robert terdiam. Fix, pasiennya sedang jatuh cinta lagi. Namun, sepertinya sang pasien menolak kenyataan itu keras-keras.
BERSAMBUNG
Biji terong gengsi sundul langit, awas nanti malah diciummm pesawat! Hehehe
*Hallo readers, jangan sering gensi ya. Nanti ra oman, ora keduaman.
Dinikahi Milyader adalah lanjutan dari novel Suami Satu Malam. Yang belom baca, cuss ya. Hehehe .... iklan dulu.