NovelToon NovelToon
Putraku Menggila

Putraku Menggila

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi / Bad Boy / Keluarga / Teen School/College / Anak Yang Berpenyakit / Idola sekolah
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rere Lumiere

Bima, seorang mahasiswa semester akhir yang stres kerena skripsi nya, lalu meninggal dunia secara tiba-tiba di kostannya. Bima kemudian terbangun di tubuh Devano, Bima kaget karena bunyi bip... bip... di telinganya. dan berfikiran dia sedang mendapatkan hukuman dari Tuhan.

Namun, ternyata dia memasuki tubuh Devano, remaja berusia 16 tahun yeng memiliki sakit jantung dan tidak di perdulikan orang tuanya. Tetapi, yang Bima tau Devano anak orang kaya.

Bima yang selama ini dalam kemiskinan, dan ingin selalu memenuhi ekspektasi ibunya yang berharap anak menjadi sarjana dan sukses dalam pekerjaan. Tidak pernah menikmati kehidupan dulu sebagai remaja yang penuh kebebasan.

"Kalau begitu aku akan menikmati hidup ku sedikit, toh tubuh ini sakit, dan mungkin aku akan meninggal lagi," gumam Bima.

Bagaimana kehidupan Bima setelah memasuki tubuh Devano?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere Lumiere, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[11] Sedang Memilih

"He… lo nggak takut Nico dan gengnya, ngelawan balik kalian," dengus Elio dengan wajah ketusnya.

"Gue nggak takut, jangan-jangan lo perduli sama gue…jangan goyah, bro," seringai Devano mencoba mengoda kakaknya itu.

"Siapa bilang," ujar Elio memalingkan wajah dengan hidungnya yang berkerut dalam.

"Itu tadi, emang gue nggak bisa ngerasain. Gue bukan batu kayak keluarga lo itu," ucap Devano bersamaan dengan senyum licik menatap kearah Elio.

"Apa lo bilang?!"tunjuk Elio tidak terima dengan tuduhan Devano pada keluarga nyo

"Theo, ayo kita cari anggota geng kita," Devano seolah tidak mendengar seruan Elio, mencoba turun dari ranjang UKS.

"Emang lo nggak papa,"

Begitupun Theo tidak perduli dengan suara Elio yang makin melengking mengutuk mereka, Theo malah membantu sahabat nya itu untuk berdiri.

"Udah biarin, gue pusing denger suara dia," Devano melirik dengan tajam kearah Elio.

Mereka pun melewati Elio yang nampak menghalangi mereka dengan wajah masih merah padam. Namun, mereka tidak perduli dengan Elio, seolah laki-laki itu tidak pernah ada di hadapan mereka.

"Eh, lo mau kemana Devano?" seru Elio berbalik mengikuti langkah mereka.

"Kemana juga terserah gue, bukan urusan lo," Devano sedikit melirik dengan sinis.

Setelah itu mereka kembali berjalan meninggalkan Elio hingga menghilang di balik pintu UKS, laki-laki yang tertinggal itu nampak menghentakkan kaki kasar ke lantai keramik itu.

"Awas lo Devano! berani-berani lo mengabaikan gue!" geram Elio mengepalkan tangannya dengan kencang.

Tapi, setelah di fikir-fikir lagi oleh Elio, " Eh, tapi kenapa, gue perduli sama tuh anak, harusnya gue kasih pelajaran biar dia tambah sengsara,"

Di tempat lain,

Devano dan Theo duduk di tangga sekolah menuju lapangan olahraga, tangga itu memang terkadang di buat untuk duduk ketika ada pertandingan di lapangan itu.

Mereka sebenarnya sedang mengamati anak-anak yang akan mereka rekrut menjadi geng, mata mereka sangat fokus hingga bibir mereka terkatup rapat.

Theo mulai mengarah kan tangannya, "Lo liat anak yang mindik-mindik itu, namanya Karel julukan angel face,"

"Hah… Anglerfish, jelek banget dah namanya," ujar Devano memicingkan matanya pada pria kurus dengan warna kulit hampir kearah vanila itu, dan Devano tidak yakin bahwa pria berjulukan anglerfish itu bisa melawan jika ada musuh.

"Anglerfish… itu mah jenis ikan, angel face namanya artinya ketampanan yang menipu," jawab Theo menganggukkan kepalanya, kagum dengan penemuannya.

"Aish… sama itu ada ang…ang nya, mana lagi anak yang kita cari," ucap Devano menyipitkan matanya.

Theo kemudian menujuk kearah pria gemuk yang sedang di ganggu oleh tiga pria yang seperti lebih kuat dari nya meskipun tubuh ketiga pria itu tidak terlalu besar.

"Ish… tinggal tendang apa susah nya," gumam Devano menyentuh dagunya.

"Nggak semudah itu, mereka akan lebih parah mem-bully lo, bisa-bisa lo lumpuh atau mati," jawab Theo mendengar gumaman Devano.

"Bisa gitu ya, lanjutkan penjelasan nya," ujar Devano mengelus dagunya yang polosan itu.

"Dia sering di palak dan bahan samsak anak-anak yang berkuasa disini, namanya Ethan, julukan nya si buncit," jelas Theo dengan serius.

Namun, Devano malah terkekeh kencang, "Hahaha… Buncit, nanti kalau bareng gue, gue kasih julukan bakalan grizzly atau brown," jawab Devano mengelap sedikit air mata yang menetes karena dia tertawa terlalu kencang.

Theo tidak memperdulikan Devano karena dia melihat kandidat terakhir lewat, "Lo liat itu," ujar Theo menujuk pria tinggi kurus sedang memegang tumpukkan buku tugas milik pada pelaku bullying.

"Waw, fantastis, kita bisa buat di jadi panglima,"

Devano berbinar melihat laki-laki tinggi itu, meskipun terlihat kurus Devano rasa dia bisa mengatasi kekurangan gizi remaja pria itu.

"Ini bukan geng yang tawuran dan ugal-ugalan itu kan,"

Theo menjadi bingung, kalau benar Devano ingin memasukkan mereka semua dalam kenakalan, Theo tidak akan mau karena melihat kejahatan para pembully itu saja sudah memuakkan, apa lagi kalau Theo harus masuk dalam nya.

"Udah tenang, kita main aman," ucap Devano merangkul baju sahabat baru nya itu yang menatapnya ke lapangan dengan datar.

"Okey, julukan cungkring, namanya Atlas. Dia nggak mudah di dekati." Theo menjelaskan lagi tentang Atlas.

"Mungkin dia sedikit traumatis dan nggak bisa menerima orang dengan mudah, jadi gimana semua udah selesai…" tanya Devano berdiri dari duduk nya dan memegang pinggang nya.

"Ya gue notis sekarang cuma itu doang, sebenarnya banyak korban lain tapi gue rasa belum untuk saat ini," jawab Theo mengikuti Devano untuk berdiri.

"Aman, lo pantas jadi wakil geng ini, setelah anak-anak itu ngumpul semua, lo akan gue tunjuk jadi wakil," ujar Devano berbinar melihat ketiga kandidat nya dengan menganggukkan kepalanya.

"Jangan! gue nggak biasa…" tolak Theo mengibaskan tangan di samping Devano.

"Bisa, lo pasti bisa, lo tenang aja, kita lihat seberapa berpotensi mereka masuk geng kita," ucap Devano menepuk bahu Theo denthan sedikit tenaga.

"Si Vanila Anglerfish itu, mungkin butuh banyak kekuatan otot, dan protein, supaya bisa memperkuat otot-otot nya, biar di bisa melindungi diri nya sendiri, si bun…bun itu cukup olahraga dan latihan fisik pasti bakalan kuat,"

"Dan calon paling kuat kita ini butuh suplemen dan latihan fisik, pas," ujar Devano menganggukkan kepalanya dengan mantap.

"Terus gimana buat mereka percaya sama kita," bingung Theo kini menatap kearah lapangan sekolah itu.

"Pulang sekolah nanti kita ikutin mereka, pasti para pembully itu masih mencari celah untuk nyakitin mereka, dan kita ambil kesempatan itu… Sab! Seb! mereka bakalan mau masuk geng kita," jawab Devano dan Theo menganggukkan kepalanya percaya saja pada perkataan Devano sahabat baru nya itu.

Mereka kemudian menuruni tangga itu menuju ke lapangan setelah investigasi singkat itu.

Di sisi lain, di tempat yang tidak di perhatian Devano dan Theo. Seseorang sedang mengawasi mereka dengan wajah menyeringai.

"Lo kalah sama anak cupu itu, bodoh lo," geram Nico menoyor kepala Liam dengan kasar.

"Nggak tau bos, dia kuat banget, sumpah kayak bukan dia bos," ujar Liam meringis melihat wajah merah padam dari Nico.

"Bego lo, hari ini juga lo nggak bisa dapat duit dari si kacamata bulat itu," geretak Nico di depan wajah Liam, hingga tidak terasa sedikit air liur menyembur ke wajah Liam.

"Ampun bos," kata Liam bergidik ngeri, dan memalingkan wajahnya, mata nya tertutup sebelah melirik wajah penuh amarah Nico.

"Kalian bawah dia ke gudang sekarang," titah Nico pada anak buahnya.

Sebelum pergi Nico menoleh sinis pada Devano dan Theo yang berjalan dengan penuh ekspresi sinis, "Awas lo, lo bakalan jadi bulan-bulan gue, berani nya lo mempermalukan gue,"

Setelah itu, Nico pergi dari sana mengikuti kemana anak buahnya pergi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!