NovelToon NovelToon
Dari Putri Terbuang Jadi Permaisuri

Dari Putri Terbuang Jadi Permaisuri

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Fantasi Wanita / Ruang Ajaib / Chicklit
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Ketika Ling Xi menjadi putri yang tak dianggap di keluarga, lalu tersakiti dengan laki-laki yang dicintai, apalagi yang harus dia perbuat kalau bukan bangkit? Terlebih Ling mendapatkan ruang ajaib sebagai balas budi dari seekor ular yang pernah dia tolong sewaktu kecil. Dia pergunakan itu untuk membalas dan juga melindungi dirinya.

Pada suatu moment dimana Ling sudah bisa membuang rasa cintanya pada Jian Li, Ling Xi terpaksa mengikuti sayembara menikahi Kaisar kejam tidak kenal ampun. Salah sedikit, habislah nyawa. Dan ketika Ling Xi mengambil sayembara itu, justru Jian Li datang lagi kepadanya membawa segenap penyesalan.

Apakah Ling akan terus bersama Kaisar, atau malah kembali ke pelukan laki-laki yang sudah banyak menyakitinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diskusi Yang Gagal

Di dapur.

Pelayan pribadi nyonya Luo membungkuk hormat pada sang majikan.

"Maaf, Nyonya. Apa yang Anda minta tidak ada di sini. Kami sudah mencarinya sampai ke setiap sudut."

Sebelumnya saat makan malam, Nyonya Luo memberi isyarat agar pelayan mencari sup aprikot milik Ling Xi. Namun, meski dibantu beberapa pelayan lain, hasilnya mereka tidak menemukan menu yang dimaksud

"Bagaimana bisa?" seru Nyonya Luo dengan nada retoris.

Xiu Ying yang berdiri di samping ibunya, langsung menimpali.

"Ibu, kalau Ling Xi tidak menyimpannya di sini, berarti kemungkinan besar dia menyimpannya di kamarnya. Dia pasti sudah mempersiapkan ini sebelumnya. Aku rasa dia mulai bersikap waspada pada kita."

"Benar, akhirnya kau mulai mengerti. Kita memang tidak bisa lagi meremehkannya."

"Lalu apakah kita tetap berpura-pura lembut di depannya?" bisik Xiu Ying pelan.

"Untuk sementara, biarkan saja begitu. Kita lihat sejauh mana dia bisa bermain-main dengan kita."

Setelah gagal menemukan apa yang mereka cari, Nyonya Luo dan Xiu Ying pun meninggalkan dapur. Mereka melangkah menuju kamar Ling Xi, berniat memastikan apakah dugaan mereka benar bahwa Ling Xi menyimpan makanannya di sana.

Namun saat di lorong menuju kamar, mereka justru mendapati Ling Xi sedang bersama ayahnya, Tuan Ling Yuan, dan juga Jian Li. Di tangan mereka terdapat sup aprikot dan beberapa bingkisan buah tangan. Tampaknya mereka sedang memeriksa buah tangan dari Ling Xi.

Tanpa membuang waktu, Nyonya Luo dan Xiu Ying menghampiri.

"Baiklah, ayah akan membawa ini. Sudah terbukti aman. Ingat kesepakatan kita, Xi’er, jika ini baik-baik saja, maka A Mei tidak akan ayah singkirkan. Tapi jika teman ayah tidak menyukainya, kau harus menerima semua keputusan ayah, termasuk masuk ke akademi."

"Iya, Ayah. Aku tidak akan lupa kesepakatan kita."

Melihat ada kesempatan, Nyonya Luo ikut menyela.

"Suamiku, bagaimana kalau aku ikut bersamamu? Bukankah akan lebih harmonis jika seorang suami didampingi istrinya?"

Ling Xi memicingkan mata, lalu buru-buru memotong rencana ibu tirinya itu. "Ibu, malam ini aku ingin memberikan jawaban tentang cara agar cepat pulih dari luka."

"Itu bisa kau sampaikan pada kakakmu, Xi’er. Dia yang bertanya, bukan?" Jawabnya sambil mengusap rambut Ling Xi dengan manis.

"Aku juga ingin mendapatkan bimbingan dari seorang ibu, agar aku bisa menjadi anak yang ayah inginkan."

Ucapan itu membuat Tuan Ling Yuan langsung setuju. "Benar. Luo, kau harus membimbing Xi’er agar bisa seperti Ying’er. Kau di sini saja. Aku akan pergi sendiri."

Kalimat itu membuat Nyonya Luo tak punya pilihan. Jika ia terus membantah, Tuan Ling Yuan akan merasa tidak nyaman dengannya, dan itu bisa mengganggu rencananya untuk menguasai seluruh harta, baik untuk dirinya maupun Xiu Ying.

Diam-diam, Luo mengakui bahwa rencananya untuk menghancurkan mental Ling Xi agar gadis itu pergi dari rumah atau menjadi tidak waras, mengalami hambatan besar. Ling Xi yang dulu mudah dipermainkan, kini tiba-tiba berubah sehingga tidak lagi bisa dibodohi-bodohi bahkan terkesan menabuhkan genderang perang.

Karena itu memang benar adanya, malam ini Ling Xi akan memberi sedikit pelajaran kepada kakak dan ibu tirinya mumpung sang ayah sedang pergi ke luar.

...****...

Setelah Tuan Ling Yuan pergi ke istana Nanshu, dan Jian Li kembali ke kediamannya, tersisalah Ling Xi, Xiu Ying, dan ibu tirinya di kediaman.

Nyonya Luo menyipitkan mata, lalu berseru,

"Xi’er, sekarang kamu bisa jelaskan pada Ibu, bagaimana kau bisa pulih secepat ini sayang?"

"Aku akan menjelaskannya pada Kak Xiu Ying saja, karena dia yang bertanya soal ini tadi."

Kalimat itu bagai pisau berbalik arah. Nyonya Luo terdiam sepersekian detik, lalu menghela napas panjang sambil bergumam dalam hati, Dasar anak ini, lidahnya makin pintar, benar-benar menyebalkan!

Namun, ia tersenyum palsu untuk menutupi kesal.

"Ah, kau benar. Tapi bagaimana kalau kita bertiga saja yang berbincang malam ini? Bukankah tadi kau ingin Ibu ikut mengajarimu juga, bukan?"

Tanpa menunggu jawaban, Nyonya Luo memanggil pelayan untuk menyiapkan ruangan.

"Siapkan meja, lampion dan juga minuman hangat. Aku akan berdiskusi dengan putri-putri ku."

Ling Xi menyipitkan mata seraya tersenyum, baiklah, kalau ingin main, mari kita bermain.

Tak lama kemudian,

Lampion-lampion digantung rapi, meja panjang telah dipenuhi teh hangat dan kudapan. Nyonya Luo duduk di kursi utama, sedangkan Xiu Ying duduk di sisi kanan memandang kehadiran Ling Xi dengan senyum kepalsuan. Tanpa mereka sadari, setelah malam ini mereka tidak akan lagi bisa tersenyum palsu.

Ling Xi masuk pelan-pelan membawa sebuah kotak kayu panjang yang tertutup rapat.

"Ibu, Kak Xiu Ying, sebelum mulai, aku bawa sesuatu untuk menambah suasana. Katanya kalau diskusi ditemani aroma wangi tertentu, pikiran jadi lebih jernih."

Ling Xi membuka kotak itu. Seketika aroma harum menusuk hidung, tapi semakin lama, wangi itu berubah jadi getir, membuat tenggorokan terasa kering.

Nyonya Luo dan Xiu Ying mulai batuk kecil.

"Xi’er… ini… aromanya aneh sekali…"

"Oh ini dupa warisan dari keluarga mendiang ibuku. Katanya bisa membersihkan hawa kotor. Tapi kalau tubuh seseorang menyimpan banyak racun dan kebusukan, efeknya memang bisa membuat batuk." Begitu katanya, padahal itu adalah formula dari ruang Fengyun alias ruang ajaib miliknya.

"Xi’er, apa maksudmu?!"

"Kalau tubuh kalian bereaksi seperti ini, artinya kalian beracun. Maaf sepertinya diskusi malam ini harus ditunda. Kesehatan ibu dan kakak harus diutamakan, bukan?"

Pelayan dari nyonya Luo dan Xiu Ying panik, hendak memadamkan dupa itu. Namun dicegah oleh A Mei. "Beraninya kau cegah aku memadamkan ini. Memangnya kau siapa hah?" Bentak pelayan nyonya Luo.

"Pelayan lawannya pelayan juga. Bukannya kau seorang pelayan" Jawab A Mei tegas.

"Kurang ajar!" Pekik semua orang di kubu Nyonya Luo dan putrinya. Sementara kubu Ling Xi hanya dirinya dan A Mei. Meskipun begitu, Ling Xi tidak kehabisan akal jika ia terserang.

Mereka saling jambak-menjambak rambut. Majikan lawan majikan, pelayan lawan pelayan. Namun pelayan nyonya Luo melewati batasan dengan hampir melukai Ling Xi. Ling Xi pun segera menamparnya.

Suasana makin riuh, dan sebelum pengawal hendak menertibkan, Ling Xi dan A Mei lari terlebih dahulu dari kericuhan. Ketika dikejar, Ling Xi langsung mendatangkan kawanan lebah.

"Tidaaaak!!" Jerit mereka yang mengejar, lalu lari terbirit-birit berbalik arah. Sementara itu Ling Xi dan A Mei yang menyaksikan hanya bisa tertawa. Urusan besok bagaimana nanti ia pikiran lagi.

.

.

Bersambung.

1
〈⎳ FT. Zira
berani gak ngambil sendiri paduka/Joyful//Joyful//Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
negosiasi dulu ya Ling/Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
kaisar kalah telak/Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
kaisar model gini sulitnya melebihi kode cewe gak sih/Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
siap siap cingta dateng yaa/Proud/
Muliana
walaupun gemetar, tapi masih saja mau /Grin//Grin/
Muliana
Kepala pelayan aja, takut /Proud/
Muliana
Beruntung kamu bisa mendengar isi hati orang, jadi sedikit banyak bisa menolong mereka
Biduri 🎖️
jadi nau ngobrak ngabrik dada gtu 😂
nowitsrain
/Facepalm//Facepalm/
aleena
hahaha walaupun gemetar.ttep menjawab
keselamatan rakyat dan pengawal
juga penting
pilihan bijak
/Determined//Determined//Determined/
Zenun: ehehehe
total 1 replies
Dewi Payang
jadi ingat nontin ikln film, rajanya dikit² bunuh owrempuan yg di suruh masuk ke tempatnya, ada satu cewe dari jaman modern yg trnamjgrasi ke jaman Kuno, dia bisa dengar apa yg ada dalan fikiran tu raja, jadi selamtlah dia swperti Ling Xi ini, juga dua perempuan yg masuk bersama dg dia.
Dewi Payang: Ya donk kak, siapa dulu authornya...❤️
Muliana: hihi, iya ...
kayak gak asing gitu, tapi author hebat, bisa mengambil celah, untuk dimasukkan ke novelnya /Heart/
total 9 replies
Dewi Payang
Wajah bertopengnya oasti tampan....
Zenun: yuhuuuu
total 1 replies
Dewi Payang
Kaisarnya Beda memang, biasanya sayembara mencari suami.....🤭
Zenun: ehehehe
total 1 replies
nowitsrain
Hayo, apa hayoo. Ada apa dengan nama Ling Xi
Zenun: hayolooo
total 1 replies
Biduri 🎖️
berani jg kau main-main sm kaisar 🤣
Zenun: beraninya dia ngumpetin pedang Kaisar 😁
total 1 replies
Biduri 🎖️
Oalah kirain berani buka wkkw
Biduri 🎖️
apa tuh
aleena
heemm
Luka api
pasti panas dan sakit
Zenun: pastinya
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
ini namanya kode wanita/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Zenun: ehehehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!