Ganti Cover dari NT yah
Mencintai dengan sepenuh hati ternyata belum tentu membawa kebahagiaan bagi Alia Valerie Putri, gadis yang kurang beruntung dalam hubungan keluarga dan ternyata tak beruntung juga dalam urusan cinta.
Setahun berusaha menjadi kekasih terbaik bagi Devan Bachtiar, berharap mendapatkan kisah romansa bak film Drama Korea, justru berujung duka.
Hubungan penuh tipu daya yang dilakukan Devan, membuat luka di dalam hati Alia. Hingga takdir membawanya bertemu dengan Sam Kawter Bachtiar yang semakin membuat hidupnya porak poranda.
Siapa sebenarnya Sam Kawter Bachtiar? Lalu bagaimana kelanjutan hubungan Alia bersama Devan Bachtiar? Akankah Devan menyesali perbuatannya?
Akankah masih ada kesempatan baginya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permainan akan dimulai
Keesokan paginya, usai sarapan, Alia terlihat sudah berpenampilan rapi. Hal itu membuat Sam memperhatikannya.
"Kau mau kemana?" tanya Sam yang hendak masuk ke dalam mobilnya.
"Aku mau berangkat kuliah Tuan, hari ini ada jadwal bimbingan dosen," jawab Alia jujur.
Mendengar itu, alis Sam pun terangkat sebelah. Matanya tajam menatap Alia yang berada di hadapannya.
"Kau mau pergi tanpa izin dulu kepadaku?" tanya Sam.
"Maaf. Aku—aku lupa. Mohon izinkan aku pergi, Tuan," tutur Alia.
"Aku antar," ucap Sam.
"Apa?"
"Aku akan mengantarmu, masuklah," perintah Sam.
Alia hanya diam memperhatikan Sam. Dalam hatinya, ia tak ingin pergi bersama laki-laki yang bahkan tak ia ketahui asal-usulnya itu.
"Jangan buat aku mengulangi perkataanku, Alia!" tegur Sam dengan tegas.
"Maaf Tuan, tapi lebih baik aku pergi sendiri. Aku hanyalah orang miskin, akan sangat menarik perhatian jika aku pergi dengan mobil mewah mu," sahut Alia dengan sopan, berharap Sam tidak tersinggung dengan penolakannya.
"Kau tidak memiliki hak menjawab ku Alia. Tugasmu di sini hanya menuruti keinginanku. Masuk!"
Alia pun menuruti Sam dan masuk ke dalam mobilnya. Ia merasa begitu tegang ketika mobil telah berjalan. Alia terus menerus menatap jalanan dan merasakan Sam sesekali menatapnya.
Setibanya di kampus, sesuai dengan dugaan Alia, mobil mewah itu menarik perhatian orang-orang yang ada di sana. Kemewahan yang tiada tara, membuat beberapa orang berkerumun bahkan saat Alia baru keluar dari mobil.
Tidak terkecuali dengan Devan. Pria yang baru saja datang itu ikut memperhatikan Alia yang sedang berjalan menjauh dari mobil mewah tersebut.
"Ohh rupanya setelah putus denganku, kau langsung mendapat sugar daddy ya Al?" sindir Devan ketika telah tiba di dekat Alia, membuat gadis itu menghentikan langkahnya.
"Dev?"
"Apa kau begitu frustasi sehingga kau menjual dirimu kepada pria kaya itu?" tanya Devan.
"Jaga bicaramu Devan!" sentak Alia kesal.
"Hahahaha, apa yang harus aku jaga Alia? Sementara tepat di depan mataku, kau terlihat seperti wanita yang menjual dirimu demi kekayaan!"
"Kamu tidak tahu apa yang terjadi, jadi jangan sembarangan bicara!" tutur Alia kesal lalu berjalan mendahului Devan.
Namun ternyata Devan tak puas dengan jawaban mantan kekasihnya itu. Ia pun menahan pergelangan tangan Alia dengan kasar.
"Katakan padaku, dengan siapa kau datang ke kampus ini, Alia??" tanya Devan mulai mendominasi.
"Lepaskan aku Devan! Bukankah kita telah selesai? Ini tidak ada hubungannya denganmu!"
"Alia, meskipun kita telah selesai tapi kita pernah bersama. Jangan salah, aku hanya tidak mengerti bagaimana kau bisa berubah secepat ini," sahut Devan.
Alia pun tersenyum tipis mendengar penuturan mantan kekasihnya itu.
"Kau salah Devan. Kita tidak pernah bersama. Hubungan kita hanya tipu daya darimu yang itu pun tak pantas disebut kekasih," sahut Alia.
"Apa?"
"Menyingkirlah Dev, aku tak ingin berbicara apapun lagi denganmu," ucap Alia lalu ia pun kembali berjalan mendahului Devan, namun ternyata Devan menahan kaki Alia, hingga gadis itu terjatuh di hadapannya.
"Aduh," rintih Alia.
Melihat Alia terjatuh, Devan pun hanya terdiam memperhatikan. Ia menundukkan tubuhnya sedikit agar lebih dekat dengan Alia.
"Lihatlah Alia, meskipun kau telah menjual tubuhmu pada pria kaya, tetapi itu tak mengurangi nasib burukmu bukan?" ejek Devan.
"Aku tidak menjual tubuhku!"
"Hahaha Alia..Alia. Semua orang tahu kau hanya anak yatim piatu yang bahkan tak memiliki rumah selain rumah paman dan bibimu. Lalu hari ini, kau diantar mobil mewah itu dan kau bilang kau tidak menjual diri?"
Alia menghela nafasnya kasar. Ia bangkit dari tanah dan membuat Devan kembali menegakkan tubuhnya.
"Dengar Dev, aku tak peduli apa yang kau pikirkan tentangku. Jika kau mengatakan aku menjual diriku, anggaplah aku melakukan itu," sahut Alia.
"Apa??" Devan sedikit terkejut dengan jawaban Alia.
Ia pun kembali menahan pergelangan tangan Alia.
"Alia Valerie Putri, selama kamu berada di tempat ini, aku pastikan bahwa kamu tidak akan pernah tenang!" ancam Devan menatap tajam Alia.
Alia tersentak mendengarnya, tangannya pun gemetar karena rasa takutnya terhadap Devan. Tapi ia berusaha untuk menepis rasa takutnya agar terlihat baik-baik saja.
Tanpa banyak bicara, Alia pun menepis tangan Devan dan bergegas pergi meninggalkan pria itu yang masih terus menatapnya. Alia tak peduli meskipun tatapan Devan setajam silet yang menghujam jantungnya. Ia harus segera pergi dari hadapan Devan, harus!
Sementara itu di dalam sebuah mobil mewah, sepasang mata coklat memperhatikan drama yang terjadi antara Alia dan Devan. Senyuman tipis mulai tersimpul di bibirnya seakan menikmati setiap kejadian yang menimpa keduanya.
"Sungguh pertunjukan yang menyenangkan, permainan akan segera dimulai," gumam Sam tersenyum menyeringai.
jangan bertempur dengan masa lalu karena terlalu berat