Kiki seorang gadis desa yang sederhana memiliki kemauan untuk merubah hidupnya. Ia memutuskan pergi ke ibu kota dengan hanya berbekal tekadnya yang kuat.
Ibu kota dalam bayangannya adalah sebuah tempat yang mampu mengabulkan mimpi setiap orang nyatanya membuatnya harus berkali-kali menelan kekecewaan apalagi semenjak ia dipertemukan dengan seorang lelaki bernama Rio.
Apa yang terjadi dengan kehidupan Kiki dan Rio? apakah keinginginan Kiki akan terwujud?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sephta Syani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 11
Kiki dan Lisa nampak sampai didepan kontrakan dengan menenteng kresek berisi makan siang mereka. Kiki segera mengetuk pintu kontrakan seraya mengucapkan salam.
" assalamualaikum... "
" waalaikumsalam... Sudah pulang nak? " ibu membuka pintu. Kiki melihat ada kekhawatiran dibalik pertanyaan sang ibu.
"alhamdulillah bu... " Kiki segera memeluk ibunya. ibu mengusap punggung Kiki. Ia tak mau membebani Kiki lagi. Di ajaknya Kiki segera masuk rumah. Lisa yang mengekor di belakang mereka nampak tersenyum menyaksikan kehangatan itu.
"mulai besok, kiki sudah bekerja bu. Alhamdulillah Kiki diterima kerja di sebuah cafe dekat dengan tempat kerja Lisa bu. " cerita Kiki pada ibunya segera. Ia tak mau terus membuat ibunya itu khawatir.
" alhamdulillah nak. Semoga Alloh memudahkan pekerjaanmu. "
"aamiin.... " Ujar Kiki dan Lisa berbarengan.
" sudah kita makan siang dulu yu. " ajak Lisa. Ia segera menyiapkan makanan yang tadi ia bawa.
Kiki dan ibunya mengangguk. Mereka pun segera menikmati makanan itu dengan lahap.
" nak, mulai besok kalian jangan membeli makanan lagi. Ibu kan ada dirumah. Jadi lebih baik kalian beli bahan makanan saja. Biar nanti ibu yang masak. "
" tapi nanti ibu cape. " Lisa menjawab perkataan ibunya Kiki.
" tidak nak, justru kalau ibu tak ada pekerjaan rasanya bosan. Kan disini ada alat masak, jadi ibu bisa masak untuk mengurangi rasa bosan. "
" iya baiklah. Ibu tinggal bilang saja apa bahan makanan yang harus di beli nanti kami belikan itu. " ujar Kiki.
" Lisa, karena aku sudah mendapat pekerjaan maka sesuai dengan janjiku bantu lagi aku mencari kontrakan ya. "
" kalau menurutku, sekarang kan kamu baru mau mulai bekerja. Maka lebih baik kau tinggal dulu disini. Nanti kalau kau sudah mendapatkan gaji kau baru pindah. " ujar Lisa.
" tapi aku tak mau terus merepotkan mu. "
" benar sekali nak, kami sudah banyak menyusahkan mu. " ibu ikut menimpali.
" sama sekali tak merepotkan. Kau tau kan aku sudah tak memiliki ibu dan saudara lagi. Melihat kalian ada disini aku serasa memiliki kembali ibu. " Lisa nampak sedih meskipun ia masih sempat menyunggingkan senyum di wajahnya.
Kiki dan ibu segera memeluk Lisa.
" Baiklah. kami akan tinggal disini. Bagi kami kau juga bukan sekedar teman tapi sudah seperti saudaraku sendiri. "
" sudah jangan bersedih lagi. Mulai besok pekerjaan rumah ibu yang kerjakan. Kalian jangan banyak pikiran. Pikirkan pekerjaan kalian saja. "
" tapi bu... "
" tak ada tapi. Ibu juga ingin menjadi berguna. Dan yang jelas ibu senang melakukannya. "
" baik bu. "
***
Sementara itu di desa, juragan Marta nampak berada di rumah Kiki. seorang pelayan menyuguhkan segelas teh dan cemilan ke hadapan juragan Marta.
Entah kenapa, juragan Marta sekarang jadi lebih sering berada di rumah Kiki daripada di rumahnya atau di rumah istri istrinya. Ia sendiri tak tahu kenapa dia lebih betah tinggal dirumah itu.
" rasanya jika berada di rumah ini. Hatiku selalu damai. " gumam juragan Marta sambil menyesap teh yang dihidangkan. Ia nampak mengedarkan pandanganya ke sekitar rumah. Ia segera memanggil pelayan. Pelayan segera menemui juragan Marta.
" kau harus merawat rumah ini dengan baik. Jangan sampai ada yang berubah. Bahkan semua tanaman di sini juga jangan sampai ada yang mati. "
" baik juragan. "
" aku akan mengecek pekerjaanku terlebih dahulu. "
Pelayan itu segera mengangguk. Setelah memberikan perintah juragan marta nampak berdiri dia melangkah pergi.
