Bagian pertama dari Kembar Pratomo Generasi Ke Delapan
Mandasari Pratomo, putri bungsu jaksa penuntut umum New York, Adrianto Pratomo, tidak menyangka pria yang dikiranya hendak melecehkan dirinya, ternyata hendak menolong. Ditambah, pria itu adalah anggota kopassus yang sedang pendidikan di Amerika dan Mandasari menghajar pria itu hingga keduanya masuk sel. Wirasana Gardapati tidak habis pikir ada gadis yang bar-bar nya nauzubillah dan berdarah Jawa. Akibat dari kasus ini pihak kopassus harus berhadapan dengan keluarga Pratomo. Namun dari ini juga, keduanya jadi dekat.
Generasi ke delapan Klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ditembak
"Kolonel James O'Connor itu Oom kamu?" Wira memastikan lagi ucapan Mandasari.
"Yup! Dia Oom aku." Gadis itu mengambil iPad nya dan memperlihatkan foto-foto James bersama ayahnya saat acara memancing di Maryland. "Ini orangnya."
Wira memejamkan matanya. Mati kau! Sudah ajak ribut nona random, terus kamu ajak ribut Oomnya! Memang kacau lu Wiro Sableng!
"Kamu kenapa? Apakah terjadi sesuatu antara kamu dan Oom James?" Mata coklat Mandasari menatap wajah Wira penuh selidik.
Wira mengusap tengkuknya. "Aku ... Habis berdebat soal taktik di lapangan dan kami ... Cukup keras ributnya."
Mandasari melongo. "Kamu ribut dengan Oom James ?"
Wira mengangguk.
"Siapa yang menang?"
"Kolonel James."
"Bagaimana dia bisa menang?"
"Ternyata taktik aku ada bolongnya, ada kelemahannya dan Kolonel James tahu itu." Wira tertawa kikuk. "Dia cuma bilang 'Anak muda, aku tahu kamu cerdas soal strategi tapi pengalaman adalah kunci dari militer. Kamu belum pernah mengalami neraka dunia, sementara aku sudah beberapa kali hampir kehilangan nyawa. Jadi, aku sudah pengalaman berbagai taktik dan bahkan kita harus kreatif di lapangan termasuk punya 26 backup plans seperti abjad'. Aku seperti kena gampar tanpa fisik yang kena."
Mandasari tersenyum. "Memang! Oom James pernah ditahan di Afghanistan, pernah hampir tewas di Sudan, di banyak daerah konflik bahkan hampir menjadi korban penculikan kartel narkoba di Kamboja saat hendak membebaskan anak wakil presiden yang disandera. Itu kasus paling menyebalkan! Karena anak polah bapak kepradah!"
Wira tertegun karena Mandasari tahu soal istilah Jawa. "Apakah seperti kamu? Yang masuk sel karena menghajar preman?"
"Eh, tolong sikit ye. Anak wakil presiden itu memang junkie dan parah! Beda konteks ! Sementara aku, membela diri ! Harus kamu bedakan, bung !" protes Mandasari.
"Eh, iya ... Beda cerita." Wira tersenyum. "So, nona random, kenapa tadi anda bilang itu kasus menyebalkan, yang anak wakil presiden?"
"Karena bokapnya menyalahkan tim Oom James atas kematian anaknya. Padahal saat mereka mendapatkan si anak, kondisinya sudah parah dengan overdosis berbagai macam zat adiktif di dalam tubuhnya bahkan dokter forensik pun sampai bingung mendapatkan apa saja yang ada di dalam darahnya," jawab Mandasari. "Dikira membebaskan anaknya itu, para anggota Navy Seals tidak berjibaku dengan keselamatan mereka juga?"
"Itu memang kasus menyebalkan!"
"Benar kan Wiro Sableng!"
Wira hendak membuka mulutnya ketika datang seorang pria dengan dandanan rapi dan wangi mendatangi mereka lalu langsung merangkul Mandasari. Pria itu pun mencium pipinya.
"Eh! Sopan dikit sama perempuan!" tegur Wira.
"Eh? Kok ada co ... Sari! Dia cowok itu kan? Yang kamu ajak DM di Insta?" seru pria itu heboh. "Hai, aku Oscar the Kadal kata Sari. Aku sahabatnya Sari dari SMA and I'm g@y. Kamu hetero atau bi ... Addduuuhhhh!" Oscar langsung memegang bahunya yang dipukul Mandasari.
"Radar g@y kamu rusak ya ! Dia hetero ! Normal ! Macam Daka ! Tidak semua cowok kamu ajak sodok belakang, Kadal!" omel Mandasari membuat Wira tertawa geli dengan ucapan random gadis itu. "Maaf, dia memang kadal !"
Wira tidak tahan lalu tertawa terbahak-bahak.
"Ya ampun, Sari sayang, dia sangat macho kalau tertawa. Siapa namanya ... Wira, yakin kamu tidak mau sama aku?" goda Oscar.
Wira berdehem lalu menatap Oscar. "Hai, Oscar. Perkenalkan aku Wirasana Gardapati, aku normal dan aku sedang melakukan pendekatan dengan nona random, sahabat kamu itu."
Mandasari dan Oscar melongo. "Are you f***** kidding me?" seru Mandasari heboh.
***
Mandasari menghabiskan minuman dinginnya setelah tadi dia merasa shock dengan ucapan los dol Wira tanpa tedeng aling-aling.
Note
Dalam bahasa Jawa, Los Dol artinya gas pol alias lanjut terus tidak usah kebanyakan mikir. Sementara "los dol" itu istilah Jawa Timur untuk sesuatu yang dibiarkan saja, diumbar. Terserah itu mau jalan kemana, mau melakukan apa saja, bebas dan dibebaskan, sampai "dol". Dol yang dimaksud di sini seperti 'mentok', atau 'rusak'( untuk benda ). Semacam di luar batas.
Sumber Google
"Kamu ... Mau pedekate sama aku?" tanya Mandasari setelah minumannya habis separuh.
"Iya. Apakah nona random keberatan?" senyum Wira.
"Tapi ...." Mandasari memajukan tubuhnya dan menatap Wira, "Apa kamu yakin? Aku bukan tipe gadis yang bisa kamu ajak menjadi Persit Kartika Chandra Kirana. Aku punya jiwa yang bebas, Wira. Bahkan aku sudah berencana untuk mengajar di Tokyo University usai lulus dari sini."
Wira terkejut. "Kamu mau jadi dosen?"
Mandasari mengangguk.
"Serius?"
"Serius, handsome. Sari ingin menjadi dosen di Jepang bukan pengacara atau jaksa seperti ayahnya. Dan dia sudah yakin sejak awal masuk Princeton," timpal Oscar.
Wira menatap dua orang di depannya dan tahu bahwa mereka mengatakan yang sejujurnya. Wira tidak habis pikir, bagaimana Mandasari yang anak orang kaya, anak keluarga Sultan, anak jaksa penuntut umum paling disegani di New York, malah memilih menjadi dosen? Ini sungguh diluar prediksi.
"Kamu ... tidak ada keinginan mengajar di Indonesia?" tanya Wira yang dijawab dengan gelengan.
"Aku mengambil jurusan antropologi Asia Timur. Sekarang aku tanya, apakah di UI atau UGM ada cabang mata kuliah itu? Pasti masuk global di Antropologi dan hanya sebagai mata kuliah tambahan. Sedangkan di Todai dan banyak kampus di Taiwan atau China atau Hongkong sekalipun, ada jurusan khusus itu. Lagipula, meskipun aku wong Jowo, aku belum ingin pulang ke Indonesia." Mandasari menatap Wira serius. "Belum mau pulang mendidik disana kalau masih carut marut ! Aku tidak bilang Princeton terbaik, tapi setidaknya pendidikan disini masih mending dari di kampus terkenal disana."
"Aku kira kamu tidak mengikuti berita di negara kita," ucap Wira.
"Hei, keluarga aku banyak di Jakarta tapi memang aku belum ingin ke Indonesia."
"Padahal di Indonesia lebih murah dan ada nasi uduk."
"Dengar Wiro Sableng, jelek-jelek begini, untuk masak nasi uduk, aku juga bisa ! Tanya Oscar ! Bahkan nasinya sangat pulen!"
Wira menoleh ke Oscar. "Benarkah?"
Oscar mengangguk. "Sari jago masak lho, terutama masakan Indonesia. Tante Raras yang mengajari dan kalau aku galau, pasti nginap di apartemen Sari yang selalu ada comfort food. Entah itu gado-gado, sayur asem, ikan bumbu kuning ... Masakan dia enak-enak!"
"Waaaahhh! Boleh dong aku mencoba masakan kamu," goda Wira.
"Sorry, Wiro Sableng, hanya boleh Oscar dan Daka yang masuk ke apartemen aku sama Papa. Kamu, harus ijin ke pak Adrianto Pratomo untuk bisa bertamu ke apartemen aku," senyum Mandasari.
"Kok gitu?" protes Wira.
"Rule is rule."
Oscar melihat keduanya sama-sama keras kepala dengan prinsip masing-masing. Entah kenapa dia gemas dengan keduanya. Kalau si mas tentara ini belok, boleh lah aku pacari.
***
Zürich Swiss
"Sari didatangi tentara itu?" Mandaka terkejut saat mendapatkan laporan pengawal bayangan Adrianto.
"Iya mas Manda. Mbak Sari tidak sendirian, ada Oscar juga kok menemani," lapor pengawal itu.
"Semoga tidak stress tuh tentara sama Sarimi," gumam Mandaka pening.
***
Yuhuuuu up Pagi Yaaaaaaaa gaeeesss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
kl ga prcya,tnya ka hana aja....😁😁😁
bentar lagi sarimi pasti terikat hatinya dengan Wiro sableng 😍😍