Aku tidak akan mencintaimu terlalu dalam,aku takut terluka untuk yang ke dua kalinya.
(RESYA PUTRI BAGASKARA)
Jangan pernah mencintaiku karena aku mencintai orang lain.
(ADAM ADITYA GUNAWAN)
Bagaimana kelanjutan kisah cinta antara Resya dan Adam yang rumit dan penuh lika liku...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DI RAZIA
Semuanya sedang sarapan...
"Sayang, Papi hari ini harus berangkat ke London," seru Papi Gatot.
"Loh kok mendadak banget sih, Pi?" rengek Echa.
"Maaf sayang, ada sedikit masalah di London jadi Papi harus berangkat ke sana," sambung Papi Gatot.
"Berapa lama Papi di London?" tanya Echa.
"Ga tau sayang, pokoknya Papi janji Papi secepatnya kembali lagi kesini," sahut Papi Gatot meyakinkan anak kesayangannya itu.
"Apa perlu Angga ikut Pi?" tanya Angga.
"Ga usah, perusahaan membutuhkan kamu jaga adik kamu baik-baik, kamu juga Dirga jangan godain adik kamu terus kasihan kan."
Papi Gatot menasehati anak-anaknya dan mendapatkan acungan jempol dari Angga dan Dirga.
"Terus kamu sayang jangan terlalu capek kalau perlu Papi kirim orang buat bantuin kamu di restoran."
"Ga usah Pi, makasih," tolak Echa.
"Ya sudah, Papi berangkat dulu ya!" seru Papi Gatot.
"Mau Dirga anterin Pi?"
"Ga perlu, Papi di anterin sama Pak Ujang."
Papi Gatot pun pergi, setelah sebelumnya mencium dan memeluk anak kesayangannya yang manja.
"Kalau gitu Abang juga berangkat sekarang, soalnya mau jemput Clara dulu," kata Angga yang langsung pergi tapi tidak lupa mencium dulu adiknya itu.
"Dek, jangan lupa bawa surat-surat kendaraannya yang lengkap soalnya hari ini ada Razia," seru Dirga sambil merapikan seragamnya.
"Oke Bang..."
"Abang berangkat duluan ya, sudah telat nih pasti temen-temen Abang sudah ada di lokasi," ujar Dirga sambil mencium kening adiknya.
Dirga, Angga, dan Papi Gatot memang sangat menyayangi Echa sudah menjadi kebiasaan kalau semua anggota keluarganya selalu mencium kening Echa sebelum pergi dan itu membuat Echa merasa beruntung mempunyai Papi dan Abang-abang yang sangat menyayanginya, meskipun tidak dipungkiri kalau Echa sangat merindukan kasih sayang seorang Ibu yang sama sekali tidak pernah Echa rasakan.
Saking asyiknya melamun, Echa sampai lupa sudah siang.
"Ya ampun sudah siang," gumam Echa.
Echa buru-buru langsung pergi dengan meninggalkan dompetnya di atas meja.
Echa menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang, di depan sudah terlihat barisan Polisi yang sedang merazia pengendara yang melanggar pelaturan.
Mobil Echa mendapat perintah untuk minggir ke tepi jalan oleh salah satu Polisi.
"Loh apa-apaan nih pake di pinggirin segala, emangnya dikira nih mobil ga lengkap apa?" gumam Echa.
Echa pun membuka kaca mobilnya...
"Selamat siang, maaf Mbak bisa tunjukan surat-suratnya," ujar salah satu Polisi.
"Ya ampun Pak, ini mobil lengkap tunggu sebentar," Echa merogoh isi dalam tasnya tapi ternyata tidak menemukan dompetnya.
"Aduhh..dompet aku ketinggalan di rumah, mati aku," Gumam Echa sambil menepuk jidatnya.
"Maaf Pak, dompet saya ketinggalan di rumah semua surat-suratnya ada di situ," kata Echa sambil menunduk.
"Ya sudah kalau begitu Mbak nya ikut saya, saya tilang karena Mbaknya tidak membawa kelengkapan surat-suratnya," kata Pak Polisi.
"Tapi Pak, saya lagi buru-buru surat-suratnya lengkap kok entar saya telpon ke rumah deh suruh anterin surat-suratnya kesini," rayu Echa.
"Maaf Mbak, setiap orang yang di tilang pasti alasannya seperti itu ketinggalan di rumah tapi pada kenyataannya kendaraannya bodong tidak ada suratnya sama sekali dan satu lagi Mbak jangan coba-coba mengelabui petugas, Mbak berniat mau kabur kan," tegas Pak Polisi itu.
"Ya ampun Pak, siapa juga yang mau kabur terus Bapak juga nuduh kalau kendaraan saya bodong sumpah Demi Alloh pak, dompet saya ketinggalan, kalau tidak percaya sekarang saya telpon rumah saya," bela Echa.
Tapi tiba-tiba saat Echa mau nelpon, dari arah belakangnya datang seseorang.
"Ada apa ini?"
Seseorang yang gagah, memakai kaca mata hitam dilengkapi masker sehingga menutupi wajahnya.
"Lapor Komandan, Mbak ini tidak mau di tilang membuat alasan surat-suratnya ketinggalan di rumah, dan mbak ini juga berusaha mengelabui petugas mau kabur," lapor seorang Polisi.
"Kamu kembali bertugas, Mbak ini biar saya yang urus," ucap pria itu.
"Siap laksanakan Komandan."
Polisi itu berlalu setelah sebelumnya memberikan hormat terlebih dahulu.
"Mbak sekarang ikut saya ke Pos," ucap sang komandan.
"Kok perasaan aku kenal suaranya, tapi siapa ya?" gumam Echa.
"Kenapa Mbak tidak membawa surat-surat?" suara bariton itu membuyarkan lamunan Echa.
"Pak, tadi saya sudah bilang kalau dompet saya ketinggalan di rumah tapi Bapaknya tidak percaya," sahut Echa.
"Apa gue kerjain aja nih cewek," gumamnya di dalam hati sambil tersenyum di balik maskernya.
Ya, ternyata pria itu tidak lain adalah Adam.
"Memang semua orang selalu beralasan ketinggalan di rumah kalau kena razia tapi kenyataannya itu semua bohong, terus Mbak ini juga pasti bohong kan? Mbak jangan coba-coba membohongi petugas!!" tegas Adam.
"Astagfirullohaladzim pak, saya ga bohong.
Ya sudahlah terserah Bapak mau percaya apa ga, sekarang urusannya gimana? ini sudah siang saya harus cepet-cepet ke restoran," keluh Echa.
"Kalau gitu, Mbak saya tilang," sahut Adam dengan suaranya yang tegas.
"Oke, sekarang mana surat tilangnya?" tanya Echa.
Tidak lama kemudian Adam memberikan surat tilangnya, Echa mengambil surat tilang itu tapi di saat Echa hendak pergi...
"Tunggu Mbak.." ujar Adam.
"Ada apa lagi sih Pak?" jawab Echa dengan malasnya.
Seketika Adam mengambil kunci mobil yang ada di tangan Echa.
"Sekalian sama mobilnya saya tahan," seru Adam sambil tersenyum di balik maskernya.
"Appaaaa....!! loh kok gitu? jangan bercanda deh Pak kalau mobilnya di tahan saya mau naik apa pergi ke restoran?" sahut Echa.
"Karena tadi Mbak mencoba untuk kabur jadi saya tahan mobil Mbak, taksi banyak Mbak gojeg juga ada tinggal pilih," sahut Adam dengan santainya.
"Tadi kan saya bilang, dompet saya ketinggalan di rumah kalau saya naik taksi atau gojeg ongkosnya dari mana? saya sama sekali ga pegang uang," Echa sudah mulai emosi.
Adam mengeluarkan dompetnya dan memberikan selembar uang seratus ribu.
"Nih, saya kasih ongkosnya buat naik taksi,"
Adam memberikan uangnya ke tangan Echa.
Echa cuman bisa melongo...
"Oh ya satu lagi, besok saya tunggu di POLRES dan jangan lupa bawa surat-suratnya," kata Adam sembari pergi meninggalkan Echa sambil bersiul karena berhasil ngerjain Echa.
"Aaarrrrggghhhh....nyebelin banget," teriak Echa.
Akhirnya mau tidak mau Echa memesan taksi dari aplikasi di ponselnya, sungguh hari ini adalah hari sial bagi Echa.
Hai...Hai...reader tercinta, gimana seru ga??
tetap sabar ya tunggu kelanjutannya..
di usahakan up tiap hari...☺☺
jangan lupa dukung terus dengan cara, kasih like, vote, n komen biar authornya makin semangat😍😍
Terima kasih....
LOVE YOU💞💞💞
Pokoknya sukses wat author dan selalu sehat juga dilancarkan rezekinya, aamiin....