NovelToon NovelToon
Tangan Nakal Daddy

Tangan Nakal Daddy

Status: tamat
Genre:Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Pelakor / Romansa / Tamat
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Momoy Dandelion

"Apa kamu takut?" tanya Mark sembari mengusap pipi Jessy yang memerah.

"Sedikit."

Jawaban Jessy membuat Mark merasa gemas. Wajah polos wanita itu benar-benar menarik.

"It's okay. Kita memang baru pertama melakukannya," kata Mark.

Jessy mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Ia tak kuasa menyaksikan tubuh indah Mark yang tampak kokoh sebagai tempat bersandar.

"Ayolah, kenapa kamu seperti malu-malu begini? Bukankah ini sudah biasa untukmu dan pacarmu?" tanya Mark yang melihat Jessy seakan tak mau melihatnya.

"Aku ... Belum pernah melakukan yang seperti in," lirih Jessy.

"Apa?" Mark terkejut. Ia kira hal semacam itu sudah biasa dilakukan orang yang telah berpacaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momoy Dandelion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11: Sugar Daddy

"Apa Bapak tidak merasa bersalah kepada keluarga Bapak?" tanya Jessy.

Mark tampak memandang lekat-lekat wanita muda yang cukup membuat kesabarannya habis. "Keluargaku akan baik-baik saja. Aku seorang kepala keluarga yang bertanggung jawab di rumah."

"Yang aku tanyakan tentang rasa bersalah Bapak terhadap keluarga, bukan masalah tanggung jawab," kata Jessy.

Mark menyunggingkan senyum. "Bagaimana kalau aku bilang ... Tidak? Aku tidak menyesal. Bukankah itu juga bukan urusanmu?"

Mark merasa urusannya telah selesai. Jika Jessy tidak mau keluar, dia yang akan keluar dari sana. "Nikmati waktumu di sini. Aku akan pergi sekarang," ucapnya.

"Aku mau!" seru Jessy seraya menahan tangan Mark.

Mark heran dengan wanita muda itu. "Maksudmu?"

"Kalau Bapak menginginkan teman tidur, aku bisa melakukannya." kata Jessy sembari menahan malu.

"Apa?" Mark tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Tidurlah denganku dan jadilah Sugar Daddy-ku?" pinta Jessy.

"Hahaha ... Minuman apa yang mereka berikan padamu sampai bicara ngelantur seperti ini? Pergilah sekarang!" perintah Mark.

Jessy menggeleng. "Katanya Bapak orang yang sangat kaya. Aku sedang butuh bantuan finansial yang memadahi."

"Kamu bilang keberadaanmu di sini bukan kemauanmu?" tanya Mark.

Jessy terdiam sesaat. "Setelah dipikir-pikir, aku tidak sanggup lagi. Aku butuh seseorang yang bisa diandalkan secara finansial dan bisa menjadi tempat bersandar."

"Aku yakin kamu tidak paham dengan apa yang barusan kamu katakan sendiri," kata Mark.

"Temanku ada yang seperti itu. Dia menjadi simpanan lelaki beristri," ucap Jessy. "Bapak bilang tidak masalah punya hubungan dengan wanita lain di luar rumah. Bukankah aku juga masuk kriteria wanita yang Bapak inginkan?"

Mark tidak memungkiri perkataan Jessy. "Benar. Kamu cantik dan menarik. Tapi, kamu terlalu muda untukku."

"Temanku bahkan menjadi simpanan lelaki yang 20 tahun lebih tua darinya, Pak!" timpal Jessy.

Mark memijat keningnya sendiri. "Ah! Apa aku harus mendengarkan ucapan anak kecil sepertimu?"

"Aku sudah 20 tahun."

"Itu usia yang masih sangat muda. Seharusnya kamu bebas bersenang-senang. Kalau kamu memilih terikat denganku, kebebasanmu akan hilang."

"Aku tahu resikonya. Asalkan kebutuhanku tercukupi, itu tidak masalah bagiku."

Jessy seakan telah mantap terhadap keputusannya.

Mark menatap kembali dengan serius ke arah Jessy. Tidak bisa dipungkiri jika ia tertarik dengan wanita muda itu. Sejak pertemuan pertamanya, Jessy telah menyita perhatiannya.

Tidak disangka ia bisa dipertemukan kembali dalam situasi yang memang Mark inginkan. Jessy menyerahkan dirinya sendiri kepadanya.

Jessy mengingatkannya kembali pada masa mudanya yang hilang. Ia menikah secara terpaksa karena perintah orang tua dan kepentingan bisnis.

Mark melewatkan masa-masa cinta remaja yang indah. Ketika bertemu Jessy, seolah ia kembali pada masa mudanya. Ingin rasanya ia menjalani percintaan masa muda dengan wanita secantik Jessy.

Ia hanya masih bimbang dan menimbang-nimbang apakah dirinya tidak terlalu jahat merebut Jessy dari dunianya? Jessy masih terlalu muda.

"Baiklah kalau itu maumu. Tunggu di sini sebentar!" kata Mark.

Mark melepaskan tangan Jessy yang sedari tadi memeganginya. Ia berjalan kembali ke arah kamar mandi meninggalkan Jessy.

Jessy menghela napas. Ia tidak tahu lagi dengan kegilaan yang sudah dilakukannya. Otaknya tak bisa berfungsi lagi. Ia benar-benar putus asa dengan kehidupannya.

Tak berapa lama kemudian, Mark kembali keluar dari dalam toilet dengan mengenakan pakaiannya kembali.

"Pakailah ini dan ikut aku!" Mark memakaikan mantel jaketnya untuk menutupi pakaian Jessy.

Mark menggandeng tangan Jessy dengan erat. Ia membawa wanita itu keluar dari kamar. Di depan pintu ada dua anak buah Madame Giselle yang tengah menunggu.

"Berikan ini untuk Madame Giselle," ucap Mark seraya memberikan secarik kertas kepada salah satu anak buah Madame Giselle.

Tanpa berkata-kata, Mark terus membawa Jessy berjalan keluar dari tempat milik Madame Giselle. Sepanjang langkah mereka menjadi pusat perhatian orang-orang yang kebetulan ada di sana.

"Bapak mau membawa saya kemana?" tanya Jessy.

"Nanti kamu akan tahu," katanya.

Mark meminta Jessy masuk ke dalam mobil mewahnya. Ia kembali membawa Jessy ke suatu tempat. Jessy tidak banyak bicara karena merasa canggung.

Ternyata, Mark membawanya ke sebuah mansion luas yang berada di kawasan hutan yang sepi, jauh dari rumah-rumah lain.

"Turunlah!" pinta Mark.

Jessy turun dari dalam mobil memandangi bangunan mansion yang tampak kokoh. Gaya arsitekturnya terlihat klasik khas bangunan-bangunan di Eropa. Meskipun malam hari, penerangan cahaya lampu mampu menampilkan keindahan mansion. Ia sudah mengira jika memang Mark sekaya itu.

"Selamat datang, Tuan."

Kehadiran mereka disambut beberapa pelayan rumah. Mark terus membawa Jessy masuk ke dalam kediamannya yang luas. Suasana di dalamnya lebih indah dan mewah dari pada dari luar.

Jessy menjadi ciut. Ia takut ada keluarga Mark yang tiba-tiba muncul dan melabraknya. Pandangannya ke sana kemari mencari penghuni yang lain.

"Kamu tidak perlu khawatir. Aku tinggal di sini bersama beberapa pelayan saja," kata Mark yang seolah bisa membaca isi hati Jessy.

Mark membawa Jessy ke dalam kamarnya. Kamar yang tertata rapi bak tempat tidur raja. Ia membantu Jessy melepaskan sweater dan menggantungnya di sisi lemari.

Mark memberikan segelas anggur kepada Jessy dan mengajaknya minum bersama. "Masih ada kesempatan jika kamu berubah pikiran. Keluar dari sini sebelum aku mengurungmu semalaman," kata Mark.

Jessy meneguk minumannya untuk mengurangi rasa gugup. Ia tak mau mundur lagi. Melihat kekayaan Mark dengan mata kepala sendiri meyakinkannya bahwa lelaki itu yang nantinya mampu membahagiakan dirinya.

"Aku sudah mantap dengan keputusanku," jawab Jessy.

Mark tersenyum. "Itu jawaban yang aku inginkan."

Lelaki itu menarik pinggang Jessy hingga tubuh mereka menjadi dekat. Tatapannya terlihat tajam dan penuh kekaguman.

"Aku masih penasaran, apakah kamu tidak merasa kasihan dengan pacarmu? Kamu akan menjadi teman tidur lelaki lain yang jauh lebih tua darimu," kata Mark.

Jessy berpikir sejenak. Tentu saja ia merasa bersalah pada Jason. Namun, melihat kerumitan hubungan di antara mereka, ia tidak punya pilihan lain.

"Pacarku masih muda. Dia tidak sekaya Bapak," kata Jessy.

Mark tersenyum. "Kamu memang wanita yang realistis. Aku menyukainya. Setelah malam ini, kamu akan kesulitan kembali pada kehidupanmu semula," katanya.

Mark menyibakkan helaian rambut Jessy dengan lembut. Jemarinya menelusuri wajah cantik dan tampak polos wanita muda itu. Bibir Jessy menariknya untuk melabuhkan sebuah kecupan di sana.

Pertemuan pertama bibir mereka terlihat canggung. Keduanya kembali bertatapan menghilangkan rasa canggung itu.

Sorot mata mereka seakan berbicara bahwa malam ini keduanya benar-benar akan menghabiskan malam bersama.

Kembali bibir mereka saling memagut dengan berani menghilangkan kecanggungan yang ada. Dua insan berbeda usia itu saling menikmati kehangatan bibir asing yang dipertemukan karena takdir.

1
Raflesia 4012
makasih hiburannya thoor/Sly/.selamat berkarya /Determined/
Yati Haryati
rumit bgt yak jdi jessi
Catur Rini
dasar jessy gatel, katanya gak mo ngrusak rmh tangga orng lain, mo dicium justin kok diem aja.....
Catur Rini
aneh ceritanya
Catur Rini
gobloknya jessy, orng yg biasa hidup mewah kok mo di ajak hidup kere, mbok ua punya otak tu dipaki to jess
Catur Rini
hah gemes,definisi org bodoh ni macam jessy
Catur Rini
katanya mahasiswa pinter, tapi pikirannya goblok, cerita harusnya disesuaikan dong sama karakter, mahasiswa sekarang tu pinter2, sebelum pergi ke negara orng tu mereka udh browsing dulu karakter negaranya, kan jd rancu ceritanya....padahal alurnya udh bagus lho...cuma agak rancu dikitlah.....
Catur Rini
ini kan ceritanya orng indo ya, kok mukanya bule semua, agak real dikitlah.....
Ayu Galih
Bagud alur ceritanya karya kk author is the best🤗🤗😍😍😍😍
Ana Rusliana
Luar biasa
♡Ñùř♡
suka🥰
Yuliana Rahmawati
Luar biasa
Dwisur
sentuhan pertamanya mana ..?
Dwisur
iih...Jesy..kok gitu sich .
realistis dunk
@Al**
/Good/
vj'z tri
what 😱😱😱😱😱
Sofiyana Sofi
plislah kalo buat tokoh cerita jgn yg baik kebangetan ya thor
Eva Nietha✌🏻
Jumpa lagi
Ibelmizzel
jessi terlalu Maruk😁😁😁
Ibelmizzel
Jessy murah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!