NovelToon NovelToon
Menikahi Lelaki Tunanetra

Menikahi Lelaki Tunanetra

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Badboy / Mafia / CEO
Popularitas:1M
Nilai: 4.9
Nama Author: alfajry

Kanazya Laurels, wanita yang hidup sendiri dari kecil. Ayahnya meninggal setelah ditinggal ibunya pergi.

Dia bertemu dengan seorang pria penjual bunga yang sangat tampan hingga membuatnya terpesona. Tetapi lelaki itu ternyata tunanetra.

Tak disangka, Kana setuju menikah dengan Krishan lantaran ia terhimpit dan butuh tempat tinggal. Tetapi pesona Krishan yang luar biasa itu, membuatnya jatuh cinta.

Masalah terus berdatangan saat Kana menyadari bahwa lelaki buta yang ia nikahi bukanlah orang sembarangan.

Siapa sebenarnya Krishan? Bagaimana cara dirinya melindungi istrinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfajry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dissapointed

Krishan membuka matanya, dia mendengar pintu rumah terbuka. Samar-samar mendengar Kana berbicara pada Marry.

Lalu ia mendengar kana memasuki kamarnya. Krishan tak bergeming di atas tempat tidurnya. Dia memperkirakan ini pukul 12 malam dan Kana baru pulang tanpa melihat keadaannya. Dia sedikit kecewa, namun juga menyesali perbuatannya yang mengisir Kana tadi. Krishan memilih memejamkan matanya lagi.

Kana keluar dari kamarnya, dia sudah mandi dan membersihkan diri dari alkohol dan rokok yang gampang tercium di hidung Krishan.

Kana ingin mengetuk tapi tidak ingin mengganggu tidur Krishan. Dengan perlahan dia membuka pintu Krishan tanpa membuat suara. Dia lalu mendekat pada Krishan yang tengah tertidur.

Perlahan Kana menempelkan telapak tangannya pada dahi Krishan, panasnya belum juga turun.

Kana mengambil handuk basah dan mengompres kening Krishan.

"Cepatlah sembuh.." lirihnya lalu menyentuh pipi Krishan dengan lembut.

Kana memandangi wajah Krishan yang terlelap. Wajah tampan yang menggugahnya. Ingin sekali dia menciumi wajah itu. Sungguh, Krishan adalah laki-laki yang sempurna di matanya. Senyumnya saja sudah sangat mempesona.

Tapi itulah dunia, tidak bisa sempurna. Pasti mempunyai kekurangan. Seperti Krishan yang buta.

Kana mengecup pipi Krishan, lalu ia naik ke tempat tidur, memiringkan tubuhnya, meletakkan kepalanya di atas telapak tangannya. Dia memandangi wajah lelap Krishan, sampai dia pun ikut tertidur di sana.

Dengkuran halus keluar dari mulut Kana, sudah yakin dia tidur, Krishan membuka matanya dan mengambil kain basah di keningnya.

Krishan menyelimuti tubuh Kana, wanita itu langsung bergerak mendekat kepelukan Krishan yang membeku.

Krishan tersenyum, dia lalu merapatkan tubuh Kana ke dekapannya. Dia menyapu wajah Kana dengan hidung mancungnya lalu berhenti di tempat yang ia sadari, itu bibir Kana.

Krishan diam, dia ingin sekali mengecup bibir itu, namun takut Kana terbangun. Dia lalu mencium kening Kana dan memilih tidur sebelum Kana terbangun.

~

Kana mengerjap, dia menggeliat namun tertahan saat merasa sesuatu yang besar berada di depannya.

Dengan malas Kana membuka matanya, mengerjap beberapa kali untuk menghilangkan kabur di matanya.

Kana membelalak saat ternyata dia menyadari bahwa kini tubuhnya di dekapan Krishan. Dia menahan napasnya, merasakan napas Krishan yang lembut berada di ubun-ubunnya.

Kana mendongak, memandang wajah Krishan yang tampan di pagi hari. Sesuatu yang ia tidak pernah lihat selama ini, sebab Krishan selalu keluar saat sudah mandi dan rapi.

Dia memegang dahi Krishan dan tersenyum saat panasnya sudah turun.

Kana merasa berat untuk bangkit, sebab dia merasa nyaman sekali berada di dekapan Krishan, tetapi jika lelaki itu bangun, bukankah itu akan menjadi hal yang memalukan baginya?

Dengan perlahan, Kana memindahkan lengan besar Krishan ke bawahnya, lalu dia bergerak dengan sangat hati-hati supaya Krishan tidak terbangun.

Dia melepas napasnya yang tertahan, akhirnya bisa bangkit tanpa membangunkam Krishan.

Kana membuka pintu dengan hati-hati, lalu keluar dan menutupnya dengan hati-hati pula. Dia langsung berhambur menuju kamarnya untuk bersiap kerja.

Sementara Krishan tengah tersenyum cerah. Baginya, malam tadi adalah hal yang paling menyenangkan hatinya.

Dia sebenarnya sudah terbangun sejak tadi, hanya saja dia ingin berlama-lama dengan Kana di dekapannya. Hal yang mungkin tidak akan terulang untuk kedua kalinya.

~

Kana mengendap-endap, keluar dari kamarnya dengan hati-hati. Dia tak ingin bertemu Krishan karena sedikit malu.

Dia melihat Krishan seperti biasa, menyeduh kopi di taman kecil tengah ruang.

Kana berjinjit dengan perlahan, dia sadar kalau telinga Krishan amat peka sampai bisa tahu dirinya datang.

Krishan yang baru mengangkat kopinya, tertahan sebab hidungnya mencium bau Kana, tetapi orangnya tidak muncul, sebab tidak mengeluarkan suara dari langkahnya.

"Jia.." panggil Krishan.

Kana mematung, dia bingung apakah harus menghampiri atau pergi saja pura-pura tidak tahu.

"Jia, kau kah?"

Kana mendesah, dia mengalah lalu melangkah mendekati Krishan.

"Sudah sembuh?" Tanya Kana basa-basi padahal dia jelas tahu.

"Sudah. Kau mau pergi kerja? Mau pergi bersama?"

"Ah, Krish, aku akan pergi bersama temanku."

"Siapa?" Tanya Krishan penasaran.

"Bastian. Aku pergi dulu, ya." Ucapnya lalu bangkit tanpa persetujuan Krishan.

"Jia.."

Kana berbalik, "iya?"

"Apa nanti malam kita bisa makan, berdua?" Pintanya dengan penuh harap.

"Tentu." Jawabnya.

Kana berlalu, meninggalkan Krishan dengan rahang yang mengeras.

"Kau dengar? Ikuti dia." Ucap Krishan lalu mencabut Earpiece di telinganya.

~

"Sudah menunggu lama? Maafkan aku." Ucap Kana lalu memasang seatbelt-nya.

"Tidak, aku juga baru sampai." Ucapnya lalu melirik ke rumah Kana. "Rumahmu indah." Pujinya lalu menjalankan mobilnya.

"Kana, apa kau sibuk nanti malam?"

"Tidak, kenapa?" Jawabnya tanpa berpikir.

"Aku ingin mengajakmu kesuatu tempat, apa kau mau?"

"Begitu? Baiklah aku mau." Ucapnya dengan menyunggingkan senyum.

"Nanti malam aku akan menjemputmu sepulang kerja. Aku akan mengajakmu ke tempat yang amat indah."

"Wah, aku penasaran sekali.." Terang Kana lalu mengulas senyumnya pada Bastian yang sangat baik hati dimatanya.

Saat malam hari, Krishan sudah berpakaian rapi dengan jas dan kemejanya. Dia juga sudah meminta anak buahnya untuk memesankan sebuah tempat yang indah untuk makan malam mereka. Mobilnya pula sudah terparkir di depan rumahnya.

Krishan berdiri di depan jendela, rasanya sudah tidak sabar menunggu Kana pulang dari kerjanya.

Tak lama, telepon rumah berdering. Dengan cepat Marry mengangkatnya lalu menemui Krishan.

"Tuan, Nyonya Kana menelpon.." ucapnya lalu pergi.

Krishan dengan hati riang berjalan mendekati telepon dan meraba hingga gagangnya ia letakkan di telinga.

"Jia, apa sudah pulang?"

"Krish, maafkan aku, ya. Temanku mengajak keluar malam ini, katanya ada acara keren di dekat sini. Kita undur jadi besok saja, tidak apa, kan?"

Senyum Krishan perlahan memudar, dia berdehem, mencoba memulihkan suaranya yang bisa saja terdengar menyedihkan.

"Iya, Jia. Tidak apa-apa. Kau nikmatilah waktumu." Ucapnya datar.

"Besok kita akan makan malam, aku akan membawamu ke tempat yang bagus, oke?"

"Iya baiklah." Ucapnya lalu menutup telepon.

Krishan masih berdiri disana, dia lalu mengendurkan dasinya dan melamun sebentar sambil beberapa kali menarik napas berat.

Krishan mengambil ponselnya di saku, lalu memencet satu nomor.

"Batalkan semua." Tukasnya lalu menyimpan lagi ponselnya, berjalan menuju kamar dan mengunci pintunya. Dia merasa amat kecewa. Namun tidak mau menyalahkan Kana. Menurutnya, Kana mau bersamanya saja sudah anugrah yang indah. Entah bagaimana nantinya jika Kana memilih pisah darinya, dia tidak bisa membayangkannya.

Ponsel Krishan bergetar.

"Tuan, Nyonya menuju salah satu taman malam pinggir kota berdua dengan pria itu."

"Awasi dia." Ucapnya lalu merebahkan tubuhnya, dia memilih tidur karena tidak suka membayangkan Kana bersama pria lain, apalagi Bastian selalu membuatnya tertawa.

Ingin sekali Krishan menghajar dan melenyapkan pria itu. Tapi dia urungkan, karena pria itu melindungi Kana malam itu dari Yohan. Hal yang tidak bisa dia lakukan.

Ponsel Krishan bergetar lagi, dia langsung mengangkatnya.

"Tuan, mereka belum mendapatkan donor mata, tuan."

Mendengar itu, Krishan mencampakkan ponselnya. Sudah berbulan-bulan dia menunggu, tapi belum juga mendapatkan donor mata.

Keinginannya sangat meningkat semenjak dia mengenal Kana. Dia ingin sekali hidup bersama wanita itu. Dia tak ingin Kana meninggalkannya karena muak bersama pria buta sepertinya.

TBC

1
Siti Aminah
Luar biasa
Anna Nurhasanah
direpeti means dicerewetin...
Herni Marianty
Luar biasa
Herni Marianty
Lumayan
Paytren Nury Cahyono
Aku rela nonton iklan sampai habis thor
Paytren Nury Cahyono
😍😍😍
Rahmi Mamimima
keren bgt critanya
Rahmi Mamimima
ganasss juga si kana
Rahmi Mamimima
🤣lgsg di ulti
Rahmi Mamimima
kereenn
Rahmi Mamimima
ksian kana
Rahmi Mamimima
🤣🤣 suamimu trllu galak
Rahmi Mamimima
🤣
nah loohh .. bini' mu sdh angkat bicara
Rahmi Mamimima
🤣
Rahmi Mamimima
eh 🤣🤣
Rahmi Mamimima
si kana juga aneh . jelas2 ada supir d depan mata bisa2nya malah milik taksi
Rahmi Mamimima
di repeti itu apa sih?aq g tau
Rahmi Mamimima
Luar biasa
Rahmi Mamimima
yg d gibahin suaminya sendiri 🤣
Rahmi Mamimima
🤣🤣 ide bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!