NovelToon NovelToon
MAS BERONDONG, I LOVE YOU

MAS BERONDONG, I LOVE YOU

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Berondong / Beda Usia / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Enemy to Lovers
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nanadoongies

Orang bilang Abel yang jatuh cinta duluan dengan gombalan-gombalan itu, tapi Abi juga tahu kalau yang rela melakukan apa saja demi membuat Abel senang itu Laksa.
.
Berawal dari gombalan-gombalan asbun yang dilontarkan Abel, Laksa jadi sedikit tertarik kepadanya. Tapi anehnya, giliran dikejar balik kok Abel malah kabur-kaburan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nanadoongies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 2

Laksa baru saja selesai buang air kecil ketika tidak sengaja menemukan Abel tengah bercengkerama dengan seseorang. Kalau dilihat dari perubahan atmosfer di sekitar, agaknya obrolan mereka cukup serius.

Meskipun cukup penasaran-sedikit sih, namun Laksa memilih berlalu ketimbang si petasan banting itu menciptakan masalah baru untuknya. Gini-gini, Laksa punya misi khusus : Berjauhan dengan Abel minimal 1m jaraknya.

"LAKSA!"

Yang dipanggil kontan memejamkan mata.

Harus banget dia mencium keberadaan gue sekarang?

"Eh, jalannya jangan cepet-cepet dong! Gue tahu lo tinggi kayak menara sutet, tapi plis, hargai kakak pendamping lo yang kecil, mungil dan amat sangat menggemaskan ini."

"Nggak penting banget."

"Jangan gitu. Gini-gini, gue yang bakal menanggung bala dari kesalahan lo-lo pada."

"Oh, ya, trims."

Abel berusaha menyejajari langkah Laksa dengan kepala goyang-goyang. Bentukannya sudah sebelas dua belas dengan boneka penghias mobil. Laksa jadi tidak tahan untuk tidak mendengus sebal karenanya.

"Lo sama Abi tadi ngobrolin apa?"

Dengan tinggi tak seberapa itu-180cm vs 160cm- Abel jadi harus mendongak setiap kali mengajak Laksa bicara.

"Kepo."

"Hah, lo ngomong apa? Jangan kecil-kecil dong suaranya, gue nggak bisa denger kalau lo ngomong kayak gitu."

"Bukan urusan lo."

"Eh, ini tuh bukan masalah urusan gue atau nggak, tapi lo sama Abi tuh sama-sama anak gugus gue. Udah jadi tanggung jawab gue buat ingetin kalian biar nggak kena tegur kayak tadi."

"Gue nggak akan takut cuma karena teguran kayak gitu."

Abel menarik lengan Laksa sampai si jangkung itu hampir menabraknya.

"Megantara Samudra Laksa, anak gugus gue yang paling sleepcall-able dibandingkan yang lain, selama tiga hari ini tolong jaga sikap dulu, ya? Gue tahu pemaparan materinya agak bikin ngantuk, tapi plis jangan ngobrol sendiri apalagi sampai tidur. Hargain temen-temen gue yang udah susah payah siapin ini buat kalian. Sama-sama menghargai aja, oke?"

Laksa menarik lengannya cukup kasar, membuat Abel malah tertarik hingga menabrak dadanya.

"Berisik."

"Laksa?"

Yang lebih muda menjawab dengan mengangkat alisnya.

"I love your smell, btw. Rasanya cukup nyegerin di tengah cuaca panas yang bikin sakit kepala ini."

"Out of topic," ujarnya setengah gugup.

"Tapi serius, gue suka sama baunya."

"Kayaknya lo emang mabuk kecubung deh."

Laksa berlalu. Dia sempat mengepalkan tangan untuk melampiaskan rasa gugupnya. Sial! Ternyata Abel jauh lebih merepotkan daripada dugaannya.

***

"Bisa-bisanya baru hari pertama udah ada yang berani nginjek-injek kita. Pendamping gugus pada becus ngurusin anak-anaknya nggak sih? Malu-maluin kepengurusan aja. Kalau keberatan jadi kakak pendamping, mending cabut! Gue nggak butuh anggota nggak kompeten kayak gini. Sekali lagi kejadian, siap-siap terima hukuman dari gue."

Pernyataan Bian terdengar seperti ultimatum yang tidak bisa dibantah sekalipun harus mengguncangkan dunia. Meskipun peringatan itu ditunjukkan untuk Abel seorang, tapi semua orang jadi tegang karenanya.

"Paham, 'kan, Bel?"

"Paham."

"Ingetin anggota gugus masing-masing buat berangkat lebih pagi dan bawa peralatan sesuai kesepakatan bersama. Yang kelewatan atau kurang tertib langsung jemur di lapangan. Gue nggak mau lihat anak-anak yang susah diatur."

"SIAP!"

"Eval gue cukupkan sampai di sini. Gue harap nggak ada yang main-main sekalipun dilarang pake kekerasan."

"SIAP!"

Sekretariat mulai sepi, hanya menyisakan Bian, Anjani dan Abel. Itu pun karena dua gadis itu sempat berbincang-bincang sembari memakai sepatu.

"Bel, pulang bareng yuk?"

Yang menoleh lebih dulu bukan Abel, melainkan Anjani. Gadis IPA 3 itu bahkan sempat bolak-balik menatap dua insan di sampingnya.

"Gue pulang bareng Anjani."

"Bel."

Abel ditarik hingga dia hampir terpelanting. Ketika berhadapan, dia pandangi Bian dengan wajah kesal. Meskipun bukan pertama kali, sengatan kalimat Bian tetap saja menyakitkan.

"Gue mau pulang."

"Gue tahu nggak seharusnya gue ngomong kayak tadi, tapi kalau harus kelihatan lembut, nanti orang-orang bakal berpikiran kalau gue pilih kasih sama lo. Gue bener-bener nggak bermaksud kayak gitu, Bel. Maafin gue, ya."

"Hak lo mau ngomong kayak gimana. Terlepas dari cara penyampaian lo, anak gugus gue emang bikin salah."

"Bel, jangan kayak gitu. Lo tahu, 'kan, apa posisi gue sekarang? Udah nggak bisa condong ke lo meskipun kita cukup dekat."

"Lah, nggak akan yang nyuruh lo buat memprioritaskan gue tuh!" Abel menelengkan kepala. Sekilas seringaian tipis terbit dari ujung bibirnya.

"Gue tahu kalau lo marah, tapi gue nggak punya pilihan lain. Situasinya bener-bener-"

Abel lebih dulu memotong ucapan Bian dengan mengangkat tangannya.

"Bi, kayaknya lo yang terlalu overthinking deh. Gue nggak mikir apa-apa, jadi jangan minta maaf mulu."

"Makanya ayo pulang sama gue."

Anjani kontan melambaikan tangannya. "Hello, Anjani masih ada di sini. Meskipun belum punya surat izin, tapi gue nggak pernah ugal-ugalan kok, Pak. Jadi bisa dipastikan kalau Abel akan pulang dengan selamat aman sentosa meskipun nggak dianterin sama lo. Dramatisnya udahan dulu, ya. Keburu maghrib nanti kena omel emak gue. Bye."

"ABEL!"

Begitu sedikit menjauh, Anjani langsung bergidik tanpa perlu menyembunyikannya lagi.

"Dramatis banget, anying! Daripada jadi ketua OSIS mending suruh casting jadi pemeran film pintu berkah aja deh."

"Ahaha, sial."

"Kenapa lo bisa deket sama manusia kayak dia sih, Bel? Jadi anggotanya aja udah ngerepotin, malah ketambahan jadi temen deketnya juga. Nggak gantung diri di pohon toge aja udah sujud syukur lo."

"Kalau kayak gitu, berarti lo setuju dong kalau gue sama Laksa?"

Anjani yang tengah menyalakan mesin motor kontan mendengus. "Lo beneran mabuk kecubung, ya?"

"Ahahaha, kenapa sih?"

"Omongan lo kayak orang nge-fly anying!"

"KAMPRET!"

1
ren_iren
kok aneh, padahal laksa liat Abel diikat sm tutup matanya masih aja dimarahin...
ren_iren: nanti bucin mampus sampe keurat2 nadi kapok lo sa.... 🤭
total 2 replies
Nanadoongies
kritik dan saran sangat amat dianjurkan, ya. jadi jangan sungkan buat ngoceh di kolom komentar.
Nanadoongies
Jangan lupa tinggalkan jejak, teman-teman
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!