"Jika kamu tidak mau menikah dengan Louis secara suka rela, anggap saja ini sebagai tanda balas budimu karena aku telah membiayai seluruh pengobatan ibumu."
Perkataan Fradella membuat dunia Irene runtuh. Baru saja dia bahagia melihat ibunya bisa berjalan kembali, tapi kini Irene harus ditimpa cobaan lagi.
Menikah bukanlah sesuatu yang mudah. Menyatukan dua insan yang berbeda, dua kepribadian menjadi satu dan saling melengkapi kekurangan masing-masing itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Bagaimana dengan nasib Irene setelah pernikahannya dengan Louis. Pernikahan antara pelayan dan sang presdir, akankah berjalan layaknya pernikahan pada umumnya?
Lalu akankah Louis membukakan hatinya untuk Irene setelah mereka menikah? Ikuti kisah Irene dan Louis disini ya🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risna afrianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DASI MERAH
Tiba di rumah keluarga Chen, benar saja di sana sudah ada Else Chen yang siap memakan Irene Yu.
“Ya Tuhan, apa dosaku sudah di hadapkan dengan harimau betina pagi – pagi sekali.” batin Irene dalam hati.
Dengan santai Antoni Feng keluar dari mobilnya dan menyapa istrinya.
“Hay sayang, menunggu lama ya?”
Antoni menghampiri Else merangkul bahunya berjalan memasuki rumah. Irene masih gemetar dan belum bergeming dari tempatnya berdiri.
“Hay." Nara mengagetkan Irene.
“Ada apa?” tanyanya lagi.
“Kenapa aku harus berhadapan dengan harimau padahal masih pagi.” Irene ngelantur.
“Hah harimau, yang benar kamu. Hih kok serem si jadi takut.” Nara masih belum tahu harimau yang di maksud Irene.
Irene memulai pekerjannya, membersihkan dapur lalu memasak menu sarapan untuk Nyoya Fradella. Irene hanya menyiapkan semangkuk bubur sesuai permintaan dari Nyonya besar. Saat akan mengantarkan sarapan untuk Nyonya besar,tiba- tiba Else menghampirinya .
“Kamu mencoba merayu Tuan Antoni ya.” suara Else dengan nada tinggi.
“Maafkan saya Nona bukan seperti itu, maafkan saya.” Irene menunduk takut.
“Awas ya kamu kalau berani merayu Tuan Antoni lagi.” Ancam Else.
Else meninggalkan Irene, para pelayan yang menguping pun keluar dari tempat persembunyian mereka.
“Apa yang terjadi Irene?” Casie bertanya penasaran.
Irene menceritakan yang sebenarnya terjadi kepada mereka, belum selesai dia teringat akan Nyonya Fradella.
“Aku harus mengantarkan ini.” Irene dengan cepat menuju kamar Nyonya Fradella.
Tok.. tok.. tok..
“Masuk.” ucap Fradella dalam.
“Ini sarapan Nyonya, maafkan saya karena terlambat." tutur Irene.
“Tidak apa – apa Irene. Sebagai tanda maaf , kamu maukan menyuapi saya.” pinta Fradella.
“Baik Nyonya." Dengan patuh Irene mengiyakan permintaan sang Nyonya besar.
Dengan penuh hati – hati Irene menyuapi Nyonya Fradella bubur. Irene mengerti Nyonya besarnya ini selalu bersikap manja tiap kali sakit. Bekerja 3 tahun di rumah keluarga Chen membuat Irene mengenal sang Nyonya Besar lebih dalam.
“Irene, bagaimana Louis di mata kamu?” Tanya Nyonya Fradella tiba – tiba.
“Emm.. Tuan Louis orang yang baik Nyonya." jawab Irene asal.
“Jawablah yang jujur Irene, sesuai dengan pandangan kamu selama ini." ucap Fradella.
“Tuan Muda memang orang yang baik Nyonya, dia juga orang yang tekun dan juga berbakat.” jawab Irene ragu – ragu.
“Apa kau menyukai putraku?” tanya Fradella kepada Irene.
“Hah.. ehh tentunya Nyonya, dia adalah Tuan Muda Chen jadi kami para pelayan pasti menyukainya.” jawab Irene tanpa berpikir dulu.
“Aku ingin jawaban yang berasal dari dirimu pribadi." pinta Fradella.
Irene hanya diam tak menjawab pertanyaan dari Nyonya Besar. Bibirnya kaku tak bersuara, dirinya tak tahu arah pembicaraan dari Nyonya Besarnya ini.
“Maafkan saya, kamu tidak perlu menjawabnya.” ucap Fradella setelah melihat kekosongan di mata wanita itu.
“Irene, buatkan saya teh hijau.” perintah Fradella sebelum ia pergi meninggalkan kamad Nyonya Besar nya.
Irene segera keluar dari kamar Nyonya Fradella, dirinya masih tak habis fikir dengan pertanyaan dari Nyonya Besarnya. Irene mencoba menerka nerka arah pembicaraannya dengan Nyonya Besar, dia berfikir mungkinkah dirinya akan dijodohkan dengan Tuan Muda Chen.
”Tidak, tidak, itu tidaklah mungkin. Berfikir apa aku ini." Dengan cepat Irene menghentikan pemikirannya yang mustahil itu.
Irene cepat – cepat kembali ke dapur saat mendengar suara hentakan kaki mulai mendekat. Irene takut mungkin itu Tuan Antoni, dia tidak ingin Nona Else salah paham lagi dengannya. Dia tidak ingin kejadian tadi pagi terulang kembali.
“Heh Irene.” belum sampai dapur Tuan Muda Louis memanggilnya.
Mendengar penggilan Tuan Mudanya tubuh Irene membeku, dirinya heran kenapa dia sangat gugup berhadapan dengan Tuan Louis.
"Kamu mendengar saya tidak.” panggil Louis lagi karena Irene tak kunjung membalikkan badannya.
“Iya Tuan Muda, anda perlu apa?” suara Irene gugup.
“Tolong carikan dasi merahku” perintah Louis
"Baik Tuan .”jawab Irene gugup.
Dengan cepat Irene bergegas meninggalkan Tuan Muda Louis. Dirinya masih heran apa yang terjadi padanya, kenapa dia harus gugup bertemu Tuan Muda.
suka dg kisahnya yg tdk memperdulikan kasta