Kegaduhan dunia sihir membawa malapetaka di dunia manusia, petualangan seorang gadis yang bernama Erika Hesly dan teman temannya untuk menghentikan kekacauan keseimbangan dunia nyata dan sihir.
apakah yang akan dilakukan Erika untuk menyelamatkan keduannya? mampukah seorang gadis berusia 16 tahun menghentikan kekacauan keseimbangan alam semesta?
Novel ini terinspirasi dari novel dan film Harry Potter, jadi jika kalian menyukai dunia fantasi seperti Harry Potter maka kalian wajib baca yaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elicia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 2
Brakk..
"Dasar sombong, kau kira aku tidak bisa mengalahkan mu huh?" siswa laki-laki itu melempar nampan makanannya kearah rombongan siswa yang baru datang.
rombongan itu hanya tertawa melihat bocah itu emosi, nampan yang semulanya terlempar kini melayang didepan sang bocah.
"tidak usah membuang tenaga, simpan saja tenagamu untuk membuat peralatan peralatan tidak berguna itu" siswa lain dari rombongan sepertinya berhasil menyulut emosi sang bocah.
"Mudblood" oceh mereka kemudian tertawa terbahak bahak
Nampan yang melayang itu kembali ke tangan sang bocah, membuat bocah itu semakin naik pitam.
kekacauan ini terjadi setelah rombongan Kelas Sorcerer memasuki kantin, rombongan yang dikenal sebagai darah Pure boold itu mengambil kursi yang sudah di duduki oleh kelas Witcher membuat sang pemilik kursi naik pitam dan membuat keributan, selain itu mereka juga menambah kata kata ejekan pada kelas Witcher seperti mudblood dan cacat, dan terjadilah keributan yang kini menjadi pusat perhatian seisi kantin.
aku yang duduk di pojok kantin dengan Etor hanya bisa memperhatikan kekacauan itu, karena tentunya kelas yang sering disebut kutu buku seperti kami tidak bisa melakukan apapun untuk membantu. Tidak ada yang berani ikut campur dalam kekacauan antara kelas Sorcerer dan kelas Witcher selain...
ha~ho-o~...haA aaa~~
Crang
saat salah satu siswa kelas Sorcerer yang ingin minum di gelasnya terhuyung ke belakang karena gelasnya yang pecah dan hancur.
"oh fish!" siswa itu mengumpat karena tau siapa yang berani menentang mereka.
Siren, satu satunya kelas yang kekuasaannya hampir setara dengan kelas Sorcerer, kelas yang misterius karena asrama dan tempat kelas mereka yang berbeda dengan kelas yang lainnya.
"oh maaf aku hanya berlatih bernyanyi" ucap seorang gadis dengan mata biru laut.
Gadis itu berparas cantik dengan rambut panjang bergelombang, entah kenapa tapi kecantikannya bagaikan lautan yang tenang namun menghanyutkan.
Gadis itu mendekat kearah siswa laki-laki yang paling menonjol di kelas Sorcerer.
"apakah anda terpana tuan muda?" ucap gadis saat mendekat.
"kukira kantin Akademi yang kurang bersih karena berbau amis, ternyata ada gerombolan ikan yang masuk kemari" balas siswa laki-laki itu dengan berani.
keadaan menjadi kembali gaduh karena kedatangan kelas Siren yang menginterupsi kekacauan sebelumnya.
"berhati hatilah aku takut kalian akan dimakan kucing akademi jika sering naik ke daratan" ejeknya membuat teman temannya tertawa.
Siswi Siren itu memutar bola matanya, sedikit rasa kesal timbul di dalam dirinya.
"kami hanya bernyanyi, dan kami bukan ikan, dasar kau Dukun" balas siswi itu mencemooh.
"amis sekali" ucap siswa laki-laki itu menutup hidungnya dan mengibas-ngibaskan telapak tangannya di depan wajah, seolah olah mengusir bau busuk.
"kau-" ucapan siswi Siren itu terpotong saat rombongan profesor memasuki aula kantin
Semua siswa dan siswi mengambil tempat masing masing untuk duduk dan makan siang.
"apa menurutmu para profesor akan memarahi mereka yang membuat kekacauan?" tanyaku berbisik kepada Etor.
"entahlah, tapi para penyihir itu sudah merapikan kembali kekacauan yang mereka buat, jadi kemungkinan tidak" jawabnya
Para profesor mengambil tempat untuk duduk di kursi mereka, kepala sekolah berpidato sebentar kepada para muridnya, setelah mengucapkan beberapa kata dia mengangkat gelas membuat makanan tersaji di meja kami secara ajaib.
"makanlah, dan nikmati hari pertama kalian di Akademi Gilforda" ucap Kepala sekolah mengakhiri pidatonya.
Kami dengan gembira memakan makanan yang disajikan dengan sesekali berbincang satu sama lain.
aku mengedarkan pandanganku kearah murid lain, mereka sangat gembira seolah olah lupa kejadian sebelumnya. Sampai mataku tak sengaja bertemu dengan mata hijau yang memandangku dengan pandangan...aneh?
Dia laki-laki yang membuat kekacauan tadi, laki-laki dari kelas Sorcerer. Aku mengalihkan pandanganku dan melihat kearah Etor.
"hey...apakah kau kenal dengan laki-laki yang membuat keributan tadi?" tanyaku
"dari kelas mana?" tanya Etor sembari membenarkan kacamata tebalnya.
"kelas Sorcerer" aku menjawabnya dengan sedikit berbisik, takut jika tiba-tiba dikira mencari gara gara dengan mereka.
"kau tidak mengenalnya?" Etor bertanya dengan nada tidak percaya, mulutnya penuh dengan makanan membuat dia seperti tupai
Aku mengagguk untuk menjawab pertanyaan Etor, hal itu membuat mata Etor terbelalak dan hampir memutahkan makanan di dalam mulutnya
"semua orang mengenalnya, dia keturunan asli dari penyihir legendaris yang menyelamatkan Akademi ini saat perang 20 tahun yang lalu" ucapnya setelah susah payah menelan makanan di mulutnya.
"memangnya siapa dia?" tanyaku benar benar tidak tahu siapa dia.
"Alzer anak dari penyihir legendaris yang namanya tercatat di buku sejarah Akademi Gilforda" jawabnya dengan sungguh sungguh
mendengar itu membuatku melihat kearah laki-laki yang kami bicarakan, laki-laki itu sedang tertawa dengan temannya sebelum matanya kembali bertemu dengan mataku.
Pandangan itu sedikit membuatku dihantui rasa tidak nyaman, entah itu takut ataupun risih, aku berharap aku bisa terbebas dari ancaman apapun yang anak itu berikan apabila aku bertemu dengannya.