Hidup di tengah-tengah para Pria yang super Possessive tidak membuat Soraya Aleysia Abigail Jonshon merasa Terkekang Ataupun diatur. Karena hanya dia satu-satunya perempuan yang hidup di keluarga itu, baik Ayah maupun kakak-kakaknya, mereka menjaganya dengan super ketat . Bagi mereka, Raya adalah anugrah Tuhan yang harus benar-benar dijaga, gadis itu peninggalan dari Bunda mereka yang telah lama meninggal setelah melahirkan sosok malaikat di tengah-tengah mereka saat ini.
Raya adalah sosok gadis jelmaan dari bundanya. Parasnya yang cantik dan mempesona persis seperti bundanya saat muda. Maka dari Itu baik Ayah maupun Kakak-kakaknya mereka selalu mengawasi Raya dimanapun Gadis itu berada. Secara tidak langsung mereka menjadi Bodyguard untuk adik mereka sendiri.
Penasaran sama kisahnya? kuylah langsung baca.....!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2_Pusat Perhatian
Mobil Sedan berwarna Hitam metalik memasuki area parkiran Kampus dan itu berhasil menarik perhatian Mahasiswa yang berada di sana. Tak berselang lama, dua Mobil Sport keluaran terbaru berhenti tepat di samping mobil sedan berwarna hitam tadi. Semua pasang mata tertuju pada ketiga mobil asing yang terparkir di parkiran kampus mereka.
" Ayah tadi kan Aya sudah bilang turunin Aya di depan gerbang kampus aja gak usah masuk ke parkiran segala," Protes Raya sambil memanyunkan bibirnya " Lihat, Kak Rei sama Kak Randi juga ikut ikutan kesini juga kan?!" Lanjutnya dengan wajah kesal.
" Tapi Ayah mau mastiin kamu masuk kampus dengan selamat Sayang," Jawab sang Ayah " Dan masalah kakak-kakak kamu biarkan Saja toh gak ada yang salah."
Raya menghentakkan kakinya tak suka " Tapi Sekarang kita jadi pusat perhatian Ayah, Aya nggak suka!"
" Kamu seperti tidak tahu sifat Kakak-kakakmu saja, salahmu sendiri kenapa tidak mau di antar salah satu dari mereka?"
" Aya pusing liat mereka ribut. Mangkanya Aya mau berangkat bareng Ayah. Emang Ayah izinin Aya kalo Aya berangkat sendiri? Enggak kan?!"
Ayah Liam mengacak rambut putri semata wayangnya dengan Gemas" Itu kamu tau sendiri jawabannya, Yaudah Ayo turun." Ajak Ayah Liam pada Raya.
Raya turun dari mobil, matanya langsung di suguhkan dengan kerumunan mahasiswa lainnya yang berada di area parkiran kampus. Raya mendesah lalu mengitari sebagian mobil menghampiri Ayah dan Kakak-kakaknya.
" Kenapa kamu meninggalkan kami?" Rei berdecak pinggang setelah melihat sosok Adik perempuannya yang terlihat muram dan tak bersemangat.
" Aya nggak ninggalin Kak Rei sama kak Randi kok! Buktinya kita tiba di kampus secara bersamaan!" Jawab Raya.
" Tapi kamu tetep ninggalin kami Sugar," Sahut Randi yang ikut mengomel pada Raya.
" Ayah," Rengek Raya karena tidak suka dengan sikap Posesif kakaknya yang sudah kambuh.
" Rei, Randi jangan terus terusan menyalahkan Cia. Apa kalian tidak lihat Adik kalian itu sudah kelelahan? Jangan membuat Cia semakin letih dengan perkataan kalian." Tegas Ayah Liam.
Rei dan Randi dengan cepat menghampiri Adik perempuannya itu raut wajah mereka menjadi gelisah dan cemas saat melihat wajah adiknya sedikit pucat.
" Sugar jika kamu tidak sehat lebih baik hari ini kamu tidak usah masuk. Kamu istirahat saja di Rumah dan Kak Randi Akan buatkan Resep obat untuk kamu." Randi memeriksa keadaan Raya dengan mengecek suhu tubuhnya dan denyut nadinya.
" Yang di ucapkan Randi itu benar Amour, lebih baik kamu pulang dan istirahat yang cukup. Masalah dengan pihak kampus biar Kak Rei yang Urus." Kini giliran Rei yang memeriksa keadaan Raya. Tangannya terulur menyentuh kening Raya untuk memastikan suhu tubuh Adiknya itu.
Sedangkan sang Ayah? Dia hanya bisa menggelengkan kepalanya saja. Baginya ini bukanlah pemandangan hal yang baru, ini sudah rutinitas biasa Anak laki lakinya jika mendapati kondisi Adiknya yang sedang bermasalah.
Raya menghempaskan tangan kedua kakaknya lalu berlari kearah Ayahnya, meminta perlindungan darinya " Tadi aja pas di rumah Kak Rei sama Kak Randi kekeh nyuruh Aya berangkat kekampus. Nah sekarang pas Raya di kampus kalian nyuruh Aya buat pulang, Aya gak mau! Lagian udah terlanjur ke kampus Juga!" Tolak Raya dengan melipat tangan di dadanya.
" Tapi kamu lagi kurang sehat Sugar, dan kamu harus banyak istirahat. Lebih baik kita pulang kerumah sekarang juga" Jelas Randi.
" Iya Amour, lebih baik kamu pulang dan istirahat yang cukup di rumah." Timpal Rei yang membenarkan perkataan Adik laki lakinya.
" Iihhhh Aya gak mau. Lebih baik kalian berdua cepat pergi dari sini! Aya baik baik aja kok! Justru kepala Aya semakin pusing dan terasa mau pecah kalo terus terusan denger ocehan kalian. Kak Rei sama kak Randi kan ada Rapat? Yaudah sana pergi tar keburu telat lagi!"
Raya terpaksa berkata seperti itu jika tidak, dia akan terus terusan mendengarkan ocehan kakak-kakaknya yang tak ada ujungnya. Ke biasan dan Ke posesifan kakak-kakaknya membuat Raya sadar betul tindakan Apa yang akan kakak-kakaknya lakukan jika Raya membiarkan mereka masih bersamanya. Maka dari itu Raya berkata seperti itu dan meminta perlindungan dari Ayahnya. Hanya Ayahnya lah yang bisa menolongnya dari keposesifan kakak-kakaknya.
" Rei, Randi yang dibilang Cia itu ada benarnya lebih baik kita segera pergi dari sini. kebetulan sebentar lagi Cia juga masuk." Ucap Sang Ayah.
" Baik Ayah," jawab mereka serempak.
Dua gadis yang tak jauh dari tempat Raya berada ikut nimbrung saat melihat sosok perempuan yang tak asing bagi mereka. Awalnya mereka tidak peduli dengan kerumunan itu, tapi mata salah satu gadis itu tidak sengaja melihat Raya sehingga ia menghentikan langkahnya dan menarik tangan temannya untuk ikut berhenti bersamanya.
" Mel," Meli menoleh kearah temannya saat temannya memanggil namanya.
" Lo liat deh perempuan yang di kerumunin cogan-cogan itu. Kok gue ngerasa kenal sama tuh cewek, wajahnya tuh gak asing buat gue."
Yang di panggil Meli pun mengikuti Arah pandang temannya itu. Dagunya manggut-manggut seolah dia mengerti sesuatu " Iya Han lo bener, Perasaan gue juga kenal sama muka tuh cewek."
" Perasaan gue pernah liat tuh cewek tapi dimana ya?" Yang bernama Hana mengetuk ngetukkan jari pada dagunya. Begitupun dengan yang bernama Meli diapun ikut berfikir persis seperti Hana.
" SI TOMBOY!!!" Pekik mereka bersamaan. Mereka menautkan antar jemari mereka, dan saking bahagianya mereka lompat lompat tak jelas sehingga mereka menjadi pusat perhatian sesaat.
" RAYAAAAAAA"
Raya menoleh saat namanya di panggil seseorang. Begitupun dengan Ayah dan kakak kakaknya, merekapun ikut menoleh ke asal suara. Bibir Raya tertarik keatas mengukir sebuah senyuman yang merekah di bibir ranumnya. Kedua tangannya ia rentangkan saat melihat dua mahluk manusia yang tak asing berlari kearahnya.
" Raya gue kangen sama Lo!" Ucap Meli yang berada di pelukan Raya.
" Gue juga Ray. Gue kangen pake banget pokoknya!" Timpal Hana.
" Gue juga kangen sama lo berdua. Apa lagi suara lo Mel, disana hidup gue sepi tanpa teriakan lo! Apa lagi Lo Han, Gue kangen sama ke kepoan dan kekonyolan kalian berdua. Pokoknya gue kangen sahabat sahabat gue yang gokil ini." Tutur Raya. Mereka semakin mengeratkan pelukan mereka, mengabaikan orang orang yang berada di sekitar mereka.
Raya yang memang kurang sehat wajahnya kembali pucat saat Pelukan Hana dan Meli terlalu erat dan sedikit membuatnya kesusahan untuk bernafas. Rei dan Randi yang melihat itu segera melepaskan pelukan Hana dan Meli dari Adiknya.
" Ihhhh Apaan sih main tarik tarik aja orang masih kangen juga." Ketus Meli tak suka pada tindakan Rei dan Randi.
" Tau! Gak ngertiin kita banget sih, Kita kan kangen sama Raya." Timpal Hana membenarkan perkataan Meli.
" Tapi kalian meluknya kekencangan, bisa-bisa Cia sesak nafas kalo kalian meluknya Erat kaya tadi." Ucap Rei memberi penjelasan.
" Udah kak, orang Aya baik baik aja kok, Mereka itu temen Aya. Jadi mereka gak bakalan ngelakuin yang enggak enggak sama Aya."
" Iya kami tau. Siapa yang lupa sama temen kamu yang bawel Plus cerewet ini?" Tutur Randi.
Hana dan meli melebarkan senyumannya memperlihatkan deretan gigi gigi mereka.
" Wah jadi kak Rei sama kak Randi masih inget kita? Di kira udah lupa sama kita, Kan udah hampir 6 tahun kita gak ketemu." Kata Hana tak percaya.
" Siapa yang bisa lupa sama kalian? Orang tiap malam kalian Video Callan Sama Cia."
Hana dan Meli menoleh ke asal suara dan pemilik suara itu adalah Ayah Raya. Mereka berdua cengengesan menyadari kesalahan mereka kalau sedari tadi mereka berdua mengabaikan Ayahnya Raya.
" Eh Om Liam. Gimana kabarnya Om?" Tanya Meli dan Hana bersamaan.
" Alhamdulillah seperti yang kalian lihat Om baik-baik saja," Balasnya " Yaudah kalian masuk kelas gih bentar lagi kalian masuk. Dan ingat belajar yang bener dan jangan main main." lanjutnya.
Meli dan Hana mengangguk " Iya Om."
" Cia Ayah kekantor dulu, kalau ada apa-apa langsung telpon Ayah." Ucap sang Ayah lalu mencium kening putrinya setelah itu mengacak rambut Aya gemas.
" Iya Ayah. Ayah di jalan juga hati hati ya, Jangan ngebut ngebut. Ayah jangan lupa makan juga jangan terlalu fokus sama kerjaan." Ucap Raya tersenyum manis sedangkan sang Ayah hanya mengangguk saja.
" Sugar, Kamu gak boleh makan makanan sembarangan dan jangan makan makanan yang pedas dan berminyak. Perbanyak minum Air mineral agar tubuhmu tidak kekurangan Cairan" kini giliran Randi yang menasihati adiknya. Bagi Raya perkataan Randi sudah ia hafal di luar kepalanya. Randi mengacak Rambut adiknya tak lupa Kecupan Di kening menjadi rutinitas setiap pagi mereka sebelum berpisah.
" Iya Pak Dokter," Sahut Raya di sertai kekehan kecil darinya.
" Amour, Ingat pesan kakak. Jangan mudah percaya sama orang lain dan jangan bergaul dengan orang yang tidak di kenal. Satu lagi belajar yang benar dan jangan deket deket dengan Pria yang belum kamu tahu asal usulnya. jika kamu kelelahan lebih baik kamu pulang dan istirahat di rumah, kalau gak kamu bisa langsung telpon kakak. Dan kalo kamu butuh sesuatu katakan saja sama kakak. Oke?"
Raya memutar matanya jengah. Baginya di antara Ayahnya, Rei dan Randi. Kakak tertuanya lah yang sangat Posesif terhadapnya. Lihat! Bagaimana Raya mau punya teman banyak sedangkan Raya saja tidak boleh bergaul dengan orang yang belum tau asal usulnya! Dan bagaimana tau asal usulnya jika kakaknya tidak mengijinkan Raya untuk berinteraksi dengan orang yang baru di kenalnya. Dasar Rei! Bagi Raya hanya dia yang sangat menyebalkan tapi Raya menyayangi kakaknya itu.
" Iya iya, Aku sudah paham maksud dari perkataan kalian." sahut Raya " Jadi, apa boleh aku masuk sekarang?"
" Tentu. Kalau begitu kakak pergi kekantor dulu ya. Hana, Meli kalau begitu kami pergi dulu, dan kalian juga jangan ngelakuin hal yang aneh aneh oke? Belajar yang rajin biar menjadi kebanggan keluarga."
Hana dan Meli mengangguk di sertai senyuman yang terlontar dari wajah mereka. Rei mencium kening Adiknya itu tak lupa mengacak rambut Raya dengan gemas. Untung saja Rambut Raya mudah di tata. Kalau tidak? Mungkin rambutnya sudah seperti sarang burung yang berantakan karena ulah Ayah dan kakak kakanya itu.
" Hati Hati." Raya melambaikan tangannya pada Ayah dan kakak kakaknya. Mereka sudah keluar dari area parkiran dan sekarang tinggal lah Raya dan sahabat lamanya. Hari ini awal baru bagi Raya di kampus barunya, walaupun ia mengantuk dan lelah tapi setelah melihat kedua sahabatnya Rasa itu hilang seketika. Rasnya kini dia lebih semangat seperti biasanya karena kehadiran Dua sahabatnya.