Entah apa yang membuat pernikahan yang baru berjalan tiga tahun hancur berantakan.Kakak kandungku yang menumpang sementara waktu dirumahku karna paska bercerai dengan suaminya,tega bermain api dengan ipar sendiri dibelakangku.
"Tega kalian..."ujarku.
"Maafin mas wan.Mas khilaf wanda."ujar irwan suamiku.
"Apa kurangku selama ini hah,dan kamu Ina sudah aku tampung malah jadi duri dalam pernikahan ku."ujar wanda menunjuk sang kakak yang bernama Ina.
Ina tidak menjawab sepatah katapun,dia hanya diam tertunduk mendengar apa yang adiknya ucapkan.
Kakak yang seharusnya mengayomi adiknya,ternyata menjadi duri dalam rumah tanggaku.Harusnyan dia bisa mengambil hikmah dari kegagalan rumah tangganya,ini malah menghancurkan rumah tangga adik kandungnya sendiri.
Entah mau dibawa kemana pernikahan antar irwan dan wanda selanjutnya?Apakah mereka mampu merajut kembali benang yang terlanjur kusut atau menyerah pada keadaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Wanda menyeka air matanya yang tidak berhenti mengalir membasahi pipi mulusnya dengan menggunakan kedua tanganya yang terus gemetaran.
Ternyata Wanda tidak sekuat itu untuk berbicara secara langsung dengan kedua penghianat itu dan lebih memilih menjauh meredam gejolak hati yang memanas. Melihat penghianatan dua orang terdekat secara langsung bukan sesuatu yang mudah dilewati.
"Apa salahku, mas, kak hiks...hiks...kenapa kalian melakukan Ini pada diriku? Kenapa kalian tega berbuat begini?" Isak Wanda tertahan.
hiks....
hiks....
hu hu.....
Tangis Wanda pecah saat telah keluar dari rumahnya. Dadanya begitu sesak serasa dihimpit ribuan batu yang besar - besar, ketika mengingat saat dimana irwan suaminya dan Ina kakaknya sendiri bermain dibelakangnya.
Terima kasih ya Allah, terimakasih sudah membuka mataku lebar - lebar bahwa mereka sudah membohongi aku selama ini.Berbuat dosa dirumahku sendiri, yang lebih perih lagi mereka melakukan di ranjang yang selama ini menjadi pelabuhan melepaskan lelah dan berbagi bahagia dengan Irwan suaminya.
Rasa sakit ini begitu menyiksa, luka yang mereka torehkan begitu dalam. Luka tapi tidak berdarah.Tapi Wanda tetap bersyukur bisa mengetahui kebohongan mereka berdua terbongkar dengan cepat.
Wanda menyemangati dirinya sendiri, it's ok, life must go on. Jangan terlalu jatuh terlalu dalam, bangkit, masa depanmu masih panjang. Jangan kau buang air matamu untuk mereka, air matamu terlalu berharga untuk menangisi kedua manusia durjana tersebut.
Wanda menarik nafas dalam - dalam dan menghembuskan kembali, dia melakukan beberapa kali hingga ia merasa jauh lebih tenang.
Tidak boleh cengeng, aku harus kuat menghadapinya. Akan aku hancurkan kalian berdua, akan aku buat kau miskin sama seperti saat pertama kali kedatanganmu.
Lihat saja nanti, aku akan membuat kalian merasakan apa yang aku rasakan. Marah, benci, kecewa dan jijik. Akan ku buat kalian merasakan apa yang aku rasakan saat ini. Mengkhiantiku aku adalah hal yang paling bodoh kalian lakukan.
****
Irwan ingin beranjak dari ranjang saat tangan mungil wanita menghentikan gerakannya.
"Mau kemana, sayang?" suara lembut yang terdengar indah ditelingganya membuat ia tersenyum lembut.
"Aku harus pulang, sayang. Ini udah hampir malam. Aku tidak mau dia curiga nantinya. Wanda pasti sudah menunggu ku di rumah." Irwan mencium kening selingkuhannya.
Wanita itu adalah Ina, kakak Wanda istri Irwan. Hari ini ijin sama adiknya Wanda mau menginap dirumah temanya.
Ina merengut mempererat pelukannya pada pria tersebut.
"Besok pagi aku kesini lagi, aku akan ijin cuti seharian dari kantor." bujuk irwan pada wanitanya.
"His...nyebelin tau." bibirnya mengerucut tanda kesel.
"Jangan gitu, sayang. Nanti cantiknya ilang." goda Irwan.
Irwan bergegas membersihkan diri dikamar mandi yang tersedia dikamar hotel yang disewanya. Lalu merapikan barang - barangnya.
"Jangan merajuk,sayang. Kamu mau kita ketahuan sekarang?" ancam Irwan.
"Iya...iya , tapi janji besok seharian kamu temani aku disini." akhirnya ia terpaksa merelakan Irwan pulang kerumah meninggalkan dia sendirian.
Irwan tersenyum melihat tingkah laku kekasihnya yang membuatnya gemes. Satu sisi ia sangat mencintai istrinya tapi sisi lain ia tidak tahan akan godaan dari Ina kekasihnya.
Wanda pasti sangat murka jika mengetahui perbuatan mereka dibelakangnya. Irwan tersenyum mengingat pergulatan panasnya tadi.
Ina melepas kepergian kekasihnya. Ada rasa tak rela, kalau boleh egois ingin rasanya ia merebut Irwan dari adiknya. Dia ingin jadi satu - satunya wanita yang berada disampingnya.
gda guna nya juga..sama2 muna juga..saling gengsi...yg perempuan gengsi di gedein