NovelToon NovelToon
PANASNYA CINTA MASS ADI

PANASNYA CINTA MASS ADI

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: ELLIYANA

" kita ngomong pake bahasa kalbu sayang" ucapnya dengan tangan terulur memegang dagu ku, " cup" sekali lagi Adi Putra mencium bibirku.

Biar sekilas aku sudah seperti orang mabok minum tuak tiga jerigen, " kamu nggak bisa menolak sayang" katanya masih menghipnotis.

Aku seperti kembali tersihir, habis-habisan Adi Putra melumat bibirku. Herannya walau tidak mengerti cara membalas aku malah menikmati kelembutannya.

" Hey... son belum waktunya" suara teguran itu membuat Adi Putra berhenti m3nghi$4p bibirku, sedang aku tegang karena malu dan takut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ELLIYANA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#1. Anak nggak jelas

Halo guyss panggil saja namaku Tiara, Aku cuma anak dari seorang ibu tunggal. Saat aku masih bayi berumur dua bulan, Ayah ku pergi merantau ke negri seberang dan tidak pernah pulang sampai sekarang.

Aku hanya hidup bertiga, Aku, ibuku dan nenek ibu dari ayahku. Meski kehidupan kami jauh dari kata sederhana, tapi aku tetap bersyukur karena ibuku masih bisa memenuhi semua keinginan ku. walau aku sendiri tidak tahu dari mana ibuku selalu bisa mendapatkan uang untuk semua kebutuhan ku.

Nih awal cerita ku guys, tapi ini Fersi cerita dari tetangga yang banyak tahu kehidupan kedua orang tua ku dulu.

Di mulai.

Ibu ku namanya Rahma dan ayah ku bernama sumarji yang biasa di panggil Lek Marji, Nenek ku bernama Mbok Mari itu nama yang selalu di panggil nama aslinya baru ku tahu setelah beliau meninggal dan nama asli nenekku Mariam.

Dua tahun pernikahan akhir nya Ayah dan ibuku di kasih rejeki besar, yaitu Aku rejeki terbesar mereka. Setelah sekian waktu menunggu akhirnya dari hasil perjuangan siang malam mereka hadirlah aku.

Setelah setahun pernikahan mereka, sempat ada gunjingan tentang Ibuku yang di katai mandul sebab tidak kunjung hamil namun dari semua tuduhan yang menyedihkan itu akhirnya Ibuku dan ayahku bisa bernafas lega karena di tahun kedua pernikahan mereka aku hadir di perut ibu sungguh kebahagiaan yang hadir di tengah mereka.

Kalian tahu sebelum ibuku di nyatakan hamil, para tetangga yang mulutnya lemes dan julid langsung mingkem begitu dengar kabar kalau Ibuku mengandung, Meski kadang sakit mendengar ejekan atau hinaan yang mengatai Ibuku mandul tapi Ayah dan ibuku tetap santai mengabaikan semua kasak kusuk tetangga yang mereka anggap nggak penting.

Pas di usia ku baru dua bulan terlahir ke dunia, Ayah minta ijin pergi merantau. Beban kehidupan yang semakin tinggi serta kehadiran ku yang memang butuh biaya akhir nya Ayah memutuskan untuk pergi merantau.

" Mah....Mas pergi ikut si Dion ya?" pinta Ayah ku meminta ijin pada ibuku.

" Memang mas tega ninggalin aku sama Tiara!? Jawab Ibuku yang mulai terisak.

" Ya nggak gitu konsepnya Mah..."

" Trus bagaimana konsep yang Mas maksud!?"

Sejenak Ayahku terdiam, memang bukan perkara yang mudah bagi Ibuku memberi ijin, tapi kalau tetap di tempat bekerja sebagai kuli bakal masa depan apa yang bisa Dia berikan untuk aku dan ibuku.

" Mas mau kerja Mah, Mas janji tidak akan macam macam. Mas sangat menyayangi kalian berdua" ucap Ayahku berusaha meyakinkan.

" Halahhh...itu katamu Mas karena belum pergi, coba kalau udah sampai di tempat dan ketemu yang lebih dari aku pasti kamu langsung lupa sama aku juga Tiara" jawaban sepontan dari ibuku yang nggak tanggung tanggung menunjukkan kecemburuan.

Pasal minta ijin berujung ribut sampai ibuku merajuk karena nggak rela jauh dari ayahku.

Alhasil perdebatan minta ijin itu baru kelar setelah tiga hari, atas bujukan dan nasehat dari nenek yang merupakan salah satu orang tua dari ayahku akhirnya ibu ijin Ayah ku pergi mesti dalam hati tidak iklas sama sekali.

" Yaudah Mas... berangkat lah " ucap Ibuku sambil menahan rasa sesak dan airmata yang hampir tumpah dari pelupuk matanya.

" Terimakasih Mah.... percaya lah Mas pergi buat kalian" ucap Ayah ku meyakinkan Ibuku kemudian meluk aku dan ibu.

Pagi setelah sarapan akhirnya Ayahku benar benar pamit pergi, Berbekal ransel lusuh Ayah pamit meski nggak tega melihat linangan air mata Ibuku. Ayahku tetap bertekad pergi karena demi Aku dan ibuku juga nenekku yang mulai sakit sakitan.

" Rahmah, Mas pergi jaga anak kita" ucap nya berpesan sebelum mengecup lama kening Ibuku.

Kemudian Ayahku beralih pamit pada nenekku, " Bu..Mar...titip Rahmah juga Tiara" ucap nya menyalami tangan Nenekku sambil mencium punggung tangan keriput itu dengan takjim.

" Pergilah Nak, Doa ibu selalu untuk kamu" kata Nenekku melepas kepergian Ayahku sambil mengusap lelehan bening yang jatuh di pipi yang keriput dan tirus.

Ayahku melangkah pergi tanpa menoleh lagi kebelakang, Setelah ayahku benar benar hilang dari pandangan tiba-tiba ibuku jatuh pingsan ya mungkin karena sedih yang di rasakan ibuku akibat di tinggal suaminya pergi.

Singkat cerita, Setelah kepergian Ayahku. Ibu bekerja keras, karena tuntutan tubuh yang belum benar-benar sehat pasca melahirkan aku terpaksa berpacu karena tidak ada uang belanja yang di tinggal kan ayah.

Bisa di katakan Ibu bekerja serabutan, yang penting dapat duit kerja apapun ibu mau demi kebutuhan Aku. Sampai jadi buruh cuci, kesawah bantu orang nanam padi juga ibu lakukan yang penting aku tidak kekurangan itu yang ada di pikiran nya.

Hari ke hari aku semakin besar, akibat gizi yang baik aku cepat besar malah tinggi badan ku ngalahin tinggi badan kedua orang tua ku.

Entahlah aku heran, kenapa mulut usil itu seolah-olah jadi pengamat kehidupan orang lain. Dari mulai ibu dan ayahku menikah sampe aku besar ada aja salahnya, ada yang bilang aku bukan benih ayah pokoknya ada aja salahnya dan itu bikin aku sakit hati.

Sampai suatu hari pas aku sudah sekolah di sekolah menengah, Aku berantem sama anak tetangga yang seumuran ku juga. Mulut nya sama kayak mulut emaknya sering ngatai aku anak nggak jelas dan anaknya juga ikut ngata ngatain aku seenak jidat.

Aku emosi karena bahasa anak nggak jelas itu terlalu menyakitkan di telinga ku, apa yang salah cobak wajahku perpaduan antara ayah dan ibu kalau masalah tinggi itu pasti karena suport gizi yang baik bener tidak dan satu lagi orang tua ku menikah resmi.

Darimana cobak bisa mereka ngatain aku anak nggak jelas, kalau Ibuku itu bukan perempuan baik baik mungkin aku nggak kesel bisa jadi aku sedikit bisa membenarkan ucapan mereka tapi ini nyata nyata orang tua ku nikah sah kok malah aku di bilang anak nggak jelas.

Karena sedih dan sakit hati aku nggak mikir panjang, sengaja aku lempar pake batu kepala anak tetangga itu sampe bocor kepalanya mengeluarkan darah yang lumayan banyak, Aku sendiri sampe merinding melihat nya.

Abis kejadian itu, anak tetangga ku di obati di UKS sedang aku terpaksa terima hukuman harus berdiri hormat bendera dari mulai jam kedua sampe pulang, kaki ku rasanya mau copot karena habis dapat hukuman pulang pun aku terpaksa jalan kaki karena ban sepeda ku sengaja di bocorin sama tuh anak tetangga yang aku lempar batu tadi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!